Tarif Trump dan Ilusi Perlindungan

Sabtu, 26 April 2025 - 22:25 WIB
loading...
Tarif Trump dan Ilusi...
Adhitya Wardhono, PhD. Foto/Istimewa
A A A
Adhitya Wardhono, PhD
Dosen dan peneliti ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Jember. Koordinator Kelompok Riset Behavioral Economics on Monetary, Financial, and Development Policy” (Ke-Ris Benefitly)- Universitas Jember.

AMERIKA Serikat (AS) membuncahkan cerita mencekam global di awal April 2025 ini. Bagaimana tidak, lepas Donald Trump dilantik menjadi presiden AS kedua kalinya, ia kembali mengguncang tatanan perdagangan global dengan Trump 2.0-nya. Lagi-lagi dengan penerapan reciprocal tariffs atau tarif resiprokal. Setidaknya ini berlaku untuk lebih dari 180 negara. AS seperti memukul genderang perang, memulai babak baru dari perang dagang yang lebih masif, lebih sistematis, dan lebih destruktif dibandingkan episode 2018 lalu. Kebijakan ini menunjukkan bahwa kebijakan perdagangan internasional kini makin dijadikan alat politik dalam negeri daripada upaya rasional untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi global.

Merujuk dokumen resmi Gedung Putih , tarif ini dikenakan dengan dalih membalas praktik perdagangan yang “tidak adil”. Termasuk manipulasi nilai tukar dan hambatan non-tarif dari negara mitra dagang. Namun, jika dicermati, besaran tarif sangat berkorelasi dengan besarnya defisit perdagangan AS dengan negara-negara tersebut. Artinya, logika yang digunakan bukanlah untuk menyeimbangkan perlakuan perdagangan, tetapi membalas negara-negara dengan surplus ekspor terhadap AS. Dan dahsyatnya lagi tanpa memperhatikan struktur dan konfigurasi ekonomi di baliknya.

Padahal, dari kacamata teori ekonomi kontemporer, kebijakan ini justru bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar efisiensi dan kemakmuran kolektif. Dalam New Trade Theory yang dikembangkan Melitz (2003), dijelaskan bahwa keuntungan perdagangan berasal dari kemampuan perusahaan paling produktif untuk memasuki pasar global, sementara perusahaan kurang efisien tersingkir secara alami. Hambatan perdagangan, seperti tarif, akan mengganggu proses alami ini dan membuat biaya produksi meningkat bagi semua pihak, termasuk konsumen domestik.

Baca Juga: Imbas Tarif Trump, Pendekatan Diplomatik Indonesia Diapresiasi
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Ibas: Jangan Jadikan...
Ibas: Jangan Jadikan Pesaing, Wujudkan Trinitas Strategis untuk Dunia yang Berkelanjutan
Prabowo Sudah Kantongi...
Prabowo Sudah Kantongi 4-5 Nama Calon Dubes AS
Ogoh-ogoh Muka Donald...
Ogoh-ogoh Muka Donald Trump Jadi Simbol Kritik di May Day Depan DPR
Akhir Perang Rusia-Ukraina...
Akhir Perang Rusia-Ukraina dan Pengaruh Korea Utara-China
Imbas Tarif Trump, Pendekatan...
Imbas Tarif Trump, Pendekatan Diplomatik Indonesia Diapresiasi
Bahlil Ogah Tanggapi...
Bahlil Ogah Tanggapi Serius Tarif Trump: Kayak Dunia Sudah Mau Berakhir
Trump Ancam Jatuhkan...
Trump Ancam Jatuhkan Tarif 50% ke Produk Uni Eropa
Trump Melarang Universitas...
Trump Melarang Universitas Harvard Terima Mahasiswa Asing
AS akan Pindahkan 4.500...
AS akan Pindahkan 4.500 Tentara dari Korea Selatan, Sekutu Barat Bisa Guncang
Rekomendasi
Dapat Anggota Baru,...
Dapat Anggota Baru, BRICS New Development Bank Makin Kuat
Dimulainya Kolaborasi...
Dimulainya Kolaborasi Pengembangan Riset Ilmiah dan Pengujian Lingkungan
Heroik! Pasukan Selempang...
Heroik! Pasukan Selempang Merah di Jambi Bantu TNI Pukul Mundur Penjajah Belanda
Berita Terkini
Prabowo Gagas Sekolah...
Prabowo Gagas Sekolah Rakyat dan Unggulan Garuda, Pratikno: Pemerataan Sekaligus Peningkatan Kualitas
Korpri Usul Perpanjangan...
Korpri Usul Perpanjangan Pensiun ASN, Komisi II DPR: Berdampak ke Proses Regenerasi!
Polisi Tangkap Anak...
Polisi Tangkap Anak Member Aktif Grup FB Cinta Sedarah dan Penjual Konten Pornografi
Penembakan 3 Polisi...
Penembakan 3 Polisi hingga Tewas oleh TNI di Way Kanan Dinilai Pelanggaran HAM: Negara Wajib Usut Tuntas
Perpres 66/2025 Dinilai...
Perpres 66/2025 Dinilai Bagian dari Arsitektur Nasional Anti Korupsi
Pakar Kepemiluan Jerman...
Pakar Kepemiluan Jerman Sebut Alokasi Kursi Parlemen RI Langgar UU, Tawarkan Sistem Campuran
Infografis
Menkes: Orang Gaji Rp15...
Menkes: Orang Gaji Rp15 Juta Pasti Lebih Sehat dan Pintar
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved