Menkes Sebut Ketersediaan Vaksin COVID-19 di Tanah Air Terancam Embargo
Jum'at, 26 Maret 2021 - 16:11 WIB
JAKARTA - Menteri Kesehatan ( Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa ketersediaan vaksin COVID-19 di Tanah Air terancam dari embargo negara-negara yang memproduksi vaksin COVID-19.
Budi mengatakan saat ini hanya ada lima negara yang memproduksi vaksin COVID-19. “Hanya ada lima negara yang bisa produksi vaksin, Amerika, Inggris, Rusia, India sama China. Dan semua mereka melakukan acceptance, mereka embargo, mereka atur vaksinnya yang boleh keluar tuh berapa banyak. Jadi ini demand negara ini pasti tinggi,” ujar Budi dalam Manager Forum ke-55 secara virtual, Jumat (26/3/2021).
Namun Budi mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara nomor 7 yang suntikan vaksin COVID-19 terbanyak di dunia. “Tapi di luar lima negara ini, Indonesia tadinya nomor 20, naik nomor 15, naik ke nomor 10, sekarang kita udah nomor 7, nyusul Italia, Spanyol, United Arab Emirates, gitu ya. Sedikit di atas kita ada Prancis sama Chili. Mudah-mudahan saya bisa kerja cepat,” jelas Budi.
Negara selain yang memproduksi vaksin ada beberapa negara yang suntikan vaksin COVID-19 masih di atas Indonesia, yakni ada Israel, Jerman, Turki dan Brazil. “Di atas lagi ada dua negara yang suntikannya besar itu Israel sama Jerman. Itu mungkin masih bisa terkejar tuh. Di atasnya lagi ada Turki sama Brazil,” katanya.
“Jadi itu adalah 6 negara yang masih suntikannya lebih banyak dari Indonesia. Dari berapa? Dari 165 negara di dunia dan mungkin 50-60 yang sudah bisa vaksinasi. Jadi kalau ada orang begini ya kita sudah menjadi 7 terbaik, sisa di luar yang punya vaksin,” sambung Budi.
Budi juga mengatakan bahwa dalam 2-3 minggu terakhir ini suntikan vaksin COVID-19 di Indonesia semakin cepat. “Berikutnya ini baru makin cepat di 2 minggu, 3 minggu terakhir. Kenapa? Sengaja kita atur demikian kenapa? Karena ini tergantung pada ketersediaan vaksinnya.”
Bahkan, kata Budi, suntikan vaksin COVID-19 di Indonesia sudah 500 ribu per hari. “Perlahan-lahan gradualist kita naik sekarang suntikannya sudah 500.000 per day. Kalau angka 10 juta itu, ini masalah vaksinasi adalah masalah ketersediaan vaksin, itu barang yang sangat langka direbutin di seluruh dunia,” tegasnya.
Budi mengatakan saat ini hanya ada lima negara yang memproduksi vaksin COVID-19. “Hanya ada lima negara yang bisa produksi vaksin, Amerika, Inggris, Rusia, India sama China. Dan semua mereka melakukan acceptance, mereka embargo, mereka atur vaksinnya yang boleh keluar tuh berapa banyak. Jadi ini demand negara ini pasti tinggi,” ujar Budi dalam Manager Forum ke-55 secara virtual, Jumat (26/3/2021).
Namun Budi mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara nomor 7 yang suntikan vaksin COVID-19 terbanyak di dunia. “Tapi di luar lima negara ini, Indonesia tadinya nomor 20, naik nomor 15, naik ke nomor 10, sekarang kita udah nomor 7, nyusul Italia, Spanyol, United Arab Emirates, gitu ya. Sedikit di atas kita ada Prancis sama Chili. Mudah-mudahan saya bisa kerja cepat,” jelas Budi.
Negara selain yang memproduksi vaksin ada beberapa negara yang suntikan vaksin COVID-19 masih di atas Indonesia, yakni ada Israel, Jerman, Turki dan Brazil. “Di atas lagi ada dua negara yang suntikannya besar itu Israel sama Jerman. Itu mungkin masih bisa terkejar tuh. Di atasnya lagi ada Turki sama Brazil,” katanya.
“Jadi itu adalah 6 negara yang masih suntikannya lebih banyak dari Indonesia. Dari berapa? Dari 165 negara di dunia dan mungkin 50-60 yang sudah bisa vaksinasi. Jadi kalau ada orang begini ya kita sudah menjadi 7 terbaik, sisa di luar yang punya vaksin,” sambung Budi.
Budi juga mengatakan bahwa dalam 2-3 minggu terakhir ini suntikan vaksin COVID-19 di Indonesia semakin cepat. “Berikutnya ini baru makin cepat di 2 minggu, 3 minggu terakhir. Kenapa? Sengaja kita atur demikian kenapa? Karena ini tergantung pada ketersediaan vaksinnya.”
Bahkan, kata Budi, suntikan vaksin COVID-19 di Indonesia sudah 500 ribu per hari. “Perlahan-lahan gradualist kita naik sekarang suntikannya sudah 500.000 per day. Kalau angka 10 juta itu, ini masalah vaksinasi adalah masalah ketersediaan vaksin, itu barang yang sangat langka direbutin di seluruh dunia,” tegasnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda