Orkestra Keolahragaan Nasional (Renungan Haornas 2021)
Kamis, 09 September 2021 - 15:01 WIB
Layak diapresiasi bahwa pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali dalam berbagai kesempatan telah menjelaskan ke media, bahwa DBON tersebut dirancang untuk memberikan jawaban atas persoalan perbaikan ekosistem dan tata kelola olahraga, terutama ranah olahraga prestasi. DBON merupakan mesin industri (pabrik) untuk memproduksi by design prestasi bertaraf dunia. Pertumbuhan daya saing didesain dengan memperhatikan cabang olahraga potensial yang jika ditangani secara serius akan berpeluang mendulang medali emas di olimpiade-olimpiade mendatang.
Kedua, pada saat bersamaan secara simultan, DBON juga wajib diartikan sebagai rencana besar development trough sport, memberikan ruang yang memadai untuk memintal nilai-nilai kesejahteraan olahraga. Kesejahteraan olahraga menunjuk pada orientasi membangun olahraga dengan cara memunculkan manfaat luas kesehatan, perdamaian, dan kemakmuran melalui olahraga. Indonesia memiliki karakter sebagai ‘Negara Kesejahteraan”, yakni negara yang selalu hadir responsif untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Olahraga di DBON menjadi arti penting sebagai sebuah tombol eksekusi dalam memajukan kecerdasan kehidupan bangsa dan kesejahteraan umum.
Ketiga, DBON menjadi dokumen inti pemantik untuk menjawab “pekerjaan rumah” (PR) permasalahan dasar keolahragaan nasional. Setidaknya dalam rapat terbatas kabinet yang diselenggarakan pada awal Maret 2021, terdapat setidaknya 13 (tiga belas) poin penting hal-hal mendasar yang wajib segera dikerjakan. Penyusunan PR itu merupakan hasil reviewpencermatan lintas kementerian dan lembaga. Beberapa PR yang penting, misalnya adalah persoalan kebugaran jasmani dan partisipasi berolahraga masyarakat yang masih jauh dari angka ideal. Dalam kalkulasi Sport Development Index (SDI), indeksnya masih berada di kisaran 0,3. Masih jauh dari kondisi ideal.
Keempat, DBON memberikan arah agar seluruh komponen bergegas secara simultan melakukan Rencana Aksi Nasional (RAN) baik pilar olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, maupun olahraga prestasi. Program-program aksi dilaksanakan secara sinergis dan harmonis dengan melibatkan stakeholder terkait yang berbasis pada penguatan peran-peran pentahelix secara nyata. Konfigurasi dan penetrasi peran birokrat, menjadi satu sajian sinergis dengan peran otentik yang dimainkan oleh akademisi, pengusaha, komunitas relevan, dan peran-peran media. Setiap helix memainkan peran yang mengontribusi dalam peran terbaiknya. Wajib dihindari situasi di mana setiap helix melakukan hal yang sama, karena yang pasti terjadi adalah kontribusi tumpang-tindih yang tak efektif dan saling meniadakan.
Kelima, titik tumpu evaluasi DBON seyogianya mengacu pada bingkai evaluasi yang menyandarkan sebuah model evaluasi hasil pembangunan olahraga secara komprehensif. Kehadiran New Sport Development Index (New SDI) pada 2021 dapat menjadi pilihan logis yang relevan untuk mengawal tren pertumbuhan dan akselerasi luaran DBON. Tidak salah jika capaian hasil pembinaan dan pengembangan olahraga dievaluasi dengan ukuran target peringkat, jumlah medali, dan mungkin pemecahan rekor. Namun luaran DBON juga menuntut pertanyaan pada capaian pertumbuhan dimensi lain dalam sebuah perspektif harmoni.
SDI bisa mengurai dan menjelaskan capaian hasil pembangunan ke dalam sembilan dimensi. Di samping dimensi performa prestasi, terdapat berbagai dimensi vital lainnya yang merupakan arsiran persinggungan antarpilar olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Memberjalankan “mesin produksi” performa DBON tidak bisa dilakukan dengan cara meniadakan perhatian pada capaian dimensi: SDM olahraga, partisipasi, kebugaran, ruang terbuka olahraga, literasi fisik, perkembangan personal, kesehataan, dan ekonomi, yang semuanya dapat terukur indeks-nya.
Bukankah buah yang lebat dan lezat itu hanya dihasilkan oleh tanaman yang sehat dan kuat mulai akar, batang, dahan, ranting, bahkan daun-daunnya? Bukankah orkestra itu menjadi pertunjukkan yang memukau ketika tidak berubah menjadi “organ tunggal” atau “solo guitar? Memang begitulah gambar besar keolahragaan yang telah dituangkan dalam DBON: laksana sebuah orkestra apik yang akan tampil sangat memukau karena kekuatan sinergi, harmoni, skill, reputasi, dan aneka improvisasi indah. Bukan pertunjukan hiruk-pikuk yang asal keras namun sumbang dan fals. Dirgahayu olahraga nasional.
Kedua, pada saat bersamaan secara simultan, DBON juga wajib diartikan sebagai rencana besar development trough sport, memberikan ruang yang memadai untuk memintal nilai-nilai kesejahteraan olahraga. Kesejahteraan olahraga menunjuk pada orientasi membangun olahraga dengan cara memunculkan manfaat luas kesehatan, perdamaian, dan kemakmuran melalui olahraga. Indonesia memiliki karakter sebagai ‘Negara Kesejahteraan”, yakni negara yang selalu hadir responsif untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Olahraga di DBON menjadi arti penting sebagai sebuah tombol eksekusi dalam memajukan kecerdasan kehidupan bangsa dan kesejahteraan umum.
Ketiga, DBON menjadi dokumen inti pemantik untuk menjawab “pekerjaan rumah” (PR) permasalahan dasar keolahragaan nasional. Setidaknya dalam rapat terbatas kabinet yang diselenggarakan pada awal Maret 2021, terdapat setidaknya 13 (tiga belas) poin penting hal-hal mendasar yang wajib segera dikerjakan. Penyusunan PR itu merupakan hasil reviewpencermatan lintas kementerian dan lembaga. Beberapa PR yang penting, misalnya adalah persoalan kebugaran jasmani dan partisipasi berolahraga masyarakat yang masih jauh dari angka ideal. Dalam kalkulasi Sport Development Index (SDI), indeksnya masih berada di kisaran 0,3. Masih jauh dari kondisi ideal.
Keempat, DBON memberikan arah agar seluruh komponen bergegas secara simultan melakukan Rencana Aksi Nasional (RAN) baik pilar olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, maupun olahraga prestasi. Program-program aksi dilaksanakan secara sinergis dan harmonis dengan melibatkan stakeholder terkait yang berbasis pada penguatan peran-peran pentahelix secara nyata. Konfigurasi dan penetrasi peran birokrat, menjadi satu sajian sinergis dengan peran otentik yang dimainkan oleh akademisi, pengusaha, komunitas relevan, dan peran-peran media. Setiap helix memainkan peran yang mengontribusi dalam peran terbaiknya. Wajib dihindari situasi di mana setiap helix melakukan hal yang sama, karena yang pasti terjadi adalah kontribusi tumpang-tindih yang tak efektif dan saling meniadakan.
Kelima, titik tumpu evaluasi DBON seyogianya mengacu pada bingkai evaluasi yang menyandarkan sebuah model evaluasi hasil pembangunan olahraga secara komprehensif. Kehadiran New Sport Development Index (New SDI) pada 2021 dapat menjadi pilihan logis yang relevan untuk mengawal tren pertumbuhan dan akselerasi luaran DBON. Tidak salah jika capaian hasil pembinaan dan pengembangan olahraga dievaluasi dengan ukuran target peringkat, jumlah medali, dan mungkin pemecahan rekor. Namun luaran DBON juga menuntut pertanyaan pada capaian pertumbuhan dimensi lain dalam sebuah perspektif harmoni.
SDI bisa mengurai dan menjelaskan capaian hasil pembangunan ke dalam sembilan dimensi. Di samping dimensi performa prestasi, terdapat berbagai dimensi vital lainnya yang merupakan arsiran persinggungan antarpilar olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Memberjalankan “mesin produksi” performa DBON tidak bisa dilakukan dengan cara meniadakan perhatian pada capaian dimensi: SDM olahraga, partisipasi, kebugaran, ruang terbuka olahraga, literasi fisik, perkembangan personal, kesehataan, dan ekonomi, yang semuanya dapat terukur indeks-nya.
Bukankah buah yang lebat dan lezat itu hanya dihasilkan oleh tanaman yang sehat dan kuat mulai akar, batang, dahan, ranting, bahkan daun-daunnya? Bukankah orkestra itu menjadi pertunjukkan yang memukau ketika tidak berubah menjadi “organ tunggal” atau “solo guitar? Memang begitulah gambar besar keolahragaan yang telah dituangkan dalam DBON: laksana sebuah orkestra apik yang akan tampil sangat memukau karena kekuatan sinergi, harmoni, skill, reputasi, dan aneka improvisasi indah. Bukan pertunjukan hiruk-pikuk yang asal keras namun sumbang dan fals. Dirgahayu olahraga nasional.
(bmm)
tulis komentar anda