Satgas Sebut Varian Baru Covid-19 Bisa Menurunkan Efikasi Vaksin
Kamis, 02 September 2021 - 21:21 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa vaksin yang dikembangkan saat ini pada umumnya menggunakan virus original. Hal ini, menurutnya, akan berbeda efikasinya jika diperuntukan bagi varian virus terbaru .
"Sehingga munculnya varian baru berpotensi untuk menurunkan angka efikasi yang telah dikeluarkan," katanya dalam konferensi persnya, Kamis (2/9/2021).
Namun begitu, Wiku meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir khususnya terhadap kelima jenis vaksin yang telah digunakan di Indonesia. Dia mengatakan WHO telah menegaskan bahwa standar vaksin dengan kemampuan membentuk kekebalan yang baik ialah yang memiliki nilai efikasi atau efektifitas di atas 50%.
Baca juga: Cakupan Vaksinasi Nasional Tembus 100 Juta Suntikan
"Sikap yang tepat dengan adanya penurunan angka efektivitas vaksin setelah adanya varian ini ialah tidak berpuas diri terhadap angka capaian vaksinasi. Bahkan baiknya melebihi 70% dari populasi agar menjamin kekebalan komunitas secara sempurna terbentuk," ujarnya.
Selain itu, beberapa faktor dapat mempengaruhi keberhasilan strategi vaksinasi. Kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin dapat terbentuk secara optimal apabila dosis yang diberikan sudah lengkap.
"Hal ini disebabkan karena setelah dosis pertama kekebalan yang ditimbulkan akan turun dan perlu untuk dilakukan booster atau dosis kedua agar kekebalan dapat terbentuk dengan optimal dan bertahan dalam waktu yang lebih panjang," katanya.
Baca juga: Percepat Vaksinasi, TNI AL - MNC Peduli Gelar Serbuan Vaksinasi di Wates Kulonprogo
Wiku menegaskan kembali bahwa vaksin yang telah disuntikkan masih tetap memberikan kemampuan pembentukan kekebalan yang tergolong baik atau mampu. Baik berdasarkan hasil uji laboratorium maupun pengujian di populasi terhadap varian baru secara global, khususnya VOC (variant of concern).
"Seiring dengan pertambahan data maka bukan tidak mungkin nantinya kita akan mampu meneliti kemampuan setiap jenis vaksin terhadap semua varian yang ada, termasuk varian of interest," katanya.
"Sehingga munculnya varian baru berpotensi untuk menurunkan angka efikasi yang telah dikeluarkan," katanya dalam konferensi persnya, Kamis (2/9/2021).
Namun begitu, Wiku meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir khususnya terhadap kelima jenis vaksin yang telah digunakan di Indonesia. Dia mengatakan WHO telah menegaskan bahwa standar vaksin dengan kemampuan membentuk kekebalan yang baik ialah yang memiliki nilai efikasi atau efektifitas di atas 50%.
Baca juga: Cakupan Vaksinasi Nasional Tembus 100 Juta Suntikan
"Sikap yang tepat dengan adanya penurunan angka efektivitas vaksin setelah adanya varian ini ialah tidak berpuas diri terhadap angka capaian vaksinasi. Bahkan baiknya melebihi 70% dari populasi agar menjamin kekebalan komunitas secara sempurna terbentuk," ujarnya.
Selain itu, beberapa faktor dapat mempengaruhi keberhasilan strategi vaksinasi. Kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin dapat terbentuk secara optimal apabila dosis yang diberikan sudah lengkap.
"Hal ini disebabkan karena setelah dosis pertama kekebalan yang ditimbulkan akan turun dan perlu untuk dilakukan booster atau dosis kedua agar kekebalan dapat terbentuk dengan optimal dan bertahan dalam waktu yang lebih panjang," katanya.
Baca juga: Percepat Vaksinasi, TNI AL - MNC Peduli Gelar Serbuan Vaksinasi di Wates Kulonprogo
Wiku menegaskan kembali bahwa vaksin yang telah disuntikkan masih tetap memberikan kemampuan pembentukan kekebalan yang tergolong baik atau mampu. Baik berdasarkan hasil uji laboratorium maupun pengujian di populasi terhadap varian baru secara global, khususnya VOC (variant of concern).
"Seiring dengan pertambahan data maka bukan tidak mungkin nantinya kita akan mampu meneliti kemampuan setiap jenis vaksin terhadap semua varian yang ada, termasuk varian of interest," katanya.
(abd)
tulis komentar anda