BIN Sebut Milenial Target Utama Kelompok Teroris
Sabtu, 03 April 2021 - 16:12 WIB
JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) mengungkap bahwa kaum milenial seperti pelaku teror Mabes Polri, ZA, menjadi target utama kelompok teroris dalam menyebarkan paham radikalisme, ekstremisme, dan terorisme. Apalagi, masyarakat yang tidak kritis terhadap suatu ajaran baru. Hal ini disampaikan Deputi VII BIN Wawan Purwanto dalam Polemik MNC Trijaya bertajuk 'Bersatu Melawan Teror', Sabtu (3/4/2021).
"Disinggung soal milenial, milenial-milenial ini memang menjadi target utama mereka. Biasanya intoleran maupun teror masuk kepada masyarakat yang tidak kritis, artinya menelan mentah ajaran apa yang disampaikan," kata Wawan.
Wawan melanjutkan, pihaknya selalu selalu menyampaikan kepada kaum milenial dan kaum second liner untuk selalu melalukan kroscek, cek dan ricek. Tanyakan pada ahlinya, para ulama, guru-guru, orang tua, karena mereka yang berpengalaman. Dan supaya kajian yang baru didapat itu lebih komprehensif.
Menurut Wawan, pihaknya selalu mendorong agar bacaan-bacaan dari kaum milenial itu selalu dikontrol oleh orang tua terdekat. Sebab, orang tua lah yang paling paham bagaimana watak anaknya.
"Yang biasanya riang menjadi pemurung, nggak pernah pergi ke mana-mana lalu pergi ke mana-mana, tahu-tahu pulang minta uang, maksa masuk ke kamar dan hanya diam, lalu melihat media sosial yang men-drive mereka lalu melakukan apa pun yang mereka bisa lakukan terkait entah apakah itu perakitan bom atau diisi sesuatu yang keliru, kemudian juga dari upaya-upaya mencari pembenaran dari gerakannya itu. Jadi mengarah ke sana," paparnya.
Untuk itu, dia menambahkan, BIN selalu melakukan upaya pemantauan selama 24 jam untuk melihat masyarakat dalam berselancar maya. "Yang berselancar di dunia maya itu seperti apa. Banyak juga yang kita peringatkan. Adek, Mas, Mbak, yang seperti ini sebenarnya tak betul, yang betul yang seperti ini," ungkap Wawan.
"Disinggung soal milenial, milenial-milenial ini memang menjadi target utama mereka. Biasanya intoleran maupun teror masuk kepada masyarakat yang tidak kritis, artinya menelan mentah ajaran apa yang disampaikan," kata Wawan.
Wawan melanjutkan, pihaknya selalu selalu menyampaikan kepada kaum milenial dan kaum second liner untuk selalu melalukan kroscek, cek dan ricek. Tanyakan pada ahlinya, para ulama, guru-guru, orang tua, karena mereka yang berpengalaman. Dan supaya kajian yang baru didapat itu lebih komprehensif.
Baca Juga
Menurut Wawan, pihaknya selalu mendorong agar bacaan-bacaan dari kaum milenial itu selalu dikontrol oleh orang tua terdekat. Sebab, orang tua lah yang paling paham bagaimana watak anaknya.
"Yang biasanya riang menjadi pemurung, nggak pernah pergi ke mana-mana lalu pergi ke mana-mana, tahu-tahu pulang minta uang, maksa masuk ke kamar dan hanya diam, lalu melihat media sosial yang men-drive mereka lalu melakukan apa pun yang mereka bisa lakukan terkait entah apakah itu perakitan bom atau diisi sesuatu yang keliru, kemudian juga dari upaya-upaya mencari pembenaran dari gerakannya itu. Jadi mengarah ke sana," paparnya.
Untuk itu, dia menambahkan, BIN selalu melakukan upaya pemantauan selama 24 jam untuk melihat masyarakat dalam berselancar maya. "Yang berselancar di dunia maya itu seperti apa. Banyak juga yang kita peringatkan. Adek, Mas, Mbak, yang seperti ini sebenarnya tak betul, yang betul yang seperti ini," ungkap Wawan.
(zik)
tulis komentar anda