Diversifikasi Problematika Politik Struktural
Senin, 26 April 2021 - 19:15 WIB
Problematika politik struktural semakin terdiversifikasikan dengan minimnya regenerasi kepemimpinan dan pengisian jabatan struktural dalam partai politik yang berkualitas. Sehingga tidak jarang, oknum yang memegang kepemimpinan dalam partai politik tidak mencerminkan figur yang representatif dengan kehendak konstituen dan garis perjuangan dari partai politik itu sendiri. Hal ini dikarenakan pengisian jabatan struktural yang memimpin sebuah partai politik dewasa ini cenderung didominasi oleh faktor popularitas dibandingkan faktor kaderisasi.
Seringkali lemahnya faktor kaderisasi tersebut kemudian menjadi salah satu penyebab munculnya faksi-faksi dalam internal partai politik. Terlebih apabila faktor popularitas yang mendominasi pengisian jabatan struktural partai politik tersebut terhubung dengan faktor kekerabatan. Faktor kekerabatan yang dimaksud adalah manakala oknum petinggi partai politik menggunakan politik kekeluargaan dalam menentukan pengisian jabatan struktural dalam partai politik. Sehingga kemudian hal tersebut berperan besar untuk mereduksi demokratisasi yang seharusnya hidup dalam sebuah partai politik.
Bahkan tidak jarang politik kekeluargaan ataupun politik kekerabatan dapat menjadi salah satu akar penyebab konflik internal dalam partai politik. Hal ini bahkan dapat semakin menurunkan nilai demokrasi dalam sistem kepartaian apabila kemudian muncul intervensi dari pihak ketiga atas konflik internal sebuah partai politik.
Perlu untuk digarisbawahi, pengisian jabatan struktural dalam partai politik yang mengedepankan aspek figuritas yang erat hubungannya dengan politik kekeluargaan atau politik kekerabatan senyatanya tidak akan berorientasi secara penuh untuk mengembangkan eksistensi dan daya pengaruh sebuah partai politik kepada masyarakat. Melainkan akan cenderung menjadikan partai politik sebagai alat untuk bertahan ataupun menyerang lawan politik dalam kancah perpolitikan.
Oleh karena itu semakin diversifikasinya problematika politik struktural dewasa ini, partai politik harus kembali melakukan perenungan secara organisasi untuk kembali mengetahui suasana kebatinan yang sesungguhnya dikehendaki oleh para konstituennya. Dimana suasana kebatinan itulah yang harusnya direpresentasikan oleh politik struktural yang berpedoman pada kehendak garis pendukung akar rumput dibandingkan kehendak kalangan elite.
Selain itu perlu juga dipahami bahwa fungsi partai politik juga adalah untuk melakukan pendidikan politik kepada masyarakat. Tidaklah bijaksana menjadikan politik struktural hanya menjadi alat popularitas yang minim dengan kualitas yang justru akan berpotensi mereduksi nilai demokrasi yang sehat dalam partai politik sebagai representasi kehendak rakyat.
Seringkali lemahnya faktor kaderisasi tersebut kemudian menjadi salah satu penyebab munculnya faksi-faksi dalam internal partai politik. Terlebih apabila faktor popularitas yang mendominasi pengisian jabatan struktural partai politik tersebut terhubung dengan faktor kekerabatan. Faktor kekerabatan yang dimaksud adalah manakala oknum petinggi partai politik menggunakan politik kekeluargaan dalam menentukan pengisian jabatan struktural dalam partai politik. Sehingga kemudian hal tersebut berperan besar untuk mereduksi demokratisasi yang seharusnya hidup dalam sebuah partai politik.
Bahkan tidak jarang politik kekeluargaan ataupun politik kekerabatan dapat menjadi salah satu akar penyebab konflik internal dalam partai politik. Hal ini bahkan dapat semakin menurunkan nilai demokrasi dalam sistem kepartaian apabila kemudian muncul intervensi dari pihak ketiga atas konflik internal sebuah partai politik.
Perlu untuk digarisbawahi, pengisian jabatan struktural dalam partai politik yang mengedepankan aspek figuritas yang erat hubungannya dengan politik kekeluargaan atau politik kekerabatan senyatanya tidak akan berorientasi secara penuh untuk mengembangkan eksistensi dan daya pengaruh sebuah partai politik kepada masyarakat. Melainkan akan cenderung menjadikan partai politik sebagai alat untuk bertahan ataupun menyerang lawan politik dalam kancah perpolitikan.
Oleh karena itu semakin diversifikasinya problematika politik struktural dewasa ini, partai politik harus kembali melakukan perenungan secara organisasi untuk kembali mengetahui suasana kebatinan yang sesungguhnya dikehendaki oleh para konstituennya. Dimana suasana kebatinan itulah yang harusnya direpresentasikan oleh politik struktural yang berpedoman pada kehendak garis pendukung akar rumput dibandingkan kehendak kalangan elite.
Selain itu perlu juga dipahami bahwa fungsi partai politik juga adalah untuk melakukan pendidikan politik kepada masyarakat. Tidaklah bijaksana menjadikan politik struktural hanya menjadi alat popularitas yang minim dengan kualitas yang justru akan berpotensi mereduksi nilai demokrasi yang sehat dalam partai politik sebagai representasi kehendak rakyat.
(kri)
tulis komentar anda