Sejumlah Daerah Kehabisan Vaksin, DPR Soroti Kecepatan Lobi Pemerintah

Kamis, 05 Agustus 2021 - 02:14 WIB
Politikus PKS Netty Prasetiyani meminta pemerintah menghitung ulang penerima vaksin yang sekarang diperluas. Foto/dok.SINDOnews
JAKARTA - Sejumlah daerah mengeluh kehabisan stok vaksin Covid-19 . Kondisi ini berdampak pada terganggunya pencapaian target kekebalan komunal alias herd immunity. Kecepatan lobi pemerintah di tingkat internasional pun disorot.

Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani mengatakan pemerintah harus bisa memastikan agar stok vaksin dalam negeri aman. Menurutnya, ketersediaan vaksin di dalam negeri bergantung pada kecepatan lobi pemerintah karena sepenuhnya masih bergantung pada impor.

"Pemerintah harus bisa memastikan agar stok vaksin dalam negeri aman. Beberapa daerah seperti Jawa Barat dan DI Yogyakarta menyampaikan kekurangan vaksin," ujar Netty saat dihubungi MNC, Kamis (5/8/2021).





Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu ingin pemerintah menghitung ulang target penerima vaksin yang sekarang diperluas sampai ke kelompok anak usia 12-17 tahun dan ibu hamil agar persediaan vaksin dapat memenuhi kebutuhan dan herd immunity.

"Sampai saat ini vaksin yang disuntikkan di dalam negeri sepenuhnya masih bergantung pada impor. Jadi mau tidak mau harus ada upaya lebih cepat dan taktis lagi dalam hal ‘lobi’ vaksin kepada para produsen maupun mitra kerja sama pemerintah," jelas Netty.

"Misalnya bagaimana kita memaksimalkan peran kita sebagai anggota Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) agar lebih banyak mendapatkan stok vaksin impor. Pada sisi lainnya, kapasitas produksi vaksin dalam negeri untuk mengolah vaksin dalam bentuk bulk harus terus ditingkatkan karena hal ini juga sangat berperan dalam menjamin keamanan stok vaksin di tanah air," pungkas Netty.
(muh)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More