10 Pahlawan Revolusi Korban Kekejaman G30S/PKI

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 05:40 WIB
Foto:wikimedia.org

Pria kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918 ini mengetahui rencana-rencana PKI yang ingin membentuk angkatan kelima. Dia juga termasuk yang dibuang ke Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965. Semasa hidupnya, dia pernah dikirim ke Jepang untuk memperdalam ilmu intelijen pada Kenpei Kasya Butai. Setelah Proklamasi Kemerdekaan ia mengabdi kepada Indonesia untuk memperkuat militer Tanah Air.

6.Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo



Foto:wikimedia.org

Dia juga termasuk yang dibunuh dan dibuang ke sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965. Pria kelahiran 28 Agustus 1922 di Kebumen, Jawa Tengah itu juga menentang pembentukan angkatan kelima. Jabatan terakhirnya adalah Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat. Dia juga termasuk ikut TKR bagian Kepolisian setelah Proklamasi Kemerdekaan. Dia juga pernah menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto dan Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.

7.Brigjen (Anumerta) Katamso Darmokusumo



Foto: wikimedia.org

Dia meninggal di Kentungan, Yogyakarta, 1 Oktober 1965. Jasadnya ditemukan pada 22 Oktober 1965 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Jabatan terakhirnya adalah Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta. Pria kelahiran 5 Februari 1923 di Sragen, Jawa Tengah ini pernah mengikuti pendidikan militer pada PETA di Bogor di masa pendudukan Jepang. Lalu, Katamso diangkat menjadi Shodanco Peta di Solo. Dia juga pernah dikirim ke Sumatera Barat dan menjadi Komandan Batalion A Komando Operasi 17 Agustus saat menumpas pemberontakan PRRl. Dia juga pernah menjadi Kepala Staf Resimen Team Pertempuran (RIP) II Diponegoro di Bukittinggi.

8.Kapten (Anumerta) Pierre Tendean



Foto: cloudfront.net

Jenazahnya termasuk yang dimasukkan ke dalam sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965. Saat tertangkap oleh kelompok G30S, dia mengaku sebagai A. H. Nasution, sang jenderal yang berhasil melarikan diri. Jabatan terakhirnya adalah Ajudan Menteri Pertahanan dan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal TNI Abdul Harris Nasution. Pria kelahiran 21 Februari 1939 di Jakarta ini pernah menjabat Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan. Dia juga pernah ikut bertugas menyusup ke daerah Malaysia saat sedang berkonfrontasi dengan Malaysia.

9. A.I.P. II (Anumerta) K. S. Tubun



Foto:izbio.id

Pria kelahiran Tual, Maluku Tenggara pada 14 Oktober 1928 ini memiliki nama lengkap Karel Satsuit Tubun. Saat pemberontakan G30S meletus, dia sedang bertugas sebagai pengawal di kediaman Dr. Johannes Leimena yang berdampingan dengan rumah Jenderal A. H. Nasution. Saat itu dia sempat melawan namun akhirnya ditembak dan gugur di kediaman Dr. Johannes Leimena, Jakarta, 1 Oktober 1965. Dia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Semasa hidupnya, dia pernah ditempatkan pada kesatuan Brimob Dinas Kepolisian Negara di Jakarta. Kemudian, tahun 1955 dia dipindahkan ke Medan Sumatera Utara dan dipindahkan ke Sulawesi pada tahun 1958.

10.Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono



Foto: wikimedia.org

Pangkat terakhirnya adalah Deputi III Menteri/Panglima AD Bidang Perencanaan dan Pembinaan. Ada 16 orang pasukan yang ditugaskan untuk menculiknya. Pasukan itu berhasil memasuki rumah dan mendobrak secara paksa pintu kamar tidur Haryono sambil melepaskan tembakan. Haryono tewas dengan beberapa peluru melukai tubuhnya. Jenazahnya kemudian dimasukkan ke dalam sumur tua di Lubang Buaya bersama mayat perwira-perwira lainnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More