Perayaan Idul Fitri di Tengah Pandemi COVID-19
Kamis, 13 Mei 2021 - 09:11 WIB
Terkait penanganan pandemi menjelang Idul Fitri, dia berharap kebijakan yang diambil adalah kebijakan yang berbasis sains dan juga konsisten. "Kita harus jujur menilai bahwa banyak kebijakan saat ini yang tidak konsisten. Pembatasan mobilitas yang ada tidak bersifat komprehensif, baik dari sisi waktu dan lokasi," jelasnya.
Dia melanjutkan larangan mudik pada tanggal 6-17 Mei 2021 malah membuat terjadinya peningkatan arus mudik sebelum tanggal yang dimaksud. Menurut dia, ketatnya larangan untuk berkumpul di rumah orang tua pada hari Lebaran tidak terjadi pada larangan untuk berkumpul di pusat perbelanjaan. "Tidak konsisten dan komprehensifnya kebijakan yang ada berpotensi besar untuk menimbulkan kegagalan dalam penanganan COVID-19 di Indonesia," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, selama kebijakan penanganan COVID-19 yang diambil tidak berbasis sains, konsisten, dan komprehensif, maka Idul Fitri tahun depan masih akan dirayakan dalam kondisi pandemi. "Lonjakan kasus seperti di India dan Malaysia juga berpotensi besar terjadi di Indonesia jika kebijakan dari pemerintah tidak tepat dan diperburuk dengan sikap acuh tak acuh dari masyarakat," tuturnya.
Dalam tinjauan antropologi, menurut dia, terdapat empat kelompok perilaku kesehatan, yaitu sadar melakukan tindakan menguntungkan, sadar melakukan tindakan merugikan, tidak sadar melakukan tindakan merugikan, dan tidak sadar melakukan tindakan menguntungkan. "Kesadaran masyarakat dalam melakukan tindakan yang menguntungkan bagi kesehatan adalah perilaku yang harus dipertahankan," imbuhnya.
Menurut dia, ketidaksadaran dikarenakan kurangnya pengetahuan ditangani dengan pemberian edukasi. Dia mengatakan, kesadaran dalam melakukan tindakan yang merugikan bagi kesehatan inilah yang harus diintervensi dengan kebijakan yang sifatnya mengikat. "Di sini arti pentingnya kebijakan yang tepat dalam mengendalikan perilaku yang merugikan kesehatan," paparnya.
Dia menambahkan hakikat kemenangan pada Idul Fitri adalah keberhasilan kita dalam menahan hawa nafsu dan tindakan yang merugikan. Dalam konteks Pandemi COVID-19, kata dia, abainya kita dalam menjalankan protokol kesehatan yang berpotensi menularkan virus akan menciderai kemenangan kita di hari Lebaran.
"Oleh karena itu, mari meraih kemenangan yang hakiki di Hari Raya Idul Fitri dengan menjaga diri agar tidak saling menularkan virus sesama keluarga dan kerabat," pungkasnya.
Dia melanjutkan larangan mudik pada tanggal 6-17 Mei 2021 malah membuat terjadinya peningkatan arus mudik sebelum tanggal yang dimaksud. Menurut dia, ketatnya larangan untuk berkumpul di rumah orang tua pada hari Lebaran tidak terjadi pada larangan untuk berkumpul di pusat perbelanjaan. "Tidak konsisten dan komprehensifnya kebijakan yang ada berpotensi besar untuk menimbulkan kegagalan dalam penanganan COVID-19 di Indonesia," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, selama kebijakan penanganan COVID-19 yang diambil tidak berbasis sains, konsisten, dan komprehensif, maka Idul Fitri tahun depan masih akan dirayakan dalam kondisi pandemi. "Lonjakan kasus seperti di India dan Malaysia juga berpotensi besar terjadi di Indonesia jika kebijakan dari pemerintah tidak tepat dan diperburuk dengan sikap acuh tak acuh dari masyarakat," tuturnya.
Dalam tinjauan antropologi, menurut dia, terdapat empat kelompok perilaku kesehatan, yaitu sadar melakukan tindakan menguntungkan, sadar melakukan tindakan merugikan, tidak sadar melakukan tindakan merugikan, dan tidak sadar melakukan tindakan menguntungkan. "Kesadaran masyarakat dalam melakukan tindakan yang menguntungkan bagi kesehatan adalah perilaku yang harus dipertahankan," imbuhnya.
Menurut dia, ketidaksadaran dikarenakan kurangnya pengetahuan ditangani dengan pemberian edukasi. Dia mengatakan, kesadaran dalam melakukan tindakan yang merugikan bagi kesehatan inilah yang harus diintervensi dengan kebijakan yang sifatnya mengikat. "Di sini arti pentingnya kebijakan yang tepat dalam mengendalikan perilaku yang merugikan kesehatan," paparnya.
Dia menambahkan hakikat kemenangan pada Idul Fitri adalah keberhasilan kita dalam menahan hawa nafsu dan tindakan yang merugikan. Dalam konteks Pandemi COVID-19, kata dia, abainya kita dalam menjalankan protokol kesehatan yang berpotensi menularkan virus akan menciderai kemenangan kita di hari Lebaran.
"Oleh karena itu, mari meraih kemenangan yang hakiki di Hari Raya Idul Fitri dengan menjaga diri agar tidak saling menularkan virus sesama keluarga dan kerabat," pungkasnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda