KH Cholil Sebut Orang Intoleran Merasa Pendapatnya Paling Benar
Jum'at, 17 September 2021 - 13:03 WIB
JAKARTA - Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI KH Cholil Nafis mengatakan, seseorang intoleran itu mereka yang memberi label intoleran kepada orang lain, yang merasa keyakinan dan pendapat dirinya saja yang benar.
"Ya. Yang intoleran itu yang memberi cap intoleransi kepada orang lain yang beda nilai dan beda pengetahuan. Merasa keyakinan dirinya dan pendapatnya saja yang benar dan menyalahkan orang orang lain. Itu intoleransi yang saya pahami," demikian cuitan Cholil Nafis, Jumat (17/9/2021).
Sebelumnya pada cuitan tertanggal 16 September 2021, Cholil Nafis mengatakan, hukum musik memang menjadi perbedaan pendapat ulama. Jadi kata Cholil Nafis, orang yang tidak mau mendengarkan musik sah-sah saja, asal jangan memaksa orang lain.
KH Cholil juga menyebutkan yang lebih buruk adalah, orang yang berkomentar pedas kepada para santri yang menutup telinganya. Dan malah orang lain yang panas telinganya.
"Hukum musik memang jadi perbedaan pendapat ulama. Jadi yang tak mau dengerin atau mau dengerin musik ya sah-sah saja, asal jangan maksa yang lain. Yang lebih buruk adalah nyinyir pada santri yang menutup kupingnya dan malah orang lain yang panas kupingnya. Ini yang terpapar radikalisme itu yang nyinyir," cuit Cholil Nafis disertai tanyangan video, Kamis (16/9/2021).
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
"Ya. Yang intoleran itu yang memberi cap intoleransi kepada orang lain yang beda nilai dan beda pengetahuan. Merasa keyakinan dirinya dan pendapatnya saja yang benar dan menyalahkan orang orang lain. Itu intoleransi yang saya pahami," demikian cuitan Cholil Nafis, Jumat (17/9/2021).
Sebelumnya pada cuitan tertanggal 16 September 2021, Cholil Nafis mengatakan, hukum musik memang menjadi perbedaan pendapat ulama. Jadi kata Cholil Nafis, orang yang tidak mau mendengarkan musik sah-sah saja, asal jangan memaksa orang lain.
KH Cholil juga menyebutkan yang lebih buruk adalah, orang yang berkomentar pedas kepada para santri yang menutup telinganya. Dan malah orang lain yang panas telinganya.
"Hukum musik memang jadi perbedaan pendapat ulama. Jadi yang tak mau dengerin atau mau dengerin musik ya sah-sah saja, asal jangan maksa yang lain. Yang lebih buruk adalah nyinyir pada santri yang menutup kupingnya dan malah orang lain yang panas kupingnya. Ini yang terpapar radikalisme itu yang nyinyir," cuit Cholil Nafis disertai tanyangan video, Kamis (16/9/2021).
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
(maf)
tulis komentar anda