Juli Sekolah Dibuka, Satgas Akui Case Fatality Rate COVID-19 Usia Sekolah Rendah
Selasa, 30 Maret 2021 - 13:09 WIB
JAKARTA - Pemerintah kembali membuka opsi agar para siswa bisa belajar di sekolah. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 , Wiku Adisasmito pun menegaskan bahwa pembelajaran tatap muka harus memperhatikan berbagai aspek.
“Melakukan pendidikan tatap muka ini penting sekali untuk memperhatikan berbagai aspek,” ujar Wiku dalam Pengumuman Keputusan Bersama tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19, Selasa (30/3/2021).
Wiku mengatakan jika dilihat secara nasional kasus COVID-19 di usia anak sekolah memperlihatkan angka yang fluktuatif. "Kalau kita lihat perkembangan kasus positif yang ada di usia sekolah, kalau kita lihat bahwa memang kenaikan kasus dan juga penurunan kasus secara nasional mengenai juga kelompok umur yang ada baik PAUD, SD, SMP, SMA terjadi juga,” jelasnya.
Namun, kata Wiku, angka case fatality rate atau angka kematian akibat COVID-19 pada usia anak sekolah relatif rendah. “Memang CFR (case fatality rate) relatif rendah dilihat dari kondisi secara nasional kita. Ini adalah berita baik juga bahwa anak-anak relatif terlindungi dari fatalitas. Kalau kita dari kematian, kita juga bisa lihat bahwa kondisinya fluktuatif.”
Wiku juga mengatakan bahwa angka kematian COVID-19 secara nasional masih didominasi oleh orang dengan penyakit komorbid. “Kalau kita lihat dari orang yang ada penyakit komorbid, pada anak-anak penyakit komorbid ini mungkin belum muncul atau tidak ada. Komorbid ini yang ada pada orang-orang usia lanjut. Dan ini adalah orang tua dari anak-anak sekolah itu.”
Sehingga, tegas Wiku, pembukaan tatap muka yang terbatas tersebut juga harus menjaga jangan sampai anak-anak yang sekolah mungkin bisa tertular di dalam perjalanannya menuju sekolah atau kembali, atau waktu di dalam sekolah yang menulari orang tuanya. “Yang mungkin orang tuanya ini adalah orang-orang yang memiliki komorbiditas 1, 2, atau lebih,” tegasnya.
“Melakukan pendidikan tatap muka ini penting sekali untuk memperhatikan berbagai aspek,” ujar Wiku dalam Pengumuman Keputusan Bersama tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19, Selasa (30/3/2021).
Baca Juga
Wiku mengatakan jika dilihat secara nasional kasus COVID-19 di usia anak sekolah memperlihatkan angka yang fluktuatif. "Kalau kita lihat perkembangan kasus positif yang ada di usia sekolah, kalau kita lihat bahwa memang kenaikan kasus dan juga penurunan kasus secara nasional mengenai juga kelompok umur yang ada baik PAUD, SD, SMP, SMA terjadi juga,” jelasnya.
Namun, kata Wiku, angka case fatality rate atau angka kematian akibat COVID-19 pada usia anak sekolah relatif rendah. “Memang CFR (case fatality rate) relatif rendah dilihat dari kondisi secara nasional kita. Ini adalah berita baik juga bahwa anak-anak relatif terlindungi dari fatalitas. Kalau kita dari kematian, kita juga bisa lihat bahwa kondisinya fluktuatif.”
Wiku juga mengatakan bahwa angka kematian COVID-19 secara nasional masih didominasi oleh orang dengan penyakit komorbid. “Kalau kita lihat dari orang yang ada penyakit komorbid, pada anak-anak penyakit komorbid ini mungkin belum muncul atau tidak ada. Komorbid ini yang ada pada orang-orang usia lanjut. Dan ini adalah orang tua dari anak-anak sekolah itu.”
Sehingga, tegas Wiku, pembukaan tatap muka yang terbatas tersebut juga harus menjaga jangan sampai anak-anak yang sekolah mungkin bisa tertular di dalam perjalanannya menuju sekolah atau kembali, atau waktu di dalam sekolah yang menulari orang tuanya. “Yang mungkin orang tuanya ini adalah orang-orang yang memiliki komorbiditas 1, 2, atau lebih,” tegasnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda