Saleh Partaonan Daulay Jadi Sorotan, Ini Sosoknya
Kamis, 15 Juli 2021 - 14:03 WIB
Setelah S-2, Saleh melanjutkan perkuliahannya ke jenjang S-3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2000 dengan jurusan Pemikiran Islam. Dia juga sempat menjadi dosen mata kuliah Filsafat Budaya, Filsafat Sejarah, Filsafat Ilmu, Filsafat Islam, dan juga Filsafat Umum di Fakultas Adab IAIN Raden Fatah Palembang.
Dia juga sempat menjadi dosen mata kuliah Filsafat Islam dan Filsafat Pasca Ibnu Rusyd Fakultas Taribiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saleh juga pernah mengajar di berbagai Universitas Swasta di kawasan Jakarta dan sekitarnya.
Kembali ke pernyataannya yang menjadi sorotan, Saleh lantas mengeluarkan pernyataan klarifikasi. Dia menjelaskan, dalam rapat dengan Menkes dan BPOM,dia menjelaskan tentang pentingnya menyiapkan fasilitas kesehatan untuk orang-orang yang terpapar Covid-19.
"Saya menjelaskan bahwa ada dua orang sepupu istri saya meninggal dunia minggu lalu akibat Covid. Satu tinggal di Bekasi dan satu lagi di Bengkulu. Sepupu istri saya itu meninggal karena tidak mendapatkan perawatan di rumah sakit dan ICU," ujar Saleh dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/7/2021), dikutip dari Okezone.
"Saya menyebut bahwa saya sempat menghubungi RSPI Sulianti Saroso. Karena masih dalan antrean, akhirnya terlambat dan tidak tertolong," lanjutnya.
Dalam rapat itu, Saleh juga menjelaskan kejadian yang dihadapi oleh John Siffin Mirin yang meninggal karena terlambat dibawa ke ICU.
"Saya menambahkan bahwa ada teman kami dokter Rosaline yang sangat terpukul karena kejadian itu. Hingga dia secara emosional mengusulkan perawatan khusus bagi anggota DPR. Tapi saya menyebut di dalam rapat tersebut bahwa apa yang disampaikan Bu Rosaline sangat emosional dan dalam situasi duka. Itu disampaikan bukan dari hatinya," ujar Saleh.
Saleh menegaskan, apa yang disampaikannya dalam rapat bukan untuk melebih-lebihkan para pejabat ataupun anggota DPR. Poin yang ditekannya adalah agar pemerintah menyiapkan fasilitas kesehatan yang mumpuni untuk merawat seluruh pasien Covid, tanpa terkecuali dan tanpa membedakan kelas sosial.
"Saya mengikuti rapat tersebut sampai selesai. Saya ikut memastikan agar usulan soal penyediaan fasilitas kesehatan, alat-alat kesehatan, terutama ICU dan obat-obatan, dll masuk dalam kesimpulan. Itu ada di dalam kesimpulan nomor 4 huruf (a)," ucapnya.
"Dengan begitu, tidak ada niat dan arah dari pembicaraan kemarin untuk membeda-bedakan masyarakat. Saya justru selama ini memperjuangkan agar pelayanan kesehatan dapat dengan mudah diakses masyarakat. Semua orang sama haknya dalam bidang pelayanan kesehatan. Itu adalah amanat konstitusi yang harus dijaga."
Dia juga sempat menjadi dosen mata kuliah Filsafat Islam dan Filsafat Pasca Ibnu Rusyd Fakultas Taribiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saleh juga pernah mengajar di berbagai Universitas Swasta di kawasan Jakarta dan sekitarnya.
Kembali ke pernyataannya yang menjadi sorotan, Saleh lantas mengeluarkan pernyataan klarifikasi. Dia menjelaskan, dalam rapat dengan Menkes dan BPOM,dia menjelaskan tentang pentingnya menyiapkan fasilitas kesehatan untuk orang-orang yang terpapar Covid-19.
"Saya menjelaskan bahwa ada dua orang sepupu istri saya meninggal dunia minggu lalu akibat Covid. Satu tinggal di Bekasi dan satu lagi di Bengkulu. Sepupu istri saya itu meninggal karena tidak mendapatkan perawatan di rumah sakit dan ICU," ujar Saleh dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/7/2021), dikutip dari Okezone.
"Saya menyebut bahwa saya sempat menghubungi RSPI Sulianti Saroso. Karena masih dalan antrean, akhirnya terlambat dan tidak tertolong," lanjutnya.
Dalam rapat itu, Saleh juga menjelaskan kejadian yang dihadapi oleh John Siffin Mirin yang meninggal karena terlambat dibawa ke ICU.
"Saya menambahkan bahwa ada teman kami dokter Rosaline yang sangat terpukul karena kejadian itu. Hingga dia secara emosional mengusulkan perawatan khusus bagi anggota DPR. Tapi saya menyebut di dalam rapat tersebut bahwa apa yang disampaikan Bu Rosaline sangat emosional dan dalam situasi duka. Itu disampaikan bukan dari hatinya," ujar Saleh.
Saleh menegaskan, apa yang disampaikannya dalam rapat bukan untuk melebih-lebihkan para pejabat ataupun anggota DPR. Poin yang ditekannya adalah agar pemerintah menyiapkan fasilitas kesehatan yang mumpuni untuk merawat seluruh pasien Covid, tanpa terkecuali dan tanpa membedakan kelas sosial.
"Saya mengikuti rapat tersebut sampai selesai. Saya ikut memastikan agar usulan soal penyediaan fasilitas kesehatan, alat-alat kesehatan, terutama ICU dan obat-obatan, dll masuk dalam kesimpulan. Itu ada di dalam kesimpulan nomor 4 huruf (a)," ucapnya.
"Dengan begitu, tidak ada niat dan arah dari pembicaraan kemarin untuk membeda-bedakan masyarakat. Saya justru selama ini memperjuangkan agar pelayanan kesehatan dapat dengan mudah diakses masyarakat. Semua orang sama haknya dalam bidang pelayanan kesehatan. Itu adalah amanat konstitusi yang harus dijaga."
tulis komentar anda