Dukung Pemerintah, GAMKI Edukasi Masyarakat Manfaat dan Pentingnya Vaksinasi
Kamis, 25 Maret 2021 - 06:54 WIB
"Berharap kepada seluruh gereja-gereja, organisasi gereja termasuk di dalamnya GAMKI dan GMKI untuk turut serta dalam proses vaksinasi ini dan mensosialisasikan bahwa vaksinasi adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga bumi, manusianya, juga memberi ruang bagi manusia atau umat untuk tetap bisa melayani Tuhan," jelasnya.
Lebih lanjut, Ketua Bidang Pakar Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito berpandangan kehadiran virus berbahaya di dunia ini disebabkan tidak adanya keseimbangan alam.
"Kalau kita lihat fenomena itu, jadi sebenarnya ada ketidakseimbangan alam. Dan sekarang muncul lah COVID-19. Ketidakseimbangan alam itu juga karena ulah manusia. Jadi kita harus mengembalikan keseimbangan alam dengan baik agar tidak terjadi intervensi dari alam juga untuk menyeimbangkan kembali," kata Wiku.
"Jadi adanya COVID-19 ini adalah salah satu bentuk terdistruksinya lingkungan dan menimbulkan penyakit yang biasanya ada pada hewan atau binatang, dan sekarang pindah ke manusia. Memang prosesnya akan lama sekali, karena itu proses alam," sambungnya.
Melihat persoalan yang mengancam nyawa masyarakat ini, dia menegaskan bahwa saat ini pemerintah tengah menargetkan sebanyak 181,5 juta vaksin untuk masyarakat. "Pemerintah sudah menyiapkan perencanaan untuk memiliki vaksin dalam jumlah yang cukup, dan bertahap tentunya," tutur Wiku.
Kemudian, Juru Bicara Vaksin COVID-19 PT Bio Farma Bambang Heriyanto menjelaskan saat ini pemerintah tengah menggunakan 7 jenis vaksin, yaitu produksi Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax, Pfizer-BioNtech, dan Sinovac. Dia mengaku bahwa akses untuk mendapatkan vaksin di tengah pandemi COVID-19 ini begitu sulit.
Kendati demikian, pemerintah berhasil melakukan beberapa langkah untuk mendapatkan vaksin tersebut. "Ini beberapa jalur yang bisa kita siapkan. Pertama, pengadaan vaksin melalui jalur bilateral yang dilakukan dengan kerja sama industri farmasi dalam hal ini Bio Farma dengan beberapa manufaktur penyedia vaksin di dunia," katanya.
"Kedua, melalui jalur multilateral (Covax/GAVI/WHO). Ketiga yang tentunya sangat kita dukung adalah pengembangan Vaksin Merah Putih," ucap Bambang menambahkan.
Sebagai penanggap dalam webinar itu, Bishop Gereja Methodist Indonesia Wilayah I Pdt KW Sinurat menilai, dalam hal ini gereja harus terus menyuarakan agar masyarakat terkhusus jemaat Gereja semakin bijak menghadapi pandemi virus corona ini.
"Pandemi COVID-19 ini bukanlah kutukan. Tetapi ini adalah suatu keadaan yang harus kita hadapi bersama apakah karena faktor alam, atau juga karena faktor kita manusia yang harus mengelola alam semesta ini. Kita harus hadapi situasi ini dengan iman yang kuat," kata dia.
Lebih lanjut, Ketua Bidang Pakar Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito berpandangan kehadiran virus berbahaya di dunia ini disebabkan tidak adanya keseimbangan alam.
"Kalau kita lihat fenomena itu, jadi sebenarnya ada ketidakseimbangan alam. Dan sekarang muncul lah COVID-19. Ketidakseimbangan alam itu juga karena ulah manusia. Jadi kita harus mengembalikan keseimbangan alam dengan baik agar tidak terjadi intervensi dari alam juga untuk menyeimbangkan kembali," kata Wiku.
"Jadi adanya COVID-19 ini adalah salah satu bentuk terdistruksinya lingkungan dan menimbulkan penyakit yang biasanya ada pada hewan atau binatang, dan sekarang pindah ke manusia. Memang prosesnya akan lama sekali, karena itu proses alam," sambungnya.
Melihat persoalan yang mengancam nyawa masyarakat ini, dia menegaskan bahwa saat ini pemerintah tengah menargetkan sebanyak 181,5 juta vaksin untuk masyarakat. "Pemerintah sudah menyiapkan perencanaan untuk memiliki vaksin dalam jumlah yang cukup, dan bertahap tentunya," tutur Wiku.
Kemudian, Juru Bicara Vaksin COVID-19 PT Bio Farma Bambang Heriyanto menjelaskan saat ini pemerintah tengah menggunakan 7 jenis vaksin, yaitu produksi Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax, Pfizer-BioNtech, dan Sinovac. Dia mengaku bahwa akses untuk mendapatkan vaksin di tengah pandemi COVID-19 ini begitu sulit.
Kendati demikian, pemerintah berhasil melakukan beberapa langkah untuk mendapatkan vaksin tersebut. "Ini beberapa jalur yang bisa kita siapkan. Pertama, pengadaan vaksin melalui jalur bilateral yang dilakukan dengan kerja sama industri farmasi dalam hal ini Bio Farma dengan beberapa manufaktur penyedia vaksin di dunia," katanya.
"Kedua, melalui jalur multilateral (Covax/GAVI/WHO). Ketiga yang tentunya sangat kita dukung adalah pengembangan Vaksin Merah Putih," ucap Bambang menambahkan.
Sebagai penanggap dalam webinar itu, Bishop Gereja Methodist Indonesia Wilayah I Pdt KW Sinurat menilai, dalam hal ini gereja harus terus menyuarakan agar masyarakat terkhusus jemaat Gereja semakin bijak menghadapi pandemi virus corona ini.
"Pandemi COVID-19 ini bukanlah kutukan. Tetapi ini adalah suatu keadaan yang harus kita hadapi bersama apakah karena faktor alam, atau juga karena faktor kita manusia yang harus mengelola alam semesta ini. Kita harus hadapi situasi ini dengan iman yang kuat," kata dia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda