Tak Lagi Jabat Menristek, Bambang Brodjonegoro Ungkap tentang Peleburan Kementerian
Rabu, 28 April 2021 - 11:19 WIB
JAKARTA - Bambang Brodjonegoro dipastikan terlempar dari Kabinet Indonesia Maju. Pasalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini akan melantik empat pejabat negara.
Di antaranya Nadiem Makarim sebagai Mendikbud dan Ristek, Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi, Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Indriyanto Seno Adji sebagai anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Perpres Ristek yang keluar dan saya sudah lantik. Tapi isinya Sesmen (Sekretaris Menteri), Staf Ahli, that’s it. Sesmen pun tidak punya organisasi. Staf ahli juga tahu sendiri tidak punya struktur. Jadi hanya dengan itu saja saya coba jalankan organisasi," kata Bambang dikutip dari akun youtube Ikatan Alumni Program Habibie Center (IABIE), Minggu (12/4/2021).
"BRINnya yang harusnya menjadi yang utuh. Lengkap dengan eselonisasi nya, lengkap dengan deputi-deputi, sestama dan segala macam lengkap dengan organ-organnya itu tidak pernah muncul," ujarnya.
Bambang mengatakan bahwa tidak pernah munculnya Perpres Organisasi BRIN karena ada pihak yang menginginkan bahwa BRINnya harus dipisah dari Kemenristek. Diman BRIN harusnya menjadi organisasi yang melakukan penelitian secara konkret.
"Ya kebetulan saya tidak terlalu favor (berkenan) cara itu. Sehingga akhirnya deadlock selama satu tahun. Perpresnya tidak pernah keluar," tuturnya.
Setelah satu tahun Perpres BRIN tidak pernah keluar, Bambang pun mengatakan bahwa hal ini tidak mungkin diteruskan. Pasalnya akan sangat sulit kementerian tanpa organisasi.
"Sehingga akhirnya keputusannya dipisah," ujarnya.
Di antaranya Nadiem Makarim sebagai Mendikbud dan Ristek, Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi, Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Indriyanto Seno Adji sebagai anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Perpres Ristek yang keluar dan saya sudah lantik. Tapi isinya Sesmen (Sekretaris Menteri), Staf Ahli, that’s it. Sesmen pun tidak punya organisasi. Staf ahli juga tahu sendiri tidak punya struktur. Jadi hanya dengan itu saja saya coba jalankan organisasi," kata Bambang dikutip dari akun youtube Ikatan Alumni Program Habibie Center (IABIE), Minggu (12/4/2021).
"BRINnya yang harusnya menjadi yang utuh. Lengkap dengan eselonisasi nya, lengkap dengan deputi-deputi, sestama dan segala macam lengkap dengan organ-organnya itu tidak pernah muncul," ujarnya.
Bambang mengatakan bahwa tidak pernah munculnya Perpres Organisasi BRIN karena ada pihak yang menginginkan bahwa BRINnya harus dipisah dari Kemenristek. Diman BRIN harusnya menjadi organisasi yang melakukan penelitian secara konkret.
"Ya kebetulan saya tidak terlalu favor (berkenan) cara itu. Sehingga akhirnya deadlock selama satu tahun. Perpresnya tidak pernah keluar," tuturnya.
Setelah satu tahun Perpres BRIN tidak pernah keluar, Bambang pun mengatakan bahwa hal ini tidak mungkin diteruskan. Pasalnya akan sangat sulit kementerian tanpa organisasi.
"Sehingga akhirnya keputusannya dipisah," ujarnya.
tulis komentar anda