Bijak Mengonsumsi Obat Covid-19

Senin, 28 Juni 2021 - 05:50 WIB
‘’Jadi, Ivermectin atau obat lainnya yang pernah diteliti mematikan SarsCov-2 dapat dijadikan obat tam bahan dalam masa penyembuhan pasien Covid-19. Namun tetap harus didukung oleh bukti ilmiah, uji klinik untuk mendukung digunakan sebagai obat Covid-19,’’ katanya.

Namun dia menggariskan, masalah yang muncul adalah bukti-bukti klinis itu masih belum konsisten satu dengan yang lainnya. Di beberapa negara sudah ada yang melakukan uji

klinik seperti Bangladesh dan Mesir hasilnya masih bervariasi.

"Ada yang bilang bagus dan ada yang bilang tidak. Dosis yang dipakai juga bervariasi ada yang 1 kali 3 hari dan ada ketentuan lain. Sementara jika dipakai untuk obat cacing pemakaiannya hanya sekali 1 tahun atau setiap 6 bulan sekali," ungkap Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada ini.

Sehingga, kata dia, dari aspek keamanan pun akan berbeda ketika Ivermectin digunakan sebagai obat cacing dan digunakan dengan cara penggunaan obat cacing maka dipastikan aman. Tetapi kalau dipakai untuk Covid-19 tentu akan berbeda, dilihat dari cara pakai, jumlah dan durasinya.

Zullies lantas menuturkan, sejauh ini WHO, FDA dan beberapa badan otoritas termasuk BPOM masih menunggu bukti klinis lainnya karena hingga saat ini belum cukup kuat dan meyakinkan untuk dikatakan itu sebagai obat Covid-19.

Dia juga mengaku belum bisa memastikan dampak apabila Ivermectin dikonsumsi tanpa anjuran dokter karena belum banyak yang menggunakan. AKan tetapi jika dilihat efek sampingnya seperti ketika dipakai seperti obat cacing, yang muncul adalah mual dan diare.

Menurutnya, peluang Ivermectin menjadi obat Covid-19 memang besar, karena pada dasarnya dokter pun menunggu adanya obat tambahan sebagai terapi Covid-19 asal ada bukti klinis. Sementara sampai sekarang masih belum konsisten bukti klinisnya.

“Dokter kalau disuruh menggunakan juga masih memikir ulang. Semua diserahkan kembali pada dokter yang bersangkutan, mereka juga sangat hati-hati karena sangat bertanggung jawab terhadap pasiennya,” ujarnya.

Zullies tidak menyangkal selama pandemi penggunaan obat tanpa rujukan dokter semakin banyak. Dalam pandangannya terjadi karena masyarakat panik sehingga membeli apa saja yang dianggap bisa menyembuhkan Covid-19.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More