Kasus Bansos Covid-19 Terus 'Digoreng', PDIP Bisa Senasib dengan Demokrat
Rabu, 10 Februari 2021 - 09:05 WIB
JAKARTA - Kasus suap bansos Covid-19 yang menjerat eks Mensos Juliari Peter Batubara bisa saja memengaruhi elektabilitas PDIP pada Pemilu 2024 . Hal yang sama pernah dialami Partai Demokrat saat kasus korupsi menjerat Anas Urbaningrum .
Menurut Direktur Riset Indonesian Presidential Studies (IPS) Arman Salam, Pemilu 2024 memang masih lama. Namun, banyak partai mulai melakukan manuver politik baik untuk meningkatkan dukungan melalui dukungan kebijakan populer, maupun berlomba-lomba tampil di tengah masyarakat melakukan aneka kegiatan yang menarik simpati publik.
"Langkah ini biasa dalam tubuh partai dilakukan karena goal-nya adalah mendapatkan dukungan sebanyak-banyaknya sehingga bisa menjadi partai pemenang dan nantinya menguasai parlemen," tutur Arman saat dihubungi SINDOnews, Rabu (10/2/2021).
Baca juga: MUI Ungkap Alasan Mensos Juliari Bisa Diancam Hukuman Mati
Menurut Arman, selain langkah yang populis banyak juga partai yang melakukan manuver politik dengan jalan mengganjal saingan yang dianggapnya berpotensi menjadi lawan terberatnya, bisa saja dengan mengangkat kasus atau "borok" suatu partai sehingga timbul sentimen negatif dari masyarakat terhadap partai tersebut.
Menurutnya, terkadang langkah-langkah yang di luar nalar bahkan yang terkesan dibuat-buat juga acap kali dilakukan demi menurunkan popularitas lawannya. Sehingga, di sini penting bagi suatu partai "dekat" dengan penguasa atau menguasai lembaga-lembaga yang berkaitan dengan hal tersebut semisal lembaga hukum, lembaga sosial masyarakat, dan lembaga sosial lainnya.
Baca juga: Elektabilitas Partainya Menurun, Politikus PDIP: Biasa Saja, Jangan Kaget
Menurut Direktur Riset Indonesian Presidential Studies (IPS) Arman Salam, Pemilu 2024 memang masih lama. Namun, banyak partai mulai melakukan manuver politik baik untuk meningkatkan dukungan melalui dukungan kebijakan populer, maupun berlomba-lomba tampil di tengah masyarakat melakukan aneka kegiatan yang menarik simpati publik.
"Langkah ini biasa dalam tubuh partai dilakukan karena goal-nya adalah mendapatkan dukungan sebanyak-banyaknya sehingga bisa menjadi partai pemenang dan nantinya menguasai parlemen," tutur Arman saat dihubungi SINDOnews, Rabu (10/2/2021).
Baca juga: MUI Ungkap Alasan Mensos Juliari Bisa Diancam Hukuman Mati
Menurut Arman, selain langkah yang populis banyak juga partai yang melakukan manuver politik dengan jalan mengganjal saingan yang dianggapnya berpotensi menjadi lawan terberatnya, bisa saja dengan mengangkat kasus atau "borok" suatu partai sehingga timbul sentimen negatif dari masyarakat terhadap partai tersebut.
Menurutnya, terkadang langkah-langkah yang di luar nalar bahkan yang terkesan dibuat-buat juga acap kali dilakukan demi menurunkan popularitas lawannya. Sehingga, di sini penting bagi suatu partai "dekat" dengan penguasa atau menguasai lembaga-lembaga yang berkaitan dengan hal tersebut semisal lembaga hukum, lembaga sosial masyarakat, dan lembaga sosial lainnya.
Baca juga: Elektabilitas Partainya Menurun, Politikus PDIP: Biasa Saja, Jangan Kaget
tulis komentar anda