Menjaga Nilai-nilai Agama untuk Perkuat Rasa Kebangsaan

Sabtu, 20 Maret 2021 - 23:46 WIB
“Karena itu tidak bisa juga bangsa Indonesia itu mengembangkan pembangunannya tanpa adanya nilai-nilai religiusitas. Tetapi kemudian yang kita inginkan dalam pengembangan nilai-nilai religiusitas itu bukan pada aspek-aspek formal ataupun simbolistiknya yang bisa menyebabkan orang bertengkar juga satu sama lainnya karena saling memperebutkan simbol-simbol tersebut,” ujarnya

Musdah juga mengatakan, dalam menumbuhkan akhlak mulia melalui pendidikan agama di lembaga pendidikan dirinya berkaca pada model pendidikan di beberapa negara maju. Contohnya dari PAUD bahkan sampai kelas 3 SD anak-anak belum diajarkan baca, tulis dan berhitung (calistung) tetapi anak-anak lebih diajarkan tentang pentingnya disiplin misalnya dalam berlalu lintas.

“Karena akhlak mulia itu berasal dari situ, bagaimana kita berhati-hati dan bisa menghargai orang lain. Jadi kita harus saling menghargai, karena akhlak mulia itu dimulai dengan penghargaannya terhadap orang lain,” tuturnya.

Guru Besar Pemikiran Politik Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyebut, pendidikan keluarga itu juga penting. Sehingga orang tua harus belajar juga bagaimana menjadi bapak dan Ibu yang baik. Karena namanya akhlak mulia harus dimulai dari pendidikan di keluarga.

“Pendidikan dengan memberikan contoh teladan harus dilakukan oleh orang tua demikian juga dengan guru. Karena kalau gurunya nggak memberikan teladan tentu akhlak kepada anak itu tidak bisa terbentuk,” tutur wanita yang juga Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ) itu.

Selain itu Musdah juga menyampaikan bahwa harus ditanamkan juga pendidikan dengan mengedepankan rasa hormat atau respek terhadap semua orang. Demikian juga penghormatan kepada hal-hal kebangsaan. “Karena para pendiri bangsa ini sendiri mengajarkan hubbul wathan minal iman, yakni mencintai Tanah Air dan bangsa itu adalah bahagian dari keimanan kita. Ini harus selalu diomongin ke anak-anak,” ujarnya.

Oleh karena itu menurut dia, dalam melaksanakan upacara bendera itu bukan untuk menghormati bendera, apalagi syirik. Tapi dengan menghormati bendera itu untuk menunjukkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. “Itu bagian dari rasa syukur kepada Allah di mana kita memelihara bangsa ini, kita tidak mau bangsa ini diperlakukan semena-mena dan kita tidak mau dijajah,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Musdah, agama juga mengajarkan manusia untuk bersosialisasi atau bermasyarakat. Karena di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hal itu sangat penting.

“Ini agar bagaimana mengedepankan prinsip persaudaraan, prinsip solidaritas, prinsip persatuan dan prinsip menjaga kepentingan bersama. Itu semuanya adalah esensi dari ajaran agama. Karena itu menurut saya, pendidikan agama itu bukan hanya mampu menguatkan rasa kebangsaan, tetapi sudah semestinya agama itu mendorong seseorang untuk mencintai dan menghormati bangsanya,” tuturnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(dam)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More