Beberapa Provinsi Tunjukkan Tak Ada Penambahan Signifikan Kasus Corona
Rabu, 27 Mei 2020 - 20:08 WIB
JAKARTA - Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Penanganan virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto mengungkapkan, beberapa Provinsi di Tanah Air menunjukkan tidak ada penambahan signifikan kasus positif Corona.
(Baca juga: Update Corona Positif 23.851 Orang, 6.057 Sembuh dan 1.473 Meninggal)
Yuri mengatakan data ini didapatkan setelah diskusi aspek epidemiologi dengan pihak-pihak terkait baik di tingkat provinsi, kabupaten, kota di rumah sakit maupun laboratorium yang telah ditunjuk untuk melakukan pengujian spesimen Covid-19.
"Beberapa provinsi di Tanah Air ini telah menunjukkan gambaran yang bagus, tidak ada lagi secara signifikan penambahan kasus. Kemudian tidak ada lagi perluasan wilayah yang terdampak dan tidak ada lagi penularan lokal yang tidak terkendali," ungkap Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (27/5/2020).
Artinya kata Yuri, pada daerah-daerah ini dapat dikatakan sudah mulai terkendali. "Dan sudah boleh mulai kita sarankan untuk dilakukan relaksasi pada beberapa peraturan tanpa meninggalkan aspek protokol kesehatan untuk tetap menjamin agar aman dari Covid-19," katanya.
Yuri mengatakan, ini masih kajian awal dan nantinya akan secara komprehensif akan dilaporkan ke Gugus Tugas Pusat untuk kemudian dikaji secara bersama-sama. "Sehingga keputusan pemerintah adalah keputusan yang terbaik, yang tidak kemudian ditunjukkan justru untuk malah memperbanyak kasus yang kita temukan," tegasnya.
Oleh karena itu tambah Yuri, harus dirumuskan dalam protokol-protokol kesehatan untuk mengatur berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. "Tentunya akan secara bertahap kita lakukan kajian terus-menerus untuk relaksasinya," tambahnya.
Tentunya, harapannya kedepan masyarakat bisa produktif namun dengan mematuhi protokol kesehatan. "Sudah barang tentu bahwa kita harus tetap menuju ke masyarakat yang produktif ini dikunci namun aman dari Covid-19. Beberapa hal kita diskusikan terkait dengan bagaimana physical distancing, menjaga jarak, mengatur jarak sebagai bagian dari normal yang baru tetap kita terapkan," tuturnya.
Yuri pun mengatakan pemerintah akan menyiapkan protokol kesehatan ketika masyarakat berada di fasilitas umum misalnya di pusat pertokoan maupun di supermarket.
"Kita pastikan bahwa siapapun yang kemudian berada di fasilitas umum misalnya di pusat pertokoan, di supermarket atau mungkin berada di mal adalah orang-orang yang kita yakini secara selektif bisa kita lihat dia adalah orang yang sehat. Tentunya salah satu indikator yang harus kita lakukan adalah mengukur suhu tubuh," ungkapnya.
Bahkan, kata Yuri saat ini sedang dikaji apakah pengukuran suhu tubuh dilakukan di depan pintu masuk saja atau memungkinkan dipantau dengan peralatan yang yang memungkinkan secara teknologi memantau indikasi orang yang bersuhu tubuh tinggi.
"Oleh karena itu tadi cukup hanya cukup panjang kami mendiskusikan apakah harus kita lakukan pengukuran hanya di pintu gerbang atau selama berada di dalam kita pantau dengan menggunakan peralatan yang memungkinkan secara teknologi memantau indikasi orang yang bersuhu tubuh tinggi. Ini masih menjadi beberapa alternatif yang harus kita cari solusinya," jelas Yuri.
(Baca juga: Update Corona Positif 23.851 Orang, 6.057 Sembuh dan 1.473 Meninggal)
Yuri mengatakan data ini didapatkan setelah diskusi aspek epidemiologi dengan pihak-pihak terkait baik di tingkat provinsi, kabupaten, kota di rumah sakit maupun laboratorium yang telah ditunjuk untuk melakukan pengujian spesimen Covid-19.
"Beberapa provinsi di Tanah Air ini telah menunjukkan gambaran yang bagus, tidak ada lagi secara signifikan penambahan kasus. Kemudian tidak ada lagi perluasan wilayah yang terdampak dan tidak ada lagi penularan lokal yang tidak terkendali," ungkap Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (27/5/2020).
Artinya kata Yuri, pada daerah-daerah ini dapat dikatakan sudah mulai terkendali. "Dan sudah boleh mulai kita sarankan untuk dilakukan relaksasi pada beberapa peraturan tanpa meninggalkan aspek protokol kesehatan untuk tetap menjamin agar aman dari Covid-19," katanya.
Yuri mengatakan, ini masih kajian awal dan nantinya akan secara komprehensif akan dilaporkan ke Gugus Tugas Pusat untuk kemudian dikaji secara bersama-sama. "Sehingga keputusan pemerintah adalah keputusan yang terbaik, yang tidak kemudian ditunjukkan justru untuk malah memperbanyak kasus yang kita temukan," tegasnya.
Oleh karena itu tambah Yuri, harus dirumuskan dalam protokol-protokol kesehatan untuk mengatur berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. "Tentunya akan secara bertahap kita lakukan kajian terus-menerus untuk relaksasinya," tambahnya.
Tentunya, harapannya kedepan masyarakat bisa produktif namun dengan mematuhi protokol kesehatan. "Sudah barang tentu bahwa kita harus tetap menuju ke masyarakat yang produktif ini dikunci namun aman dari Covid-19. Beberapa hal kita diskusikan terkait dengan bagaimana physical distancing, menjaga jarak, mengatur jarak sebagai bagian dari normal yang baru tetap kita terapkan," tuturnya.
Yuri pun mengatakan pemerintah akan menyiapkan protokol kesehatan ketika masyarakat berada di fasilitas umum misalnya di pusat pertokoan maupun di supermarket.
"Kita pastikan bahwa siapapun yang kemudian berada di fasilitas umum misalnya di pusat pertokoan, di supermarket atau mungkin berada di mal adalah orang-orang yang kita yakini secara selektif bisa kita lihat dia adalah orang yang sehat. Tentunya salah satu indikator yang harus kita lakukan adalah mengukur suhu tubuh," ungkapnya.
Bahkan, kata Yuri saat ini sedang dikaji apakah pengukuran suhu tubuh dilakukan di depan pintu masuk saja atau memungkinkan dipantau dengan peralatan yang yang memungkinkan secara teknologi memantau indikasi orang yang bersuhu tubuh tinggi.
"Oleh karena itu tadi cukup hanya cukup panjang kami mendiskusikan apakah harus kita lakukan pengukuran hanya di pintu gerbang atau selama berada di dalam kita pantau dengan menggunakan peralatan yang memungkinkan secara teknologi memantau indikasi orang yang bersuhu tubuh tinggi. Ini masih menjadi beberapa alternatif yang harus kita cari solusinya," jelas Yuri.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda