Effendi Simbolon: Kader Dukung Puan tapi Bukan sama Naturalisasi

Sabtu, 27 Maret 2021 - 12:23 WIB
Politikus Effendi Simbolon menyatakan banyak kader mendung Puan Maharani maju di Pilpres 2024 tetapi bukan dengan orang dari luar yang disebutnya politikus naturalisasi. Foto/dok.SINDOnews
JAKARTA - Beberapa waktu lalu, beredar selebaran deklarasi dukungan terhadap Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024 mendatang.

Politikus PDIP Effendi Simbolon memastikan itu hanya gurauan semata. Tidak ada keinginan PDIP untuk menduetkan Puan dengan Moeldoko di Pemilu 2024 nanti.

“Pastinya bercanda itu, pastinya bercanda,” kata Effendi menjawab pertanyaan Margi Syarief dalam diskusi Polemik Trijaya yang bertajuk “Senjakala Regenerasi Parpol” yang disiarkan daring di kanal Youtube MNC Trijaya, Sabtu (26/3/2021).





Effendi mengakui memnag banyak dukungan di internal PDIP untuk Puan pada Pemilu 2024 mendatang, termasuk dirinya. Tetapi tidak ada keinginan untuk mencalonkan Puan bersama Moeldoko. “Karena saya termasuk yang mendukung Puan untuk maju tapi bukan sama naturalisasi,” terangnya.

Menurut Effendi, pada waktunya nanti PDIP akan mengumumkan resmi pencalonan Puan tersebut. “Nanti ada saatnya, teman-teman.. ya ada waktunya lah,” ungkap anggota Komisi I DPR itu.

Effendi juga menegaskan bahwa Megawati bukan hanya membidani kelahiran tetapi dialah kromosom PDIP itu sendiri. Hal ini berbeda dengan partai lain yang masih mempertentangkan pendiri serta penggagasnya. Sebaliknya pembawa, identitas dan yang melahirkan PDIP adalah Megawati Soekarnoputri.

“Itu yang menurut bukan tidak adanya meritrokrasi, regulasi, regenerasi, itu mengalir. Coba lihat di DPRD tingkat dua, banyak sekali umurnya sangat muda sekali. Bahkan kami di DPR, 128, prosentase yang muda banyak sekali. Umur saya yang udah ada di ujung juga, banyak sekali generasi muda,” terangnya.



Oleh karena itu, dia pun membenarkan bahwa PDIP sangat bergantung pada Megawati. sebab apa yang diwariskan adalah pakem ajaran Bung Karno dengan kata perjuangan. Begitu juga dengan sejarah peralihan diktator di era Orde Baru ke era Reformasi. Megawati yang meletakan dasar-dasar demokrasi itu.

“Ada nilai kami di internal, mungkin sudah menjadi pakem, kita tidak melihat perbedaan PDIP dengan sosok figur tunggal kita,” ungkap Effendi.
(muh)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More