Airlangga Hartarto Sebut Kasus Covid-19 di Tanah Air Masih Terkendali
Senin, 07 Juni 2021 - 19:51 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, perkembangan kasus konfirmasi harian dan kasus aktif secara umum masih terkendali, namun mulai menunjukkan tren kenaikan pada beberapa hari terakhir pascahari Raya Idul Fitri.
Tingkat kasus aktif di Indonesia per 6 Juni 2021 sebesar 5,3%, masih jauh lebih baik dari kasus aktif global di angka 7,5%. Sedangkan tingkat kesembuhan Indonesia berada di 91,9% sedangkan Global sekitar 90,3%. Begitu juga dengan angka kematian sebesar 2,80% sementara Global 2,15%.
Kasus aktif nasional per 6 Juni 2021 yang berjumlah 98.455 kasus, mengalami penurunan sebesar 44,2% dibandingkan dari puncak kasus pada 5 Februari 2021. Jumlah kasus aktif terendah terjadi pada tanggal 18 Mei 2021 yakni sejumlah 87,514 kasus. Namun, sejak 19 Mei 2021 kembali mengalami tren peningkatan, bahkan pada 29 Mei - 2 Juni 2021 kasus aktif berada di atas 100.000 kasus. Baca juga: Ini Provinsi-provinsi dengan Kasus Aktif Tinggi dan Keterisian RS di Atas 50%
Kenaikan kasus aktif pasca Idul Fitri memiliki rata-rata kasus aktif dalam seminggu terakhir meningkat 0,85% dibandingkan dengan rata-rata minggu sebelumnya. “Kita perlu mewaspadai periode peningkatan kasus setelah libur Idulfitri yang diperkirakan terjadi pada 4-5 minggu setelahnya,” ujarnya pada usai Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/6/2021).
Hadir dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito.
Menurut Airlangga, tren konfirmasi harian sebelum Idulfitri di kisaran 5.000-6000 kasus perhari, satu minggu pasca Idul Fitri yakni pada 13-19 Mei 2021 mengalami tren penurunan, namun sejak 19 Mei terus mengalami peningkatan kembali ke angka 5.000-6.000 kasus per hari. Dibandingkan negara lain, jumlah kasus terkonfirmasi mingguan per 1 juta penduduk di Indonesia masih jauh lebih rendah, yakni Indonesia 147 orang per 1 juta penduduk; Malaysia 1.607 orang per 1 juta penduduk; India 662 orang per 1 juta penduduk; dan Perancis 731 orang per 1 juta penduduk.
Di Indonesia terdapat 5 provinsi dengan kasus aktif terbesar yang berkontribusi atas 65% kasus aktif tingkat nasional, antara lain adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Papua, dan Riau. Provinsi di Pulau Jawa berkontribusi sebesar 52,4% terhadap kasus aktif nasional, sedangkan provinsi di Sumatera berkontribusi sebesar 26,5%. Bed Occupancy Rate (BOR) Nasional rata-rata mingguan mengalami peningkatan 14,07% dibandingkan rata-rata minggu sebelumnya di mana per 6 Juni BOR Nasional sebesar 40%.
Terdapat 14 Provinsi dengan BOR di atas rata-rata nasional, dan 5 Provinsi dengan BOR di atas 50% yaitu: Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Jambi, dan Riau. Per 6 Juni 2021, 22 provinsi mengalami tren peningkatan rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit dibandingkan rata-rata dua minggu sebelumnya. BOR Isolasi dan Intensif ICU di tingkat kabupaten/kota meningkat seiring dengan peningkatan kasus aktif yang terjadi.
BOR Isolasi di beberapa kabupaten/kota di Sumatera dan Jawa bahkan melebihi 70% dan ada yang 100% seperti di Musi Rawas Utara, Toba Samosir, dan Lanny Jaya. BOR Intensif (ICU) di beberapa kabupaten/kota juga mencapai lebih dari 70%, bahkan di Jawa Tengah dan Jawa Barat terdapat yang mencapai 100% seperti di Majalengka dan Rembang.
Ada beberapa daerah atau klaster yang memiliki kenaikan BOR cukup tinggi, contohnya di Kudus dan Bangkalan. “Kenaikan yang tinggi ini karena ada peningkatan kasus yang spesifik di klaster ini, karena Kudus adalah daerah ziarah, sedangkan di Bangkalan banyak terdapat pekerja migran yang pulang dari negara tetangga,” jelas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
“Kita mengurai tekanan dan beban yang berada di rumah sakit dengan cara merujuk pasien yang berat dan sedang ke kota terdekat. Untuk Kudus ke Semarang, sedangkan yang di Bangkalan dirujuk ke Surabaya,” lanjut Budi.
Kepatuhan penggunaan masker di Indonesia juga harus semakin ditingkatkan. Di Sumatera Barat, Jambi, dan DIY mencapai tingkat kepatuhan tertinggi sebesar 91-100%. Sedangkan di daerah lain, kepatuhan 76-90% terdapat di Aceh, Banten, dan Jawa Tengah; kepatuhan 61-75% terdapat di Jawa Barat, Bangka Belitung, dan Kalimantan Selatan; sedangkan yang terkecil kurang dari 60% di Sulawesi Tengah dan Maluku. Terkait perekonomian, Pemerintah optimis bahwa perekonomian Indonesia akan segera pulih. “Pemerintah meyakini di kuartal II ini kita mampu tumbuh pada range 7-8%," ungkap Airlangga.
Tingkat kasus aktif di Indonesia per 6 Juni 2021 sebesar 5,3%, masih jauh lebih baik dari kasus aktif global di angka 7,5%. Sedangkan tingkat kesembuhan Indonesia berada di 91,9% sedangkan Global sekitar 90,3%. Begitu juga dengan angka kematian sebesar 2,80% sementara Global 2,15%.
Kasus aktif nasional per 6 Juni 2021 yang berjumlah 98.455 kasus, mengalami penurunan sebesar 44,2% dibandingkan dari puncak kasus pada 5 Februari 2021. Jumlah kasus aktif terendah terjadi pada tanggal 18 Mei 2021 yakni sejumlah 87,514 kasus. Namun, sejak 19 Mei 2021 kembali mengalami tren peningkatan, bahkan pada 29 Mei - 2 Juni 2021 kasus aktif berada di atas 100.000 kasus. Baca juga: Ini Provinsi-provinsi dengan Kasus Aktif Tinggi dan Keterisian RS di Atas 50%
Kenaikan kasus aktif pasca Idul Fitri memiliki rata-rata kasus aktif dalam seminggu terakhir meningkat 0,85% dibandingkan dengan rata-rata minggu sebelumnya. “Kita perlu mewaspadai periode peningkatan kasus setelah libur Idulfitri yang diperkirakan terjadi pada 4-5 minggu setelahnya,” ujarnya pada usai Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/6/2021).
Hadir dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito.
Menurut Airlangga, tren konfirmasi harian sebelum Idulfitri di kisaran 5.000-6000 kasus perhari, satu minggu pasca Idul Fitri yakni pada 13-19 Mei 2021 mengalami tren penurunan, namun sejak 19 Mei terus mengalami peningkatan kembali ke angka 5.000-6.000 kasus per hari. Dibandingkan negara lain, jumlah kasus terkonfirmasi mingguan per 1 juta penduduk di Indonesia masih jauh lebih rendah, yakni Indonesia 147 orang per 1 juta penduduk; Malaysia 1.607 orang per 1 juta penduduk; India 662 orang per 1 juta penduduk; dan Perancis 731 orang per 1 juta penduduk.
Di Indonesia terdapat 5 provinsi dengan kasus aktif terbesar yang berkontribusi atas 65% kasus aktif tingkat nasional, antara lain adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Papua, dan Riau. Provinsi di Pulau Jawa berkontribusi sebesar 52,4% terhadap kasus aktif nasional, sedangkan provinsi di Sumatera berkontribusi sebesar 26,5%. Bed Occupancy Rate (BOR) Nasional rata-rata mingguan mengalami peningkatan 14,07% dibandingkan rata-rata minggu sebelumnya di mana per 6 Juni BOR Nasional sebesar 40%.
Terdapat 14 Provinsi dengan BOR di atas rata-rata nasional, dan 5 Provinsi dengan BOR di atas 50% yaitu: Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Jambi, dan Riau. Per 6 Juni 2021, 22 provinsi mengalami tren peningkatan rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit dibandingkan rata-rata dua minggu sebelumnya. BOR Isolasi dan Intensif ICU di tingkat kabupaten/kota meningkat seiring dengan peningkatan kasus aktif yang terjadi.
BOR Isolasi di beberapa kabupaten/kota di Sumatera dan Jawa bahkan melebihi 70% dan ada yang 100% seperti di Musi Rawas Utara, Toba Samosir, dan Lanny Jaya. BOR Intensif (ICU) di beberapa kabupaten/kota juga mencapai lebih dari 70%, bahkan di Jawa Tengah dan Jawa Barat terdapat yang mencapai 100% seperti di Majalengka dan Rembang.
Ada beberapa daerah atau klaster yang memiliki kenaikan BOR cukup tinggi, contohnya di Kudus dan Bangkalan. “Kenaikan yang tinggi ini karena ada peningkatan kasus yang spesifik di klaster ini, karena Kudus adalah daerah ziarah, sedangkan di Bangkalan banyak terdapat pekerja migran yang pulang dari negara tetangga,” jelas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
“Kita mengurai tekanan dan beban yang berada di rumah sakit dengan cara merujuk pasien yang berat dan sedang ke kota terdekat. Untuk Kudus ke Semarang, sedangkan yang di Bangkalan dirujuk ke Surabaya,” lanjut Budi.
Kepatuhan penggunaan masker di Indonesia juga harus semakin ditingkatkan. Di Sumatera Barat, Jambi, dan DIY mencapai tingkat kepatuhan tertinggi sebesar 91-100%. Sedangkan di daerah lain, kepatuhan 76-90% terdapat di Aceh, Banten, dan Jawa Tengah; kepatuhan 61-75% terdapat di Jawa Barat, Bangka Belitung, dan Kalimantan Selatan; sedangkan yang terkecil kurang dari 60% di Sulawesi Tengah dan Maluku. Terkait perekonomian, Pemerintah optimis bahwa perekonomian Indonesia akan segera pulih. “Pemerintah meyakini di kuartal II ini kita mampu tumbuh pada range 7-8%," ungkap Airlangga.
(cip)
tulis komentar anda