Sinergi Menjaga Sang Raja Rimba Sumatera

Selasa, 25 Mei 2021 - 06:18 WIB
Saat ini Balai TNBT telah melakukan kerja sama dengan beberapa pihak, terdiri atas: kerja sama Kemitraan Konservasi dengan 10 Kelompok Tani Hutan (KTH) masyarakat asli (Indigenous)dan lokal; kerja sama penguatan fungsi melibatkan Pemerintah Daerah, Yayasan/ LSM Lokal maupun Internasional, dan dengan badan usaha (milik negara dan swasta).

Kerja sama dengan badan usaha swasta diantara dengan PT Lestari Asri Jaya (LAJ) yang telah terbangun sejak 2018, meliputi penguatan fungsi dalam rangka mendukung pengelolaan taman nasional dengan ruang lingkup perlindungan Kawasan, pengawetan flora dan fauna, pemulihan ekosistem, danpemberdayaan masyakarat.

Tangkapan rekaman keluarga harimau pada Maret lalu merupakan hasil dari kegiatan pemantauan satwaliar dalam rangka pengawetan flora dan fauna yang dilakukan bekerjasama dengan Perusahaan tersebut.

Kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak tersebut sangat positif dalam upaya perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari dari TNBT.Para Mitra TNBT mendukung penuh terhadap keutuhan kawasan melalui implementasi program/kegiatan yang telah disetujui dan ditetapkan bersama sesuai dengan ruang lingkup kerja sama.

Selain satwa, terdapat juga flora unik dan langka seperti jenis Rafflesia (Rafflesia hasseltii) dan Salo / Daun Sang Gajah (Johannesteijsmannia altifrons).Tumbuhan Salo merupakan jenis palem yang memerlukan karakteristik tempat hidup tertentu dan hidup berkelompok di Lereng bukit. Tanah porous, kaya hara dari tumpukan seresah diperlukan Salo untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Populasi Salo teridentifikasi di beberapa lokasi di dalam kawasan TNBT namun keberadaannya cukup terancam akibat pemanfaatan berlebihan oleh masyarakat dan kebakaran hutan.

Masyarakat sekitar biasa memanfaatkan tanaman Salo sebagai atap atau dinding pondok.Untuk mengurangi keterancaman tanaman Salo akibat pengambilan tanaman yang tidak lestari, Balai TNBT melakukan upaya penyebaran informasi melalui penyuluhan/sosialisasi dilakukan oleh petugas didukung dengan kegiatan monitoring atau pemantauan secara berkala.

Tantangan yang dihadapi oleh Balai TNBT antara lai; masih ada kegiatan pengambilan kayu dan perambahan kawasan oleh masyarakat untuk kebutuhan lahan budidaya dan pembangunan sarana dan prasarana tinggal. Seringkali masyarakat perambah beralasan bahwa batas kawasan TN yang tidak jelas mengakibatkan mereka tidak tahu bahwa mereka berada di dalam kawasan konservasi.

Ancaman lain adalah dari pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi di sekitar kawasan sehingga memunculkan pemukiman-pemukiman baru dan jaringan jalan baru termasuk di dalam kawasan. Juga adanya persepsi di masyarakat bahwa kawasan TNBT lebih luas dari kawasan budidaya dan dipersepsikan sebagai lahan produktif bukan sebagai wilayah penyangga kehidupan.

Di sisi lainnya masyarakat di sekitar kawasan TNBT sebagian besar masih tergolong miskin sementara potensi sumber daya alam TNBT belum terasa manfaatnya secara langsung oleh masyarakat setempat.

Menghadapi tantangan-tantangan tersebut, Balai TNBT membutuhkan dukungan dan partisipasi aktif masyarakat dan badan usaha di sekitar kawasan konservasi. Salah satunya melalui kerja sama penguatan fungsi, program CSR (Corporate Social Responsibility) serta program Community Development.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More