10 Pahlawan Revolusi Korban Kekejaman G30S/PKI
Jum'at, 01 Oktober 2021 - 05:40 WIB
Foto: wikimedia.org
Jasad Suprapto ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta. Pria kelahiran Purwokerto pada 20 Juni 1920 itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan. Semasa hidupnya, dia pernah ikut pendidikan di Akademi Militer Kerajaan Bandung. Karena pendaratan Jepang di Indonesia, pendidikannya itu harus terhenti. Dia tercatat aktif dalam usaha merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap pada awal kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya, dia memasuki Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Purwokerto dan menjadi ajudan Panglima Besar Sudirman dalam pertempuran di Ambarawa. Suprapto juga tercatat menolak ketika PKI mengajukan pembentukan angkatan perang kelima.
3. Mayjen (Anumerta) D. I. Panjaitan
Foto: wikimedia.org
Pria kelahiran 9 Juni 1925 di Balige, Tapanuli, Sumatera Utara ini memiliki nama lengkap Donald Isaac Panjaitan. Kariernya di militer cemerlang. Dia pernah memasuki pendidikan militer Gyugun di masa pendudukan Jepang. Dia kemudian ditempatkan di Pekanbaru, Riau hingga proklamasi kemerdekaan. Dia pun ikut membentuk Tentara Keamanan Rakyat setelah Indonesia merdeka. Jabatan terakhirnya adalah Asisten IV Menteri/Panglima AD Bidang Logistik.
4.Kolonel (Anumerta) Sugiyono Mangunwiyoto
Foto:biografipahlawan.com
Dia tewas di Kentungan, Yogyakarta, 1 Oktober 1965. Sugiyono yang baru saja kembali dari Pekalongan ditangkap di Markas Korem 072 yang telah dikuasai gerombolan PKI pada 1 Oktober 1965. Jenazahnya ditemukan pada 22 Oktober 1965 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Pria kelahiran 12 Agustus 1926 di Desa Gendaran, daerah Gunung Kidul, Yogyakarta ini pernah mendapat pendidikan militer pada Pembela Tanah Air (PETA) pada masa pendudukan Jepang. Dia juga pernah diangkat menjadi Budanco di Wonosari. Sugiyono juga mengikuti beberapa penumpasan pemberontakan di Tanah Air.
Jasad Suprapto ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta. Pria kelahiran Purwokerto pada 20 Juni 1920 itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan. Semasa hidupnya, dia pernah ikut pendidikan di Akademi Militer Kerajaan Bandung. Karena pendaratan Jepang di Indonesia, pendidikannya itu harus terhenti. Dia tercatat aktif dalam usaha merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap pada awal kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya, dia memasuki Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Purwokerto dan menjadi ajudan Panglima Besar Sudirman dalam pertempuran di Ambarawa. Suprapto juga tercatat menolak ketika PKI mengajukan pembentukan angkatan perang kelima.
3. Mayjen (Anumerta) D. I. Panjaitan
Foto: wikimedia.org
Pria kelahiran 9 Juni 1925 di Balige, Tapanuli, Sumatera Utara ini memiliki nama lengkap Donald Isaac Panjaitan. Kariernya di militer cemerlang. Dia pernah memasuki pendidikan militer Gyugun di masa pendudukan Jepang. Dia kemudian ditempatkan di Pekanbaru, Riau hingga proklamasi kemerdekaan. Dia pun ikut membentuk Tentara Keamanan Rakyat setelah Indonesia merdeka. Jabatan terakhirnya adalah Asisten IV Menteri/Panglima AD Bidang Logistik.
4.Kolonel (Anumerta) Sugiyono Mangunwiyoto
Foto:biografipahlawan.com
Dia tewas di Kentungan, Yogyakarta, 1 Oktober 1965. Sugiyono yang baru saja kembali dari Pekalongan ditangkap di Markas Korem 072 yang telah dikuasai gerombolan PKI pada 1 Oktober 1965. Jenazahnya ditemukan pada 22 Oktober 1965 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Pria kelahiran 12 Agustus 1926 di Desa Gendaran, daerah Gunung Kidul, Yogyakarta ini pernah mendapat pendidikan militer pada Pembela Tanah Air (PETA) pada masa pendudukan Jepang. Dia juga pernah diangkat menjadi Budanco di Wonosari. Sugiyono juga mengikuti beberapa penumpasan pemberontakan di Tanah Air.
Lihat Juga :
tulis komentar anda