Belva Mundur dari Jabatan Stafsus Presiden, Bhima: Tantangan Debat Berakhir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira angkat bicara terkait mundurnya Adamas Belva Syah Devara, dari jabatan Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi).
(Baca juga: Bhima Yudhistira: Seharusnya Belva Devara Terima Tantangan Debat Terbuka)
Bhima mengatakan, mundurnya Belva di tengah polemik keterlibatan perusahaanya, Ruangguru dalam pelatihan online yang merupakan bagian dari program kartu prakerja, harus dijadikan pelajar bagi stafsus milenial dan pejabat lainnya.
"Saya berharap staf khusus milenial lainnya yang memiliki konflik kepentingan antara bisnis dan jabatan publik untuk mengikuti jejak Belva, yakni memilih salah satunya tetap menjadi stafsus atau profesional melanjutkan bisnis startup-nya," kata Bhima, Selasa (21/4/2020).
"Perjalanan karier kawan-kawan millenial masih cukup panjang, dan generasi milenial yang jumlahnya 90 juta orang di Republik ini akan mengawasi setiap langkah kawan-kawan. Maka jagalah amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kalian adalah harapan sekaligus contoh bagi rakyat Indonesia," tegasnya.
(Baca juga: Belva Mundur, Istana Jelaskan soal Polemik Program Kartu Prakerja)
Di sisi lain terkait tantangan debat terbuka, Bhima menjelaksan, tantangan ini secara otomatis gugur bersamaan mundurnya Belva dari jabatan Stafsus Presiden.
"Karena posisi Belva sudah tidak lagi menjadi Staf Khusus, maka berakhirlah undangan debat yang saya ajukan. Saya tidak memiliki masalah dengan Belva secara personal, melainkan hanya ingin mengajak bertukar pandangan terkait posisinya sebagai Staff Khusus Presiden," ucap Bhima.
Lihat Juga: Terima Penghargaan, Angkie Yudistia: Kita Kawal Inklusivitas Demi Kesejahteraan Masyarakat
(Baca juga: Bhima Yudhistira: Seharusnya Belva Devara Terima Tantangan Debat Terbuka)
Bhima mengatakan, mundurnya Belva di tengah polemik keterlibatan perusahaanya, Ruangguru dalam pelatihan online yang merupakan bagian dari program kartu prakerja, harus dijadikan pelajar bagi stafsus milenial dan pejabat lainnya.
"Saya berharap staf khusus milenial lainnya yang memiliki konflik kepentingan antara bisnis dan jabatan publik untuk mengikuti jejak Belva, yakni memilih salah satunya tetap menjadi stafsus atau profesional melanjutkan bisnis startup-nya," kata Bhima, Selasa (21/4/2020).
"Perjalanan karier kawan-kawan millenial masih cukup panjang, dan generasi milenial yang jumlahnya 90 juta orang di Republik ini akan mengawasi setiap langkah kawan-kawan. Maka jagalah amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kalian adalah harapan sekaligus contoh bagi rakyat Indonesia," tegasnya.
(Baca juga: Belva Mundur, Istana Jelaskan soal Polemik Program Kartu Prakerja)
Di sisi lain terkait tantangan debat terbuka, Bhima menjelaksan, tantangan ini secara otomatis gugur bersamaan mundurnya Belva dari jabatan Stafsus Presiden.
"Karena posisi Belva sudah tidak lagi menjadi Staf Khusus, maka berakhirlah undangan debat yang saya ajukan. Saya tidak memiliki masalah dengan Belva secara personal, melainkan hanya ingin mengajak bertukar pandangan terkait posisinya sebagai Staff Khusus Presiden," ucap Bhima.
Lihat Juga: Terima Penghargaan, Angkie Yudistia: Kita Kawal Inklusivitas Demi Kesejahteraan Masyarakat
(maf)