Mundur dari Jabatan Stafsus Presiden, Ini Rekam Jejak Belva Devara
Selasa, 21 April 2020 - 21:44 WIB
JAKARTA - Karier cemerlang Adamas Belva Syah Devara di dunia perusahaan rintisan, terpukul oleh beberapa kontroversi kala menjabat staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia pun mundur setelah mendapatkan tekanan publik pada Selasa (21/04/2020).
Belva mungkin tak akan menyangka berada di lingkaran Istana membuatnya selalu dalam sorotan tajam. Ekspektasi publik sangat tinggi pada keberadaan stafsus 'milenial'.
Apalagi, pria kelahiran 1990 itu dianggap memiliki visi masa depan yang bagus karena sebelumnya bisa membangun Ruangguru, perusahaan rintisan yang menyediakan jasa belajar secara daring.
(Baca juga: Belva Mundur dari Jabatan Stafsus Presiden, Bhima: Tantangan Debat Berakhir)
Namun, kehadiran Belva justru menuai beberapa kontroversi. Yang paling menjadi sorotan adalah penunjukan ruang guru sebagai mitra penyedia pelatihan daring untuk kartu prakerja. Banyak pihak ini ada konflik kepentingan dan tidak elok Ruangguru menggarap proyek dengan total nilai Rp5,6 triliun.
"Saya tidak ikut dalam pengambilan keputusan apapun di program prakerja, termasuk besaran anggarannya maupun mekanisme teknisnya. Semua dilakukan independen oleh Kemenko Perekonomian dan Manajemen Pelaksana," belanya dalam cuitan pada 15 April lalu.
Pembelaan itu tidak menyurut kritikan publik terhadap dirinya. Bahkan, ada suara-suara yang memintanya mundur dari ring-1 istana. Aktivitas antikorupsi Feri Amsari mengatakan konflik kepentingan itu tidak melihat seberapa besar status.
"Yang dilihat itu relasinya. Mau tidak mau, dalam relasi itu ada patut diduga terjadi koneksi langsung atau tidak dengan pengusaha dan orang yang akan mendapatkan keuntungan," ujarnya
Ini bukan pertama kali Belva mendapatkan kritikan pedasan. Pada akhir Maret lalu, netizen ramai mengkritik pernyataannya di konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Pada poster di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu tertulis quote dari Belva: Bukan waktunya saling menjatuhkan atau saling membully, ayo bertanya pada diri sendiri apa yang bisa saya lakukan untuk negeri. Menyalakan lilin lebih baik daripada menyalahkan kegelapan.
Dalam sekejap, banyak orang menyebut tugas dan peran yang dipertunjukannya di BNPB lebih mirip motivator dibandingkan stafsus presiden. Belva pun segera mengklarifikasi lewat akun twitter-nya. "Konferensi pers tersebut tidak untuk membicarakan policy/teknis, tapi memang murni sebagai fungsi edukasi kepada masyarakat," cuitnya.
Belva mungkin tak akan menyangka berada di lingkaran Istana membuatnya selalu dalam sorotan tajam. Ekspektasi publik sangat tinggi pada keberadaan stafsus 'milenial'.
Apalagi, pria kelahiran 1990 itu dianggap memiliki visi masa depan yang bagus karena sebelumnya bisa membangun Ruangguru, perusahaan rintisan yang menyediakan jasa belajar secara daring.
(Baca juga: Belva Mundur dari Jabatan Stafsus Presiden, Bhima: Tantangan Debat Berakhir)
Namun, kehadiran Belva justru menuai beberapa kontroversi. Yang paling menjadi sorotan adalah penunjukan ruang guru sebagai mitra penyedia pelatihan daring untuk kartu prakerja. Banyak pihak ini ada konflik kepentingan dan tidak elok Ruangguru menggarap proyek dengan total nilai Rp5,6 triliun.
"Saya tidak ikut dalam pengambilan keputusan apapun di program prakerja, termasuk besaran anggarannya maupun mekanisme teknisnya. Semua dilakukan independen oleh Kemenko Perekonomian dan Manajemen Pelaksana," belanya dalam cuitan pada 15 April lalu.
Pembelaan itu tidak menyurut kritikan publik terhadap dirinya. Bahkan, ada suara-suara yang memintanya mundur dari ring-1 istana. Aktivitas antikorupsi Feri Amsari mengatakan konflik kepentingan itu tidak melihat seberapa besar status.
"Yang dilihat itu relasinya. Mau tidak mau, dalam relasi itu ada patut diduga terjadi koneksi langsung atau tidak dengan pengusaha dan orang yang akan mendapatkan keuntungan," ujarnya
Ini bukan pertama kali Belva mendapatkan kritikan pedasan. Pada akhir Maret lalu, netizen ramai mengkritik pernyataannya di konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Pada poster di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu tertulis quote dari Belva: Bukan waktunya saling menjatuhkan atau saling membully, ayo bertanya pada diri sendiri apa yang bisa saya lakukan untuk negeri. Menyalakan lilin lebih baik daripada menyalahkan kegelapan.
Dalam sekejap, banyak orang menyebut tugas dan peran yang dipertunjukannya di BNPB lebih mirip motivator dibandingkan stafsus presiden. Belva pun segera mengklarifikasi lewat akun twitter-nya. "Konferensi pers tersebut tidak untuk membicarakan policy/teknis, tapi memang murni sebagai fungsi edukasi kepada masyarakat," cuitnya.
(maf)
tulis komentar anda