11.405 Anak Kehilangan Orang Tua Selama Pandemi Covid-19
Minggu, 08 Agustus 2021 - 09:54 WIB
"Respons terhadap anak-anak tersebut dilakukan secepat mungkin dan dalam kesempatan pertama," katanya.
Kemensos juga telah memberikan dukungan secara langsung melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Nantinya program ini akan mencakup pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti bantuan obat-obatan, vitamin, tes swab/PCR, vaksinasi dan kebutuhan dasar anak lainnya, termasuk memberikan konseling kepada anak-anak dan keluarganya.
Risma juga telah mereunifikasi anak dengan keluarga besarnya, memfasilitasi pengasuhan alternatif melalui pengasuhan oleh orang tua asuh (foster care)/wali/pengangkatan anak dan pengasuhan anak melalui panti-panti. Hal ini untuk mencegah anak kehilangan hak pengasuhannya.
"Kemarin kita sudah mereunifikasi salah seorang anak bernama Vino (10) yang tinggal di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Ia menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal terpapar Covid-19. Didampingi oleh Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) dan Tim Respons Darurat Balai Budi Luhur Banjarbaru beserta pihak Dinas Sosial setempat Vino berhasil dijemput oleh Kakeknya yang berasal dari Sragen untuk selanjutnya diasuh oleh keluarga besar," kata Risma.
"Tidak hanya di Kutai Barat, hingga saat ini kami sudah melakukan respons cepat terhadap anak-anak yang orang tuanya meninggal akibat Covid-19 di antaranya di Kutai Kartanegara, Samarinda, Sukoharjo, Purwakarta, Bekasi dan Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Selanjutnya, tidak menutup kemungkinan kami juga akan merespons anak-anak di wilayah lainnya sesuai dengan laporan yang diterima," katanya.
Risma menegaskan Kemensos akan membantu keluarga besar anak untuk mengatasi kesulitan dalam mengasuh anak. Pihaknya juga akan memberikan layanan terapi melalui ATENSI berupa terapi fisik, psikososial dan mental spiritual untuk mengatasi perasaan sedih karena kehilangan orang tua akibat Covid-19 dan membangkitkan kembali semangat mereka untuk melanjutkan hidupnya.
"Tentunya kegiatan ini akan melibatkan kerjasama lembaga/instansi terkait seperti NGO dan sektor pemerintahan yang bertanggungjawab dalam menangani hal tersebut," katanya.
Kemensos juga telah memberikan dukungan secara langsung melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Nantinya program ini akan mencakup pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti bantuan obat-obatan, vitamin, tes swab/PCR, vaksinasi dan kebutuhan dasar anak lainnya, termasuk memberikan konseling kepada anak-anak dan keluarganya.
Risma juga telah mereunifikasi anak dengan keluarga besarnya, memfasilitasi pengasuhan alternatif melalui pengasuhan oleh orang tua asuh (foster care)/wali/pengangkatan anak dan pengasuhan anak melalui panti-panti. Hal ini untuk mencegah anak kehilangan hak pengasuhannya.
"Kemarin kita sudah mereunifikasi salah seorang anak bernama Vino (10) yang tinggal di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Ia menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal terpapar Covid-19. Didampingi oleh Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) dan Tim Respons Darurat Balai Budi Luhur Banjarbaru beserta pihak Dinas Sosial setempat Vino berhasil dijemput oleh Kakeknya yang berasal dari Sragen untuk selanjutnya diasuh oleh keluarga besar," kata Risma.
"Tidak hanya di Kutai Barat, hingga saat ini kami sudah melakukan respons cepat terhadap anak-anak yang orang tuanya meninggal akibat Covid-19 di antaranya di Kutai Kartanegara, Samarinda, Sukoharjo, Purwakarta, Bekasi dan Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Selanjutnya, tidak menutup kemungkinan kami juga akan merespons anak-anak di wilayah lainnya sesuai dengan laporan yang diterima," katanya.
Risma menegaskan Kemensos akan membantu keluarga besar anak untuk mengatasi kesulitan dalam mengasuh anak. Pihaknya juga akan memberikan layanan terapi melalui ATENSI berupa terapi fisik, psikososial dan mental spiritual untuk mengatasi perasaan sedih karena kehilangan orang tua akibat Covid-19 dan membangkitkan kembali semangat mereka untuk melanjutkan hidupnya.
"Tentunya kegiatan ini akan melibatkan kerjasama lembaga/instansi terkait seperti NGO dan sektor pemerintahan yang bertanggungjawab dalam menangani hal tersebut," katanya.
(abd)
tulis komentar anda