Pelarangan Penggunaan Atribut Ormas Terlarang Diharapkan Dipatuhi Bersama

Senin, 22 Februari 2021 - 22:04 WIB
Memberikan bantuan sebaiknya tanpa embel-embel organisasi. Sehingga, pembagian bantuan ke korban banjir tidak boleh menggunakan atribut Ormas terlarang. Foto/Twitter/Ilustrasi
JAKARTA - Memberikan bantuan sebaiknya tanpa embel-embel organisasi. Maka itu, keputusan polisi dan TNI melarang penggunaan atribut organisasi terlarang memberikan bantuan kepada korban banjir wilayah Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur dinilai sudah tepat.



Sehingga, pembagian bantuan ke korban banjir tidak boleh menggunakan atribut Ormas terlarang. "Soal dia bagikan Bansos ke korban banjir, ya jangan bawa-bawa nama organisasi yang dilarang. Jangan menjustifikasi berbuat baik tapi melanggar aturan yang sudah diputuskan pemerintah," kata Pandapotan.

Pandapotan berharap masyarakat mentaati keputusan pemerintah. "Sudah dilarang pemerintah, ikuti saja. Kita ini kan negara yang jelas ada undang-undangnya, ada peraturannya, kita negara Pancasila," kata Pandapotan.

Hal senada juga dikatakan Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak. Gilbert menilaibwajar saja ketika polisi dan TNI membubarkan kegiatan organisasi terlarang.



"Seharusnya semua menaati hukum. Semua harusnya bisa memberi contoh yang baik. Kalau tujuannya membantu, harusnya tidak perlu atribut," ujar Gilbert secara terpisah.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan pun berpendapat bahwa pendekatan persuasif yang dilakukan kepolisian di lokasi banjir kawasan Cipinang sudah tepat.

"Kita melihat Polri tidak melakukan pendekatan refresif. Itu bagus agar situasi tetap kondusif. Kita minta kepada masyarakat silakan melakukan kegiatan kemanusiaan tapi tidak menggunakan nama ormas yang dilarang," kata Edi Hasibuan.

Dia pun mengajak semua pihak untuk menjaga keamanan, ketertiban masyarakat (Kamtibmas) dengan baik."Apalagi saat ini musim banjir. Banyak masyarakat yang kesulitan dan perlu bantuan," pungkasnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(maf)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More