IDI: Varian Delta Turunkan Efektivitas Vaksin COVID-19 hingga 33%
Selasa, 15 Juni 2021 - 11:44 WIB
JAKARTA - Virus COVID-19 varian Delta telah masuk ke Indonesia, dan telah membuat lonjakan kasus di Kudus, Jawa Tengah. Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban mengungkapkan, berdasarkan laporan Inggris, varian ini bisa menurunkan efektivitas vaksin Covid-19 hingga 33% jika baru disuntik sekali.
"Varian baru kan memang lebih mudah menular. Nah, kalau dari data Inggris bahwa pakai vaksin apapun kalau sudah disuntik satu kali kekebalannya terhadap virus Delta ini 33%," kata Zubairi dalam keterangannya, Selasa (15/6/2021).
Sementara itu, kata Zubairi, jika menggunakan vaksin AstraZeneca hanya kebal 60% meski sudah dua kali suntikan dan vaksin Pfizer bisa kebal hingga 80% terhadap varian Delta ini. "Dan kalau disuntik dua kali pakai AstraZeneca hanya kebal 60%, nah kalau pakai Pfizer hanya 80%," katanya.
Baca juga: Waspada! Varian Delta Covid-19 Sudah Bertransmisi Lokal di Kudus
Zubairi pun menegaskan bahwa efektivitas vaksin Covid-19 akan menurun terhadap varian Delta ini. "Jadi menurun sekali (efektivitas), memang luar biasa sekali varian Delta ini ganas, mudah menyebabkan sakit, dan mudah menyebabkan rumah sakit-rumah sakit penuh," katanya.
Oleh karena itu, Zubairi meminta agar waspada agar tidak bernasib sama seperti India yang mengalami tsunami Covid-19. "Kita sekarang harus amat sangat waspada karena kita sedang bernasib sama seperti di India di awal, artinya membahayakan banget," katanya.
"India kan kasusnya melonjak karena abai, bahasanya komplasensi artinya mulai tidak peduli, mirip juga seperti di Taiwan, di mana orang-orang di sana merasa tidak mungkin tertular karena mereka lockdown di awal, sehingga abai dan karena itu muncul banyak," kata Zubairi.
Baca juga: Waspada! Virus Covid-19 Varian Delta Bermutasi Bentuk Varian Delta Plus
Zubairi pun meminta kepada masyarakat agar tidak merasa percaya diri bisa tertular Covid-19 meski sudah divaksin. "Nah, di kita juga sama. Kita tahu bahwa orang-orang yang sudah divaksinasi merasa PD (percaya diri) tidak bisa tertular, meski sudah divaksinasi dua kali, tolong tetap disiplin protokol kesehatan karena kita masih bisa berpotensi terinfeksi," katanya.
"Varian baru kan memang lebih mudah menular. Nah, kalau dari data Inggris bahwa pakai vaksin apapun kalau sudah disuntik satu kali kekebalannya terhadap virus Delta ini 33%," kata Zubairi dalam keterangannya, Selasa (15/6/2021).
Sementara itu, kata Zubairi, jika menggunakan vaksin AstraZeneca hanya kebal 60% meski sudah dua kali suntikan dan vaksin Pfizer bisa kebal hingga 80% terhadap varian Delta ini. "Dan kalau disuntik dua kali pakai AstraZeneca hanya kebal 60%, nah kalau pakai Pfizer hanya 80%," katanya.
Baca juga: Waspada! Varian Delta Covid-19 Sudah Bertransmisi Lokal di Kudus
Zubairi pun menegaskan bahwa efektivitas vaksin Covid-19 akan menurun terhadap varian Delta ini. "Jadi menurun sekali (efektivitas), memang luar biasa sekali varian Delta ini ganas, mudah menyebabkan sakit, dan mudah menyebabkan rumah sakit-rumah sakit penuh," katanya.
Oleh karena itu, Zubairi meminta agar waspada agar tidak bernasib sama seperti India yang mengalami tsunami Covid-19. "Kita sekarang harus amat sangat waspada karena kita sedang bernasib sama seperti di India di awal, artinya membahayakan banget," katanya.
"India kan kasusnya melonjak karena abai, bahasanya komplasensi artinya mulai tidak peduli, mirip juga seperti di Taiwan, di mana orang-orang di sana merasa tidak mungkin tertular karena mereka lockdown di awal, sehingga abai dan karena itu muncul banyak," kata Zubairi.
Baca juga: Waspada! Virus Covid-19 Varian Delta Bermutasi Bentuk Varian Delta Plus
Zubairi pun meminta kepada masyarakat agar tidak merasa percaya diri bisa tertular Covid-19 meski sudah divaksin. "Nah, di kita juga sama. Kita tahu bahwa orang-orang yang sudah divaksinasi merasa PD (percaya diri) tidak bisa tertular, meski sudah divaksinasi dua kali, tolong tetap disiplin protokol kesehatan karena kita masih bisa berpotensi terinfeksi," katanya.
(abd)
tulis komentar anda