Wapres KH Ma’ruf Amin vs Dominasi Aktor Non Negara
Senin, 05 Juli 2021 - 11:35 WIB
Muhammad Aras Prabowo, S.E., M.Ak.
Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA)
Kandidat Doktor Ilmu Akuntansi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)
WAKIL Presiden (Wapres) Prof. Dr (Hc). KH. Ma’ruf Amin mulai proses pencalonan hingga pelantikan sampai sekarang selalu diragukan konstribusinya dalam mengembang amanahnya sebagai orang nomor dua di Indonesia. Selain karena sudah berumur, beliau dipandang tidak memiliki kekuatan politik yang cukup untuk berperan strategis sebagai Wapres.
Akhir-akhir ini, beberapa media menghembuskan bahwa KH. Ma’ruf Amin tidak bekerja dengan baik dan cenderung pasif. Ada juga yang membandingkan keaktifan Jusuf Kalla selaku Wapres sebelumnya.
Namun bagi saya, KH. Ma’ruf Amin saat ini sedang berada dalam ruang politik. Maka hal seperti itu adalah sesuatu yang biasa saja. Dalam ruang politik, akan selalu ada oknum atau aktor tertentu yang selalu memanfaatkan situasi untuk dijadikan tangga dalam kepentingan politiknya. Salah satunya, menggiring isu bahwa Wapres tidak bekerja dengan baik.
Tentu ujungnya adalah penurunan kepercayaan masyarakat terhadap sosok KH. Ma’ruf Amin. Dengan begitu, posisi Wapres dengan mudah untuk digeser. Atau bisa jadi, isu soal kinerja Wapres yang pasif adalah antitesis bahwa sebenarnya saat ini KH. Ma’ruf Amin berada pada perfoma kenerja terbaiknya.
Hanya saja, kerena beliau tidak memiliki kepentingan politik 2024, sehingga publikasi kinerja menurutnya tidak lebih penting dari pada kinerja itu sendiri. Sosok ke-ulama-an yang melekat pada diri Wapres, membuatnya terbiasa bekerja di dalam kesunyian, tidak membutuhkan publisitas tapi mengedepankan kepentingan ummat dan bangsa Indonesia.
Saya berpikir bahwa performa KH. Ma’ruf Amin saat ini membuat sejumlah aktor non negara merasa terusik dan terancam. Aktor non negara adalah korporasi dengan sistem ekonomi kapitalis yang selalu berusaha mendominasi sebuah negara. Bahkan saat ini ada anggapan bahwa dunia ini diatur oleh aktor tersebut. Hanya segelintir orang saja mengatur roda dunia ini, dan mereka itu berlindung dibalik korporasi.
Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA)
Kandidat Doktor Ilmu Akuntansi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)
WAKIL Presiden (Wapres) Prof. Dr (Hc). KH. Ma’ruf Amin mulai proses pencalonan hingga pelantikan sampai sekarang selalu diragukan konstribusinya dalam mengembang amanahnya sebagai orang nomor dua di Indonesia. Selain karena sudah berumur, beliau dipandang tidak memiliki kekuatan politik yang cukup untuk berperan strategis sebagai Wapres.
Akhir-akhir ini, beberapa media menghembuskan bahwa KH. Ma’ruf Amin tidak bekerja dengan baik dan cenderung pasif. Ada juga yang membandingkan keaktifan Jusuf Kalla selaku Wapres sebelumnya.
Namun bagi saya, KH. Ma’ruf Amin saat ini sedang berada dalam ruang politik. Maka hal seperti itu adalah sesuatu yang biasa saja. Dalam ruang politik, akan selalu ada oknum atau aktor tertentu yang selalu memanfaatkan situasi untuk dijadikan tangga dalam kepentingan politiknya. Salah satunya, menggiring isu bahwa Wapres tidak bekerja dengan baik.
Tentu ujungnya adalah penurunan kepercayaan masyarakat terhadap sosok KH. Ma’ruf Amin. Dengan begitu, posisi Wapres dengan mudah untuk digeser. Atau bisa jadi, isu soal kinerja Wapres yang pasif adalah antitesis bahwa sebenarnya saat ini KH. Ma’ruf Amin berada pada perfoma kenerja terbaiknya.
Hanya saja, kerena beliau tidak memiliki kepentingan politik 2024, sehingga publikasi kinerja menurutnya tidak lebih penting dari pada kinerja itu sendiri. Sosok ke-ulama-an yang melekat pada diri Wapres, membuatnya terbiasa bekerja di dalam kesunyian, tidak membutuhkan publisitas tapi mengedepankan kepentingan ummat dan bangsa Indonesia.
Saya berpikir bahwa performa KH. Ma’ruf Amin saat ini membuat sejumlah aktor non negara merasa terusik dan terancam. Aktor non negara adalah korporasi dengan sistem ekonomi kapitalis yang selalu berusaha mendominasi sebuah negara. Bahkan saat ini ada anggapan bahwa dunia ini diatur oleh aktor tersebut. Hanya segelintir orang saja mengatur roda dunia ini, dan mereka itu berlindung dibalik korporasi.
tulis komentar anda