Usul RS Khusus Pejabat, Wasekjen PAN: Saya Lagi Urus Anggota DPR Dirawat di Lantai
Rabu, 07 Juli 2021 - 14:23 WIB
BOGOR - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Rosaline Irene Rumaseuw menegaskan di masa pandemi Covid-19 yang semakin memprihatinkan diperlukan adanya Rumah Sakit (RS) khusus menangani pejabat negara. Menurutnya, RSPAD Gatot Soebroto yang memang sering dan banyak merawat pejabat negara, tapi begitu Corona lahir hingga meledak, kata dia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) seolah tidak sanggup.
"Kemenkes harus sudah mulai waspada, karena pejabat negara ini harus di istimewakan, dia ditempatkan untuk memikirkan negara dan rakyatnya," ungkap Rosaline dalam webinar Persepsi Netizen terhadap Penanganan Covid-19, Rabu (7/7/2021).
Namun faktanya, saat Covid-19 ini melonjak, ada salah satu pejabat negara yang datang ke emergency salah satu RS tapi tidak mendapatkan pelayanan atau terlunta-lunta. "Saya sedih, sampai saya punya satu teman Komisi II DPR RI, tiga hari lalu baru meninggal, saya sampai mengemis-ngemis saya punya ketua Fraksi dari PAN, saya punya ketua komisi IX, semua mengemis-ngemis untuk mendapat ruangan," katanya.
Maka dari itu, katanya, bagaimana caranya agar ada rumah sakit khusus buat pejabat negara. Bahkan dia mengkritik dan menyayangkan begitu banyaknya anggota DPR RI tapi tidak memikirkan masalah kesehatannya. "Sekarang saja saya lagi webinar ini harus mengurus beberapa anggota DPR yang lagi mendapat penanganan di lantai rumah sakit, semua masing-masing berusaha membeli kursi roda supaya bisa duduk. Jadi sambil webinar ini saya lagi ngurus teman-teman," katanya.
"Saya tidak melihat dari awal lahirnya si Corona ini (Covid-19) sampai sekarang tidak ada promosi kesehatan di media sosial, maupun tokoh masyarakat dan tokoh agamanya digandeng. Yang ada semua tv memberitakan ketakutan," katanya.
Sehingga, lanjut dia, banyak orang bingung, bahkan tenaga kesehatan saja, begitu terkena gejala demam panik. Itu dikarenakan edukasi dan promosi protokol kesehatan yang tida jalan. "Lalu di WA group, Medsos, beredar info seenaknya saja, sehingga orang tidak peduli lagi ke tenaga kesehatan, karena sudah beredar info di layanan pesan WA group, itu sebenarnya salah," katanya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan terkait penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah menunjukan ketidaksiapannya. "Padahal waktu corona lahir itu seharusnya kita sudah siap, karena apa, itu di TV sudah jelas dunia sudah mulai dengan Italia, tanah atau lahan sudah susah untuk memakamkan korban meninggal akibat Covid-19," katanya.
Sehingga banyak fasilitas kesehatan, kata dia saat dibutuhkan seolah sudah tidak ada. Bahkan, kata dia, Indonesia terlalu terlena bahwa Jakarta ini semua fasilitas ada. "Padahal tidak ada, saya sedih. Bahkan pejabat negara saja, saya satu bulan dua bulan terakhir ini banyak membantu pejabat negara ke rumah sakit yang ada di Jakarta, pemerintah lupa, bahwa harus menyediakan fasilitas kesehatan buat pejabat negara," tegasnya.
"Kemenkes harus sudah mulai waspada, karena pejabat negara ini harus di istimewakan, dia ditempatkan untuk memikirkan negara dan rakyatnya," ungkap Rosaline dalam webinar Persepsi Netizen terhadap Penanganan Covid-19, Rabu (7/7/2021).
Namun faktanya, saat Covid-19 ini melonjak, ada salah satu pejabat negara yang datang ke emergency salah satu RS tapi tidak mendapatkan pelayanan atau terlunta-lunta. "Saya sedih, sampai saya punya satu teman Komisi II DPR RI, tiga hari lalu baru meninggal, saya sampai mengemis-ngemis saya punya ketua Fraksi dari PAN, saya punya ketua komisi IX, semua mengemis-ngemis untuk mendapat ruangan," katanya.
Baca Juga
Maka dari itu, katanya, bagaimana caranya agar ada rumah sakit khusus buat pejabat negara. Bahkan dia mengkritik dan menyayangkan begitu banyaknya anggota DPR RI tapi tidak memikirkan masalah kesehatannya. "Sekarang saja saya lagi webinar ini harus mengurus beberapa anggota DPR yang lagi mendapat penanganan di lantai rumah sakit, semua masing-masing berusaha membeli kursi roda supaya bisa duduk. Jadi sambil webinar ini saya lagi ngurus teman-teman," katanya.
"Saya tidak melihat dari awal lahirnya si Corona ini (Covid-19) sampai sekarang tidak ada promosi kesehatan di media sosial, maupun tokoh masyarakat dan tokoh agamanya digandeng. Yang ada semua tv memberitakan ketakutan," katanya.
Sehingga, lanjut dia, banyak orang bingung, bahkan tenaga kesehatan saja, begitu terkena gejala demam panik. Itu dikarenakan edukasi dan promosi protokol kesehatan yang tida jalan. "Lalu di WA group, Medsos, beredar info seenaknya saja, sehingga orang tidak peduli lagi ke tenaga kesehatan, karena sudah beredar info di layanan pesan WA group, itu sebenarnya salah," katanya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan terkait penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah menunjukan ketidaksiapannya. "Padahal waktu corona lahir itu seharusnya kita sudah siap, karena apa, itu di TV sudah jelas dunia sudah mulai dengan Italia, tanah atau lahan sudah susah untuk memakamkan korban meninggal akibat Covid-19," katanya.
Sehingga banyak fasilitas kesehatan, kata dia saat dibutuhkan seolah sudah tidak ada. Bahkan, kata dia, Indonesia terlalu terlena bahwa Jakarta ini semua fasilitas ada. "Padahal tidak ada, saya sedih. Bahkan pejabat negara saja, saya satu bulan dua bulan terakhir ini banyak membantu pejabat negara ke rumah sakit yang ada di Jakarta, pemerintah lupa, bahwa harus menyediakan fasilitas kesehatan buat pejabat negara," tegasnya.
(cip)
tulis komentar anda