Prajurit Marinir 3 Hari 3 Malam Terombang-ambing di Laut Tanpa Makan dan Minum
Minggu, 28 Maret 2021 - 07:30 WIB
Sebelumnya Pelda Mar (anm) Slamet Priyono berpesan: “Mid… saya dan Tardi akan menuju daratan lebih dulu dan saya akan berusaha cari perahu untuk menolong kamu”, itulah kata-kata terakhir yang disampaikan pada mereka berdua. Perpecahan tersebut seharusnya tidak perlu terjadi, karena sebagai Tim kecil apapun yang terjadi harus tetap kompak.
Dua jam setelah berpisah, sekitar pukul 18.00, Nur Kamid beserta Kopda Marinir Soeyono terjebak dalam pusaran arus, yang sangat kuat, hampir dua jam tidak mampu keluar dari pusaran tersebut, hampir-hampir menyerah. Namun kepada Tuhanlah akhirnya mereka mengadu. Mereka panggil keagungan nama Tuhan untuk dapat membebaskannya. Azanlah mereka sekuat-kuatnya dengan cucuran air mata. Dan Tuhan mendengar dan menerima permohonan mereka karena selesai azan dengan mudah mereka keluar dari pusaran tersebut.
Setelah mereka bebas dari pusaran arus selanjutnya berenang ke arah barat laut karena menurut pengalaman, selama berenang di Selat Ombay tersebut perubahan arus hanya ke arah barat dan timur. Berdasarkan pertimbangan tersebut mereka tidak langsung menuju ujung timur Alor yang jaraknya paling dekat, tetapi mereka memotong agak ke barat, agar bila terjadi perubahan arah arus ke timur mereka tidak terseret ke laut Banda yang sangat luas, dan kalau terjadi perubahan arus ke timur mereka tetap lurus dengan Alor. (Bersambung...)
Dua jam setelah berpisah, sekitar pukul 18.00, Nur Kamid beserta Kopda Marinir Soeyono terjebak dalam pusaran arus, yang sangat kuat, hampir dua jam tidak mampu keluar dari pusaran tersebut, hampir-hampir menyerah. Namun kepada Tuhanlah akhirnya mereka mengadu. Mereka panggil keagungan nama Tuhan untuk dapat membebaskannya. Azanlah mereka sekuat-kuatnya dengan cucuran air mata. Dan Tuhan mendengar dan menerima permohonan mereka karena selesai azan dengan mudah mereka keluar dari pusaran tersebut.
Setelah mereka bebas dari pusaran arus selanjutnya berenang ke arah barat laut karena menurut pengalaman, selama berenang di Selat Ombay tersebut perubahan arus hanya ke arah barat dan timur. Berdasarkan pertimbangan tersebut mereka tidak langsung menuju ujung timur Alor yang jaraknya paling dekat, tetapi mereka memotong agak ke barat, agar bila terjadi perubahan arah arus ke timur mereka tidak terseret ke laut Banda yang sangat luas, dan kalau terjadi perubahan arus ke timur mereka tetap lurus dengan Alor. (Bersambung...)
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda