New Normal Jadi Peluang Dunia Konstruksi di Revolusi Industri 5.0
Jum'at, 05 Juni 2020 - 19:25 WIB
Lalu, sambung Lukman, pelibatan tenaga kerja tidak langsung dengan pengembangan precast yang diproduksi oleh UMKM binaan BUMN kekaryaan maupun Kementerian PUPR. Pelibatan dan serapan tenaga kerja tidak hanya pada pekerjaan utama konstruksinya tetapi pada industri penunjangnya.
“Jadi kita dorong BUMN kekaryaan dan Kementerian PUPR ini mendesain produk-produk precest yang mampu diproduksi oleh UMKM seperti mur-baut, produk furnitur pendukung, pagar jalan tol, rambu-rambu, serta industri pendukung konstruksi lainnya serta melakukan binaan terhadap Industri Kecil/Industri rumah tangga dan UMKM tersebut,” usulnya.
Sementara, kata Lukman, untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi yang melibatkan banyak orang seperti padat karya hendaknya dilakukan re-engineering dengan mempertimbangkan tetap menjaga social distancing dan physical distancing dengan memperbanyak titik-titik satuan kerja di mana, masing-masing hanya terdiri dari sedikit orang yang memungkinkan untuk tetap menjaga jarak. ( ).
“Secara umum dunia konstruksi perlu melakukan reenginering terhadap manajemen konstruksi seperti selama ini. Ia harus menyesuaikan dan mentransformasikan diri dengan kondisi New Normal. Dukungan teknologi 4.0 mutlak diperlukan untuk misi penyelesaian pekerjaan secara efektif, efisien dan tepat waktu dan mencapai hasil yang maksimal. Dengan begitu, kita benar-benar akan masuk di era society 5.0 dengan memanfaatkan momentum New Normal ini,” pungkasnya.
“Jadi kita dorong BUMN kekaryaan dan Kementerian PUPR ini mendesain produk-produk precest yang mampu diproduksi oleh UMKM seperti mur-baut, produk furnitur pendukung, pagar jalan tol, rambu-rambu, serta industri pendukung konstruksi lainnya serta melakukan binaan terhadap Industri Kecil/Industri rumah tangga dan UMKM tersebut,” usulnya.
Sementara, kata Lukman, untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi yang melibatkan banyak orang seperti padat karya hendaknya dilakukan re-engineering dengan mempertimbangkan tetap menjaga social distancing dan physical distancing dengan memperbanyak titik-titik satuan kerja di mana, masing-masing hanya terdiri dari sedikit orang yang memungkinkan untuk tetap menjaga jarak. ( ).
“Secara umum dunia konstruksi perlu melakukan reenginering terhadap manajemen konstruksi seperti selama ini. Ia harus menyesuaikan dan mentransformasikan diri dengan kondisi New Normal. Dukungan teknologi 4.0 mutlak diperlukan untuk misi penyelesaian pekerjaan secara efektif, efisien dan tepat waktu dan mencapai hasil yang maksimal. Dengan begitu, kita benar-benar akan masuk di era society 5.0 dengan memanfaatkan momentum New Normal ini,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda