Pergeseran Libur Maulid Diprotes MUI, DPR Sebut Bisa Diperingati Kapan Saja
Selasa, 12 Oktober 2021 - 19:52 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq angkat bicara ihwal protes Majelis Ulama Indonesia (MUI) soal keputusan pemerintah untuk menggeser hari libur peringatan Maulid Nabi SAW . Menurutnya, peringatan tersebut bisa diperingati kapan saja.
"Maulid Nabi itu artinya perayaan Rasulullah SAW. Rasul memang dilahirkan tanggal 12 robiul awal, tapi peringatannya bisa kita peringati kapan saja," ujar Maman saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (12/10/2021).
Bahkan, kata dia, di beberapa tempat juga seringkali peringatan kelahiran Rasulullah lewat pembacaan kitab-kitab sejarah Rasul. Sehingga, hal ini bisa dilakukan tanpa batasan waktu.
"Oleh sebab itu saya berharap bahwa pergeseran ini tidak menimbulkan persepsi yang salah dari masyarakat. Kita harus husnuzon, berbaik sangka bahwa ini demi kebaikan kita semuanya," jelasnya.
Di samping itu, Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyebut keputusan menggeserkan hari libur Maulid Nabi itu adalah keputusan yang lebih mengarah kepada keselamatan jiwa di tengah bangsa masih menghadapi Covid-19.
"Jadi saya mendukung upaya pemerintah untuk terus mengedepankan keselamatan jiwa masyarakat dan kita pun harus diingatkan bahwa pandemi ini belum berakhir, kita harus tetap disiplin dengan prokes, kita pun harus tetap bersinergi untuk menghadapi Covid-19 ini," tutur dia.
Selain itu, Maman berharap peringatan Maulid Nabi itu tidak terjebak kepada seremonial normatif tapi lebih bersifat hal yang substansional. Bagaimana umat bisa meneladani ajaran Rasulullah SAW, misalnya dengan berbagi kepada orang-orang yang terdampak Covid-19.
"Sekali lagi, Maulid Nabi bukan hanya seremonial lebih dari itu kita tunjukkan spirit gotong royong kita, rasa kepedulian kita mengikuti apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW," pungkasnya.
"Maulid Nabi itu artinya perayaan Rasulullah SAW. Rasul memang dilahirkan tanggal 12 robiul awal, tapi peringatannya bisa kita peringati kapan saja," ujar Maman saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (12/10/2021).
Bahkan, kata dia, di beberapa tempat juga seringkali peringatan kelahiran Rasulullah lewat pembacaan kitab-kitab sejarah Rasul. Sehingga, hal ini bisa dilakukan tanpa batasan waktu.
"Oleh sebab itu saya berharap bahwa pergeseran ini tidak menimbulkan persepsi yang salah dari masyarakat. Kita harus husnuzon, berbaik sangka bahwa ini demi kebaikan kita semuanya," jelasnya.
Di samping itu, Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyebut keputusan menggeserkan hari libur Maulid Nabi itu adalah keputusan yang lebih mengarah kepada keselamatan jiwa di tengah bangsa masih menghadapi Covid-19.
"Jadi saya mendukung upaya pemerintah untuk terus mengedepankan keselamatan jiwa masyarakat dan kita pun harus diingatkan bahwa pandemi ini belum berakhir, kita harus tetap disiplin dengan prokes, kita pun harus tetap bersinergi untuk menghadapi Covid-19 ini," tutur dia.
Selain itu, Maman berharap peringatan Maulid Nabi itu tidak terjebak kepada seremonial normatif tapi lebih bersifat hal yang substansional. Bagaimana umat bisa meneladani ajaran Rasulullah SAW, misalnya dengan berbagi kepada orang-orang yang terdampak Covid-19.
"Sekali lagi, Maulid Nabi bukan hanya seremonial lebih dari itu kita tunjukkan spirit gotong royong kita, rasa kepedulian kita mengikuti apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW," pungkasnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda