Bencana NTT, PABOI Evakuasi Pasien Patah Tulang Belakang di Lembata
Selasa, 13 April 2021 - 20:34 WIB
JAKARTA - Delapan dokter orthopaedi yang tergabung dalam Tim Tanggap Bencana Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) hingga kini masih bertugas di lokasi bencana Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Kamis (8/4/2021).
Salah satu anggota tim, I Made Buddy Setiawan mengatakan, saat ini mereka sedang membantu mengevakuasi pasien yang membutuhkan tindakan cukup serius. Salah satu pasiennya seorang perempuan berusia 38 tahun yang merupakan korban dari bencana badai siklon di Lembata, NTT.
Dokter yang tergabung dalam organisasi PABOI dan IOSS/PCI itu mengatakan, pasien ini menderita patah tulang belakang dan luka-luka pada seluruh tubuh akibat terbawa arus banjir. Akibatnya, korban lumpuh pada kedua kakinya.
Baca juga: Update Korban Bencana di NTT: 178 Meninggal, 47 Orang Masih Hilang
"Kondisi ini harus segera dioperasi sehingga peluang pasien untuk bisa berjalan kembali lebih besar," katanya kepada media melalui keterangan tertulis, Selasa (13/4/2021).
Adapun anak dan keluarga dari pasien sudah ditangani di RS Lewoleba. Namun untuk operasi tulang belakang membutuhkan alat dan fasilitas yang khusus, sehingga mengurangi risiko terjadinya komplikasi pascaoperasi.
Ia menjelaskan, selain patah tulang belakang yang diderita korban, anak perempuannya yang baru berusia 8 tahun harus kehilangan kaki kanannya karena beratnya cedera yang dialami. Anak pasien mengalami patah tulang terbuka pada kaki kanannya.
Baca juga: MNC Peduli Salurkan 4 Unit Genset untuk Korban Banjir di NTT
Salah satu anggota tim, I Made Buddy Setiawan mengatakan, saat ini mereka sedang membantu mengevakuasi pasien yang membutuhkan tindakan cukup serius. Salah satu pasiennya seorang perempuan berusia 38 tahun yang merupakan korban dari bencana badai siklon di Lembata, NTT.
Dokter yang tergabung dalam organisasi PABOI dan IOSS/PCI itu mengatakan, pasien ini menderita patah tulang belakang dan luka-luka pada seluruh tubuh akibat terbawa arus banjir. Akibatnya, korban lumpuh pada kedua kakinya.
Baca juga: Update Korban Bencana di NTT: 178 Meninggal, 47 Orang Masih Hilang
"Kondisi ini harus segera dioperasi sehingga peluang pasien untuk bisa berjalan kembali lebih besar," katanya kepada media melalui keterangan tertulis, Selasa (13/4/2021).
Adapun anak dan keluarga dari pasien sudah ditangani di RS Lewoleba. Namun untuk operasi tulang belakang membutuhkan alat dan fasilitas yang khusus, sehingga mengurangi risiko terjadinya komplikasi pascaoperasi.
Ia menjelaskan, selain patah tulang belakang yang diderita korban, anak perempuannya yang baru berusia 8 tahun harus kehilangan kaki kanannya karena beratnya cedera yang dialami. Anak pasien mengalami patah tulang terbuka pada kaki kanannya.
Baca juga: MNC Peduli Salurkan 4 Unit Genset untuk Korban Banjir di NTT
tulis komentar anda