PPKM Darurat, Pemerintah Perlu Pendekatan Public Health Services
Kamis, 08 Juli 2021 - 12:02 WIB
"Di saat yang sama terjadi kelangkaan tabung oksigen. Kita bisa saja berasumsi, angka kematian yang terus bertambah memiliki hubungan dengan kelangkaan tabung oksigen. Ini hal-hal penting terkait public health services," katanya.
Meski menyatakan pasokan tabung oksigen cukup di RS, tapi buktinya pemerintah impor 10.000 konsentrator oksigen dari Singapura. Hal itu artinya pasokan tabung oksigen dalam negeri tidak cukup.
"Padahal kita tahu, Covid-19 gelombang ke-2 dengan kebanyakan varian delta seperti di Jakarta, penyebarannya sangat cepat dan sangat berisiko pada kematian sebagaimana yang terjadi di India. Mestinya pemerintah sudah mawas dan siaga," katanya.
Kelangkaan juga terjadi pada pasokan obat-obatan dan vitamin. Padahal Indonesia memiliki banyak BUMN Farmasi. Sementinya, kata Ahmad Yohan, begitu pasokan obat-obatan dan vitamin langka, maka BUMN langsung meningkatkan produksi agar masyarakat tidak mengalami kelangkaan asupan obat dan vitamin di tengah-tengah situasi wabah.
"Semestinya pemerintah lihat dong, ketika masyarakat berburu produk susu tertentu di lapangan, sampai produk susu tersebut menjadi langka dan harganya terkerek di ritel. Ini menandakan masyarakat butuh asupan protein. Pemerintah harus memberikan perhatian dari sisi pelayanan terkait masalah-masalah yang dihadapi masyarakat seperti ini," katanya.
Ahmad Yohan menegaskan bahwa pendekatan mitigasi dan pelayanan yang harus dikedepankan bukan malah mengutamakan cara lama dengan pendekatan represif. Pandemi yang telah berlangsung lebih dari setahun membuat masyarakat depresi. Apalagi yang berwirausaha.
"Oleh sebab itu, pendekatannya tidak bisa dengan represif atau militeristik. Nanti masyarakat tambah tertekan. Pemerintah juga perlu memahami situasi kebatinan publik di tengah kondisi seperti saat ini," katanya.
Meski menyatakan pasokan tabung oksigen cukup di RS, tapi buktinya pemerintah impor 10.000 konsentrator oksigen dari Singapura. Hal itu artinya pasokan tabung oksigen dalam negeri tidak cukup.
"Padahal kita tahu, Covid-19 gelombang ke-2 dengan kebanyakan varian delta seperti di Jakarta, penyebarannya sangat cepat dan sangat berisiko pada kematian sebagaimana yang terjadi di India. Mestinya pemerintah sudah mawas dan siaga," katanya.
Kelangkaan juga terjadi pada pasokan obat-obatan dan vitamin. Padahal Indonesia memiliki banyak BUMN Farmasi. Sementinya, kata Ahmad Yohan, begitu pasokan obat-obatan dan vitamin langka, maka BUMN langsung meningkatkan produksi agar masyarakat tidak mengalami kelangkaan asupan obat dan vitamin di tengah-tengah situasi wabah.
"Semestinya pemerintah lihat dong, ketika masyarakat berburu produk susu tertentu di lapangan, sampai produk susu tersebut menjadi langka dan harganya terkerek di ritel. Ini menandakan masyarakat butuh asupan protein. Pemerintah harus memberikan perhatian dari sisi pelayanan terkait masalah-masalah yang dihadapi masyarakat seperti ini," katanya.
Ahmad Yohan menegaskan bahwa pendekatan mitigasi dan pelayanan yang harus dikedepankan bukan malah mengutamakan cara lama dengan pendekatan represif. Pandemi yang telah berlangsung lebih dari setahun membuat masyarakat depresi. Apalagi yang berwirausaha.
"Oleh sebab itu, pendekatannya tidak bisa dengan represif atau militeristik. Nanti masyarakat tambah tertekan. Pemerintah juga perlu memahami situasi kebatinan publik di tengah kondisi seperti saat ini," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda