Bangun Diplomasi lewat Tiga Jembatan
Jum'at, 19 Maret 2021 - 06:13 WIB
Mirza menggariskan, Indonesia memilih Singapura untuk kerja sama "tiga jembatan" karena mempertimbangkan berbagai hal yang strategis. Secara umum, menurut dia, alasan yang digunakan Indonesia lebih ke lingkaran konsentris. Kerja sama ini juga mempertimbangkan konteks neighborhood first. Di sisi lain dalam konteks neighborhood first, tetangga dekat Indonesia juga ada Malaysia dan Brunei Darussalam.
"Kita akan lebih mudah melihat dari konsep lingkaran konsentris di mana isinya adalah anggota ASEAN. Indonesia memiliki berbagai modalitas yang dibutuhkan untuk peningkatan kerja sama, begitu pun dengan negara-negara lainnya sehingga disesuaikan saja," jelasnya.
Pertimbangan lain yakni Singapura juga sebagai hub keuangan dan investasi di kawasan. Selain itu, secara geografis memang letak Singapura lebih dekat dengan Kawasan BBK, sehingga lebih mudah untuk bekerja sama dengan Singapura khususnya untuk pengembangan daerah yang letaknya dekat dengan Singapura.
Perkuat Kerja Sama Bilateral
Dalam pandangan anggota Komisi I DPR Nurul Arifin, Indonesia dan Singapura secara resmi telah menjalin hubungan diplomatik sejak 7 September 1967. Kerja sama itu meliputi bidang perekonomian. Misalnya, pada 2019 Indonesia mengekspor hasil produksi sebesar SGD21 miliar atau setara Rp224,6 triliun. Itu membuat Singapura masuk dalam lima besar negara trade-partner bagi Indonesia. "Indonesia dan Singapura juga bekerja sama secara intens pada bidang lainnya seperti bidang keamanan, lingkungan hidup, dan lainnya," tegas Nurul di Jakarta, Rabu (17/3).
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar ini menilai, kerja sama pembangunan ‘Tiga Jembatan’ ini adalah langkah strategis kedua negara untuk bersama-sama memulihkan perekonomian dari hantaman pandemi Covid-19 pada 2020.
Harapan ini sama seperti yang diutarakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bapak Airlangga Hartarto. "Keinginan untuk meningkatkan kerja sama investasi Indonesia dengan Singapura juga tampak setelah pada 9 Maret 2021 berlangsung Bilateral Investment Treaty RI-Singapura. Singapura menjadi mitra pertama dalam kerja sama investasi ini, mengingat statusnya sebagai negara penanam modal utama di Indonesia," tandas Nurul.
Menurut dia, kerja sama pembangunan 'Tiga Jembatan’ Indonesia-Singapura ini menimbulkan tantangan di dalam negeri. Di antaranya seperti persaingan usaha dengan perusahaan asing maupun tenaga kerja asing. "Kita harus memanfaatkan dampak dari globalisasi sebagai saran untuk terus dapat mengembangkan diri menjadi negara yang lebih baik," tuturnya.
Anggota DPR Komisi I DPR ini mengharapkan Indonesia dan Singapura dapat meningkatkan kerja sama pada bidang keamanan dan pertahanan juga. Bentuknya bisa berupa latihan bersama, kunjungan, pertukaran profesional, hingga kursus lintas negara yang dapat meningkatkan pengetahuan dan persahabatan antara kekuatan militer kedua negara.
tulis komentar anda