LB Moerdani, Jenderal Kesayangan yang Berani Mengusik Kekuasaan Soeharto
Jum'at, 26 November 2021 - 06:09 WIB
Setelah Soeharto lengser, dia sempat menjenguk Benny yang sedang tergolek sakit. Soeharto berkata dalam bahasa Jawa, "Kowe pancen sing bener, Ben. Nek aku manut nasihatmu, ora koyok ngene." (Kamu yang bener Ben. Kalau saja saya ikuti nasihatmu, mungkin keadaannya tidak seperti ini).
Terbaring lemah, Benny hanya bisa menangis merespons pernyataan Soeharto. Kalimat itu konon diulangi Soeharto ketika berada di depan jenazah Benny.
Sampai akhir hayatnya, Benny tidak pernah memikirkan ambisi pribadinya. Ketika ada kesempatan naik, Benny justru mengangkat nama rekannya di TNI, Try Sutrisno menjadi Wapres. Ketika orang lain sibuk mengejar jabatan dan kekuasan, Benny Moerdani justru sebaliknya.
Dia tidak lupa dengan masa depan bangsa. Warisan kepedulian Benny tersebut sekarang siap-siap dipetik dan akan terus berbuah sepanjang waktu, yaitu lewat pendidian SMA Taruna Nusantara. Warisan mahal yang lahir dari keberanian dan nyali seorang prajurit sejati.
Terbaring lemah, Benny hanya bisa menangis merespons pernyataan Soeharto. Kalimat itu konon diulangi Soeharto ketika berada di depan jenazah Benny.
Sampai akhir hayatnya, Benny tidak pernah memikirkan ambisi pribadinya. Ketika ada kesempatan naik, Benny justru mengangkat nama rekannya di TNI, Try Sutrisno menjadi Wapres. Ketika orang lain sibuk mengejar jabatan dan kekuasan, Benny Moerdani justru sebaliknya.
Dia tidak lupa dengan masa depan bangsa. Warisan kepedulian Benny tersebut sekarang siap-siap dipetik dan akan terus berbuah sepanjang waktu, yaitu lewat pendidian SMA Taruna Nusantara. Warisan mahal yang lahir dari keberanian dan nyali seorang prajurit sejati.
(kri)
tulis komentar anda