Tak Lagi Jabat Menristek, Bambang Brodjonegoro Ungkap tentang Peleburan Kementerian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bambang Brodjonegoro dipastikan terlempar dari Kabinet Indonesia Maju. Pasalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini akan melantik empat pejabat negara.
Di antaranya Nadiem Makarim sebagai Mendikbud dan Ristek, Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi, Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Indriyanto Seno Adji sebagai anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Perpres Ristek yang keluar dan saya sudah lantik. Tapi isinya Sesmen (Sekretaris Menteri), Staf Ahli, that’s it. Sesmen pun tidak punya organisasi. Staf ahli juga tahu sendiri tidak punya struktur. Jadi hanya dengan itu saja saya coba jalankan organisasi," kata Bambang dikutip dari akun youtube Ikatan Alumni Program Habibie Center (IABIE), Minggu (12/4/2021).
"BRINnya yang harusnya menjadi yang utuh. Lengkap dengan eselonisasi nya, lengkap dengan deputi-deputi, sestama dan segala macam lengkap dengan organ-organnya itu tidak pernah muncul," ujarnya.
Bambang mengatakan bahwa tidak pernah munculnya Perpres Organisasi BRIN karena ada pihak yang menginginkan bahwa BRINnya harus dipisah dari Kemenristek. Diman BRIN harusnya menjadi organisasi yang melakukan penelitian secara konkret.
"Ya kebetulan saya tidak terlalu favor (berkenan) cara itu. Sehingga akhirnya deadlock selama satu tahun. Perpresnya tidak pernah keluar," tuturnya.
Setelah satu tahun Perpres BRIN tidak pernah keluar, Bambang pun mengatakan bahwa hal ini tidak mungkin diteruskan. Pasalnya akan sangat sulit kementerian tanpa organisasi.
"Sehingga akhirnya keputusannya dipisah," ujarnya.
Terkait dengan pemisahan BRIN dari Kemenristek, Bambang mengusulkan agar Dikti dikembalikan lagi dengan Kemenristek. Menurutnya hal tersebut adalah kombinasi yang baik.
"Saya sudah mengusulkan kalau dipisah BRINnya sebagai badan, kementeriannya kembali ke Ristekdikti. Karena di situlah kombinasi yang baik karena Dikti heavynya di riset. Dan lembaga triset tentunya dengan perguruan tinggi adalah tadi komponen-komponen utama yang bisa melakukan kegiatan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi di Indonesia," ungkapnya.
Namun dengan adanya keputusan peleburan Kemenristek ke Kemendikbud, Bambang mengatakan usulannya tidak diambil. Pasalnya bukan Diktinya yang digabungkan ke Kemenristek tapi sebaliknya.
"Tetapi rupanya usulan saya bukan usulan yang diambil. Yang diputuskan diambil adalah digabungkan ke Dikbud karena Dikti ada di sana. Jadi Dikti tidak dikeluarkan. Dikti Tetap di situ. Ristek yang akan bergabung dengan Dikbud," tuturnya.
Di antaranya Nadiem Makarim sebagai Mendikbud dan Ristek, Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi, Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Indriyanto Seno Adji sebagai anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Perpres Ristek yang keluar dan saya sudah lantik. Tapi isinya Sesmen (Sekretaris Menteri), Staf Ahli, that’s it. Sesmen pun tidak punya organisasi. Staf ahli juga tahu sendiri tidak punya struktur. Jadi hanya dengan itu saja saya coba jalankan organisasi," kata Bambang dikutip dari akun youtube Ikatan Alumni Program Habibie Center (IABIE), Minggu (12/4/2021).
"BRINnya yang harusnya menjadi yang utuh. Lengkap dengan eselonisasi nya, lengkap dengan deputi-deputi, sestama dan segala macam lengkap dengan organ-organnya itu tidak pernah muncul," ujarnya.
Bambang mengatakan bahwa tidak pernah munculnya Perpres Organisasi BRIN karena ada pihak yang menginginkan bahwa BRINnya harus dipisah dari Kemenristek. Diman BRIN harusnya menjadi organisasi yang melakukan penelitian secara konkret.
"Ya kebetulan saya tidak terlalu favor (berkenan) cara itu. Sehingga akhirnya deadlock selama satu tahun. Perpresnya tidak pernah keluar," tuturnya.
Setelah satu tahun Perpres BRIN tidak pernah keluar, Bambang pun mengatakan bahwa hal ini tidak mungkin diteruskan. Pasalnya akan sangat sulit kementerian tanpa organisasi.
"Sehingga akhirnya keputusannya dipisah," ujarnya.
Terkait dengan pemisahan BRIN dari Kemenristek, Bambang mengusulkan agar Dikti dikembalikan lagi dengan Kemenristek. Menurutnya hal tersebut adalah kombinasi yang baik.
"Saya sudah mengusulkan kalau dipisah BRINnya sebagai badan, kementeriannya kembali ke Ristekdikti. Karena di situlah kombinasi yang baik karena Dikti heavynya di riset. Dan lembaga triset tentunya dengan perguruan tinggi adalah tadi komponen-komponen utama yang bisa melakukan kegiatan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi di Indonesia," ungkapnya.
Namun dengan adanya keputusan peleburan Kemenristek ke Kemendikbud, Bambang mengatakan usulannya tidak diambil. Pasalnya bukan Diktinya yang digabungkan ke Kemenristek tapi sebaliknya.
"Tetapi rupanya usulan saya bukan usulan yang diambil. Yang diputuskan diambil adalah digabungkan ke Dikbud karena Dikti ada di sana. Jadi Dikti tidak dikeluarkan. Dikti Tetap di situ. Ristek yang akan bergabung dengan Dikbud," tuturnya.
(maf)