Penduduk Indonesia Bertambah Jadi 270,2 Juta Jiwa, BKKBN: Pertambahan Paling Besar dari Jabar
Kamis, 04 Februari 2021 - 13:42 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ), Hasto Wardoyo mengungkapkan pada tanggal 21 Januari 2021 yang lalu Badan Pusat Statistik ( BPS ) telah merilis hasil SP 20. Dan berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa jumlah penduduk Indonesia per September tahun 2020 sebanyak 270,2 juta jiwa.
“Kontribusi pertambahan penduduk paling besar disumbangkan oleh Jawa Barat mencapai 5,2 juta, kemudian Jawa Tengah 4,13 juta, dan Jawa Timur 3,8 juta jiwa,” ujar Hasto dalam Webinar Implikasi Hasil Sensus Penduduk 2020 Terhadap Kebijakan Pembangunan Kependudukan, Kamis (4/2/2021).
Sementara itu, Hasto mengatakan jika laju pertumbuhan penduduk mengalami perlambatan dari tahun 2010. “Sedangkan untuk laju pertumbuhan penduduk mengalami perlambatan dari tahun 2010 1,49% menjadi 1,25%,” katanya.
Dia melanjutkan jika dibandingkan dengan hasil SP 2010, persebaran penduduk antar pulau relatif tidak banyak berubah. “Penduduk yang tinggal di Jawa sedikit mengalami penurunan dari 57,49 menjadi 56,10%. Di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi mengalami sedikit kenaikan,” ungkapnya.
Selain perubahan jumlah penduduk dan juga persebaran penduduk, kata Hasto, juga terjadi perubahan struktur kelompok penduduk. “Hasil sensus 2020 mencatat bahwa penduduk Indonesia didominasi oleh usia 15 sampai 64 tahun dengan jumlah mencapai 70,72% atau sekitar 191 juta jiwa. Jauh melampaui jumlah penduduk usia muda yang 0-14 tahun yang hanya sebanyak 23,3%. Dan juga penduduk usia di atas 65 tahun yang hanya sebesar 5,95% atau sekitar 16 juta jiwa,” paparnya.
“Jumlah penduduk usia sampai 14 tahun cenderung turun sebagai konsekuensi penurunan dari total fertility rate yang merupakan dampak dari keberhasilan pembangunan kuantitas penduduk melalui program Keluarga Berencana,” papar Hasto.
Dari struktur komposisi penduduk hasil SP 20 tersebut diketahui bahwa rasio ketergantungan mencapai angka 41, yang bermakna bahwa setiap 100 penduduk usia produktif, hanya akan menanggung 41 penduduk usia non produktif.
Hasto menambahkan rasio ketergantungan tahun 2020 sebesar 41, ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah atau selama ini. “Hal ini menandakan bahwa kita sedang memasuki periode terbaik di dalam bonus demografi,” tutupnya.
“Kontribusi pertambahan penduduk paling besar disumbangkan oleh Jawa Barat mencapai 5,2 juta, kemudian Jawa Tengah 4,13 juta, dan Jawa Timur 3,8 juta jiwa,” ujar Hasto dalam Webinar Implikasi Hasil Sensus Penduduk 2020 Terhadap Kebijakan Pembangunan Kependudukan, Kamis (4/2/2021).
Sementara itu, Hasto mengatakan jika laju pertumbuhan penduduk mengalami perlambatan dari tahun 2010. “Sedangkan untuk laju pertumbuhan penduduk mengalami perlambatan dari tahun 2010 1,49% menjadi 1,25%,” katanya.
Dia melanjutkan jika dibandingkan dengan hasil SP 2010, persebaran penduduk antar pulau relatif tidak banyak berubah. “Penduduk yang tinggal di Jawa sedikit mengalami penurunan dari 57,49 menjadi 56,10%. Di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi mengalami sedikit kenaikan,” ungkapnya.
Selain perubahan jumlah penduduk dan juga persebaran penduduk, kata Hasto, juga terjadi perubahan struktur kelompok penduduk. “Hasil sensus 2020 mencatat bahwa penduduk Indonesia didominasi oleh usia 15 sampai 64 tahun dengan jumlah mencapai 70,72% atau sekitar 191 juta jiwa. Jauh melampaui jumlah penduduk usia muda yang 0-14 tahun yang hanya sebanyak 23,3%. Dan juga penduduk usia di atas 65 tahun yang hanya sebesar 5,95% atau sekitar 16 juta jiwa,” paparnya.
“Jumlah penduduk usia sampai 14 tahun cenderung turun sebagai konsekuensi penurunan dari total fertility rate yang merupakan dampak dari keberhasilan pembangunan kuantitas penduduk melalui program Keluarga Berencana,” papar Hasto.
Dari struktur komposisi penduduk hasil SP 20 tersebut diketahui bahwa rasio ketergantungan mencapai angka 41, yang bermakna bahwa setiap 100 penduduk usia produktif, hanya akan menanggung 41 penduduk usia non produktif.
Hasto menambahkan rasio ketergantungan tahun 2020 sebesar 41, ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah atau selama ini. “Hal ini menandakan bahwa kita sedang memasuki periode terbaik di dalam bonus demografi,” tutupnya.
(kri)
tulis komentar anda