Agar Krisis Kesehatan Tak Menjelma Krisis Sosial-Ekonomi

Kamis, 22 Juli 2021 - 09:45 WIB
Saat ini sangat di sayangkan ketika negara sedang menghadapi situasi krisis, beberapa Menteri malah melakukan perjalanan ke luar negeri yang tentunya apa yang dilakukannya tidak berhubugan langsung dengan keselamatan rakyat saat ini. Demikian juga dengan anggaran, harusnya ego sektoral atau pengkavlingan anggaran antar Kementerian harus bisa fokus kepada keselamatan nyawa, masih ada didapati Kementerian yang menfokuskan kepada pembelian barang dan jasa dengan anggaran.

Triliunan padahal tidak berhubungan langsung dengan keselamatan seperti pembelian alusista harusnya bisa di tunda, karena perang yang terjadi saat ini adalah "perang" pada musuh yang tidak memerlukan alusista, untuk itu program-program dan anggaran yang tidak penting harusnya bisa dialihkan kepada sektor kesehatan, subsidi rakyat, pemulihan ekonomiz serta penanganan covid-19, padahal saat ini Negara sedang menghadapi wabah dan bencana dunia, demikian juga dengan pekerjaan infrastruktur dan pemindahan ibu kota baru yang jelas-jelas tidak mendesak dan bisa di tunda.

Konflik dan gesekan dilapangan juga terjadi akibat buruknya layanan kesehatan karena melebihi kapasitas kemampuan, sudah banyak tenaga kesehatan yang meninggal karena covid-19 ataupun tenaga kesehatan sudah mengalami kelelahan, cemas, stress, dan tertekan yang tentu berdampak langsung kepada kesehatan mental dan kehidupan keluarga. Ironinya pemerintah didapati belum sepenuhnya membayar biaya pengobatan/pelayanan rumah sakit penyintas covid-19 dan terlambat memberikan tunjangan kepada tenaga kesehatan sehingga penundaan dan keterlambatan tersebut berdampak langsung kepada kualitas pelayanan kepada masyarakat. Tenaga kesehatan harus diperkuat, angkat kematian tenaga kesehatan yang terus meningkat menurut data

LaporCovid-19, koalisi warga untuk keterbukaan data, laporan, kajian, dan advokasi terkait COVID-19 mencatat sejak Maret 2020 hingga 16 Juli 2021 ada 1.299 nakes yang meninggal dunia. Demikian juga data

Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga mempublikasikan data kematian dokter per 12 Juli 2021 total ada 491 dokter yang meninggal. Tentu saja ini suatu hal yang sangat memprihatinkan, karena anggota keluarga mereka kehilangan, dan kerugian bagi bangsa dan Negara.

Kondisi Psikologis Masyarakat

Dalam berbagai riset didapati bahwa individu yang pernah terkena covid-19 juga berdampak kepada psikisnya, karena mereka mengalami penurunan Kesehatan dan tentu saja berdampak kepada Kesehatan psikis dan mentalnya, sehingga masyarakat saat ini lebih sendif, mudah tersinggung dan mudah emosional ditambah dengan tekanan-tekanan ekonomi.

Arogansi oknum aparat dilapangan, dimana menegakan aturan dengan kekerasan dan keterlambatan pemerintah menyalurkan bantuan sosial bisa menimbulkan kebencian kemarahan rakyat, ditambahkan lagi statemen pejabat bernada ancaman membuat rakyat bisa muak dan marah.

Survey terbaru dari lembaga survey LSI yang publikasikan 18 Juli 2021 menunjukan bahwa tingkat Kepuasan atas kinerja Jokowi tangani corona turun, kini hanya 59%. Persentase kepuasan kinerja pemerintah mengalami penurunan dari survei sebelumnya. LSI dalam surveynya mencatat, ada penurunan kepuasan pada kinerja Presiden Jokowi dalam 6 bulan terakhir.

Ketidakpercayaan yang menurun sangat rawan menjadi isu politik, apalagi saat ini wacana Presiden 3 Periode digaungkan oleh sekelompok orang yang tentu saja menjadi isu sensitif
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More