BRIN: Indonesia Jadi Negara Terbesar Kedua Korban Bencana Alam

Rabu, 03 April 2024 - 16:09 WIB
loading...
BRIN: Indonesia Jadi...
Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa menyebut Indonesia menjadi negara terbesar kedua korban bencana alam. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Risen dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa menyebut, secara global Indonesia menjadi negara dengan korban bencana alam terbesar pada rentang 2.000-2018. Indonesia menjadi negara terbesar kedua setelah Haiti.

"Secara global Indonesia menjadi salah satu negara dengan korban bencana alam terbesar pada rentang tahun 2.000-2018, yang mana sebanyak 185.677 korban," ujarnya dalam webinar Pemetaan Sesar Pulau Jawa serta Mitigasi Risiko Bencana Geologi oleh BRIN, Rabu (3/4/2024).

Pertama itu, Haiti sebanyak 230.063 korban, kedua Indonesia sebanyak 185.677 korban, ketiga Myanmar sebanyak 139.624 korban, dan kempat China sebanyak 112.593 korban. Korban jiwanya cukup banyak akibat gempa bumi dan bisa dibayangkan Pulau Jawa ini 50% penduduk Indonesia tinggal di Jawa



Melihat tektonik di Jawa, kata dia, Indonesia punya 295 patahan aktif. Secara Internasional patahan aktif didefinisikan setidaknya ada gempa dalam 1 kali dalam 10.000 tahun. Pihaknya memetakan 295 patahan aktif di 2017, dan di 2024 pihaknya sedang melakukan pemutakhiran sumber gempa ini dan yang dipahami sudah bertambah hampir 400 sumber gempa.



"Di sini kalau kota overlay kan dengan jumlah penduduk di Indonesia maka sekitar 200 juta penduduk Indonesia itu bisa mengalami goncangan gempa dengan intensitas 6 ke atas atau sekitar 77% dan ada 4 juta jiwa yang tinggal di atas patahan sehingga konsen besar," katanya.

Dia menambahkan, alur mitigasi bencana perlu dilakukan dengan 4 fase, yakni fase pra bencana, saat bencana, pascabencana, hingga evaluasi.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1604 seconds (0.1#10.140)