Karaton Sumedang Larang Penjaga Nilai Luhur Sunda Pasca-Jatuhnya Pajajaran

Minggu, 22 Agustus 2021 - 16:27 WIB
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti bersama Raja Karaton Sumedang Larang berada di Gedung Pusaka Karaton Sumedang Larang, Jumat (20/8/2021). Foto/Istimewa
SUMEDANG - Karaton Sumedang Larang (KSL) termasuk salah satu kerajaan berpengaruh di Jawa Barat, selain Kerajaan Pajajaran, Keraton Kasepuhan Cirebon, Kerajaan Banten dan Kerajaan Galuh.

Berawal dari munculnya Kerajaan Tembong Agung yang didirikan oleh Prabu Aji Putih pada 678 Masehi di Citembong Girang, Desa Cikeusi, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang. Prabu Aji Putih merupakan keturunan Raja Wretikandayun, penguasa Kerajaan Galuh, salah satu pecahan dari Kerajaan Tarumanegara, selain Kerajaan Sunda, yang runtuh pada abad ke-7 Masehi.

Prabu Tajimalela, putra tertua Prabu Aji Putih, sekitar tahun 950 Masehi mewarisi takhta dari ayahnya. Dia mengganti nama Kerajaan Tembong Agung menjadi Kerajaan Himbar Buana, sebelum diganti lagi dengan nama Kerajaan Sumedang Larang.



Prabu Tajimalela mengukuhkan tradisi Sunda dengan mengenalkan filosofi dari Himbar Buana yang berarti Menerangi Alam versi bahasa Sunda kuno. Selain itu dia juga mempopulerkan jargon “Insun Medal, Insun Madangan” yang berarti aku dilahirkan dan aku menerangi.



Hal itulah yang kemudian menjadi dasar nama Sumedang Larang, “Sun Madang” yang artinya menerangi, dan Larang yang artinya tidak tertandingi.

Takhta Prabu Tajimalela diteruskan oleh putranya yang bergelar Prabu Gajah Agung. Raja ke-2 KSL ini diperkirakan mulai duduk di singgasana sejak tahun 980 Masehi. Dialah yang memindahkan pusat pemerintahan ke Pesanggrahan, Ciguling, Sumedang.

Selanjutnya penguasa Sumedang Larang adalah Prabu Wiraraja alias Jayabaya atau dikenal sebagai Sunan Pagulingan/Sunan Guling, anak dari Prabu Gajah Agung. Meski memakai gelar sunan namun belum ada bukti kuat bahwa kerajaan menganut Islam. Begitu pula untuk raja ke-5 yang kerap disebut sebagai Sunan Tuakan (1200 M).

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More