Lewat Instagram, Nadiem Klarifikasi Kamus Sejarah yang Hilangkan KH Hasyim Asy'ari
Rabu, 21 April 2021 - 17:13 WIB
JAKARTA - Mendikbud Nadiem Makarim akhirnya membuat klarifikasi terkait polemik buku kamus sejarah yang diterbitkan Kemendikbud. Melalui akun instagram @nadiemmakarim, Nadiem menyatakan bahwaKemedikbudtak bermaksud menghilangkan KH Hasyim Asy'ari dan mengecilkan Nahdlatul Ulama (NU) .
Hal itu dia ungkapan melalui akun IGTVnya. Hingga berita ditulis, video pernyataan Nadiem ditonton lebih dari 18.989 pengguna instagram."Begitu mendengar isu Kamus Sejarah. Saya mencari tahu, rupanya buku itu disusun tahun 2017 sebelum saya menjabat. Karenanya dibulan suci ini kita lakukan dengan akal sehat dan mencari solusi," kata Nadiem.
Nadiem mengaku langsung memerintahkan Dirjen Kebudayaan tak henti mengkoreksi dan menyempurnakan kamus yang sempat terhenti.
Selain itu, Nadiem menegaskan Kemendikbud tidak pernah menerbitkan Kamus Sejarah ini secara resmi, apalagi menggunakannya sebagai rujukan pembelajaran di sekolah."Saya meminta agar kamus yang disempurnakan dapat memberi manfaat bagi semua, termasuk mewadahi masukan dari @nahdlatululama.," katanya.
Termasuk kedepannya, Kemendikbud selalu mengedepankan komitmen penghormatan atas nilai-nilai sejarah dan perjuangan tokoh-tokoh bangsa termasuk K.H. Hasyim Asy'ari yang telah menorehkan sejarah panjang pendidikan dan kebudayaan.
"Beliau sekaligus tokoh NU yang menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Belajar dari sejarah senantiasa penting untuk kemajuan bangsa ini," tutupnya.
Hal itu dia ungkapan melalui akun IGTVnya. Hingga berita ditulis, video pernyataan Nadiem ditonton lebih dari 18.989 pengguna instagram."Begitu mendengar isu Kamus Sejarah. Saya mencari tahu, rupanya buku itu disusun tahun 2017 sebelum saya menjabat. Karenanya dibulan suci ini kita lakukan dengan akal sehat dan mencari solusi," kata Nadiem.
Nadiem mengaku langsung memerintahkan Dirjen Kebudayaan tak henti mengkoreksi dan menyempurnakan kamus yang sempat terhenti.
Selain itu, Nadiem menegaskan Kemendikbud tidak pernah menerbitkan Kamus Sejarah ini secara resmi, apalagi menggunakannya sebagai rujukan pembelajaran di sekolah."Saya meminta agar kamus yang disempurnakan dapat memberi manfaat bagi semua, termasuk mewadahi masukan dari @nahdlatululama.," katanya.
Termasuk kedepannya, Kemendikbud selalu mengedepankan komitmen penghormatan atas nilai-nilai sejarah dan perjuangan tokoh-tokoh bangsa termasuk K.H. Hasyim Asy'ari yang telah menorehkan sejarah panjang pendidikan dan kebudayaan.
"Beliau sekaligus tokoh NU yang menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Belajar dari sejarah senantiasa penting untuk kemajuan bangsa ini," tutupnya.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda