Perhitungan Mengapa BBM Masih Tinggi Harganya
Minggu, 19 April 2020 - 14:23 WIB
Sebagai Informasi RON 88 adalah Premium, RON 90 adalah Pertalite, RON 92 adalah Pertamax, RON 95 adalah Pertamax Plus, dan ada juga RON 98 Pertamax Turbo. Hasil dari perhitungan dengan menggunakan Permen 2018 (Paramater ICP yang dipakai) dibandingkan dengan Kepmen 2020 (Parameter MOPS yang dipakai), untuk skema Waktu pengambilan Paramater dua bulan sebelumnya (Skenario A), sebulan sebelumnya (Skenario B), dan Real Time atau seminggu sebelumnya (Skenario C) adalah terpapar pada Tabel-2.
Jadi dapat dimengerti mengapa Badan Usaha saat ini masih menjual BBM Pertamax RON 92 seharga Rp9.000, dalam tabel Skenario A (parameter dua bulan lalu), diperoleh hitungan sebesar Rp8.800.
Namun bila dihitung dengan Skenario B (parameter sebulan lalu), maka harganya hanya cukup Rp7.100 saja, malah bila menggunakan Skenario C (parameter seminggu lalu), maka harganya hanya Rp5.650. Apalagi bila masih menggunakan dasar perhitungan dari ICP seperti pada Permen 2014 dan Permen 2018, hasil dari hitungan Skenario A, B, dan C, beturut-turut adalah Rp7.200, Rp6.000, dan Rp4.600.
Oleh karena itu Ketika Malaysia menerapkan Pertamax Plus RON 95 seharga Rp4.500 sementara RI untuk Pertamax masih menggunakan harga Rp9.000, banyak masyarakat yang terheran-heran.
Semoga dengan penjelasan tersebut, dapat dimengerti duduk perkaranya, sehingga bukan kesalahan hitung dari Badan Usaha seperti Pertamina, Shell, AKR, akan tetapi memang peraturannya yang menyebabkan dalam situasi prihatin ini masyarakat belum bisa menikmati BBM murah, masih dibutuhkan kesabaran sampai awal bulan Mei agar BBM murah mulai bisa dinikmati Rp7.000 dan awal bulan Juni Rp5.500. Semoga
Jadi dapat dimengerti mengapa Badan Usaha saat ini masih menjual BBM Pertamax RON 92 seharga Rp9.000, dalam tabel Skenario A (parameter dua bulan lalu), diperoleh hitungan sebesar Rp8.800.
Namun bila dihitung dengan Skenario B (parameter sebulan lalu), maka harganya hanya cukup Rp7.100 saja, malah bila menggunakan Skenario C (parameter seminggu lalu), maka harganya hanya Rp5.650. Apalagi bila masih menggunakan dasar perhitungan dari ICP seperti pada Permen 2014 dan Permen 2018, hasil dari hitungan Skenario A, B, dan C, beturut-turut adalah Rp7.200, Rp6.000, dan Rp4.600.
Oleh karena itu Ketika Malaysia menerapkan Pertamax Plus RON 95 seharga Rp4.500 sementara RI untuk Pertamax masih menggunakan harga Rp9.000, banyak masyarakat yang terheran-heran.
Semoga dengan penjelasan tersebut, dapat dimengerti duduk perkaranya, sehingga bukan kesalahan hitung dari Badan Usaha seperti Pertamina, Shell, AKR, akan tetapi memang peraturannya yang menyebabkan dalam situasi prihatin ini masyarakat belum bisa menikmati BBM murah, masih dibutuhkan kesabaran sampai awal bulan Mei agar BBM murah mulai bisa dinikmati Rp7.000 dan awal bulan Juni Rp5.500. Semoga
(maf)
tulis komentar anda