Kemenangan Biden: Optimis Iya, Euphoria Tidak!

Minggu, 24 Januari 2021 - 09:52 WIB
Kini Biden telah resmi jadi Presiden Amerika dan Kamala Harris sebagaj Wakil Presiden Amerika. Kamala sendiri kembali mencetak sejarah sebagai wanita non white, berketurunan Jamaica-India, yang menduduki jabatan Wakil Presiden pertama di Amerika.

Kemenangan Biden bagi masyarakat Amerika, atau tepatnya bagi mayoritas warga Amerika, termasuk Komunitas Muslim, memberikan optimisme tersendiri. Ada harapan bahwa Biden akan membawa perbaikan terhadap berbagai damages (kerusakan-kerusakan) yang telah dilakukan oleh Donald Trump selama menjabat sebagai Presiden. Termasuk imej Amerika di dunia internasional yang sangat rusak akibat karakter Donald Trump yang cukup memalukan.

Mungkin yang paling memalukan adalah kenyataan bahwa Donald Trump memang kekanak-kenakan dalam menyikapi proses demokrasi. Kekalahan yang cukup jelas dan signifikan, baik secara electoral (berdasarkan jumlah distrik) maupun secara popular votes (jumlah suara) tidak menjadikannya mau mengakui kekalahan itu. Bahkan pada akhirnya karena teori konspirasi Trump bahwa pilpres itu tidak jujur, maka pada tanggal 6 Januari terjadi pendudukan Capitol Hills pendukung Donald Trump. Sebuah peristiwa yang tidak saja merendahkan Amerika di mata dunia. Tapi sesungguhnya merupakan pelecehan yang nyata kepada demokrasi itu sendiri.

Kemenangan Biden memiliki harapan bahwa Amerika akan kembali rasional, baik dalam kebijakan domestik maupun kebijakan global (foreign policy). Berbagai kebijakan yang sejalan dengan karakter Donald Trump dinilai banyak yang tidak rasional dan ugal-ugalan.

Secara domestik (kebijakan dalam negeri) misalnya Donald Trump mengeluarkan Executive Order yang dikenal dengan Muslim Ban atau pelarangan orang-orang Islam dari beberapa negara mayoritas Muslim untuk masuk Amerika. Peraturan ini jelas oleh sebagian dianggap semena-semena karena tidak mempertimbangkan asas keadilan untuk semua (justice for all).



Baca juga: Arab Saudi Harapkan Hubungan Sangat Baik dengan Pemerintahan Biden


Biden pada hari pertama menjadi Presiden langsung menandatangani Executive Order yang salah satunya berisikan penghapusan aturan pelarangan orang-orang Islam masuk Amerika (Muslim Ban). Keputusan ini sangat melegakan warga Muslim karena tidak saja memang terasa bagi mereka yang dari negara-negara yang disebutkan dalam aturan. Tapi suasana yang diakibatkan oleh aturan itu sangat merugikan Komunitas Muslim. Karena terasa kebencian dan diskriminasi sistem itu nyata.

Kebijakan Donald Trump juga salah satunya membatalkan DACA (Deferred Action for Childhood Arrivals) atau status khusus bagi anak-anak di bawah umur yang masuk ke Amerika secara ilegal. Pada masa Obama anak-anak yang berstatus ilegal masuk Amerika di saat di bawah umur mendapat status kemudahan, termasuk Izin kerja (work permit). Oleh Trump status tersebut berusaha dibatalkan.

Mungkin hal yang paling terasa adalah penanganan Covid yang sejak awal terasa inkapabel dan tidak profesional. Bahkan ada kecenderungan setengah hati akibat teori konspirasi yang merasa bahwa Covid ini hanya asumsi dan bukan realita. Dan karenanya Trump entah memang tidak punya rencana atau memang tidak mau menangani masalah Covid ini secara serius.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More