Black Box Sriwijaya Air SJ-182 Ditemukan, Pencarian Diperluas
Rabu, 13 Januari 2021 - 05:39 WIB
JAKARTA - Upaya pencarian kotak hitam atau black box yang menjadi kunci mengungkap tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 akhirnya membuahkan hasil. Kendati demikian, Tim SAR masih akan terus melakukan operasi pencarian korban dan badan pesawat wilayah Perairan Kepulauan Seribu.
Kemarin, Presiden Joko Widodo memanggil Menteri Perhububungan Budi Karya Sumadi untuk meminta laporan progres penanganan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air yang tengah terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat pada Sabtu (9/1/2020) dan meminta pencarian bisa dilakukan secara cepat.
(Baca juga: Okky Bisma, Korban Pertama Sriwijaya Air yang Terima Santunan Rp50 Juta )
Tim SAR gabungan kemarin menemukan perangkat flight data recorder (FDR) yang merupakan salah satu bagian dari kotak hitam. Kepastian penemuan FDR disampaikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto setelah menerima laporan dari Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Yudo Margono sekitar pukul 16.40 WIB. Selain itu Tim SAR juga berhasil menemukan 2 underwater locator beacon (ULB).
Walaupun hingga kemarin cockpit voice recorder (CVR) belum ditemukan, Hadi Tjahjanto optimistis -dengan kerja profesional personil Tim SAR dan perlatan mumpuni dari KRI Rigel dan KRI Baruna- piranti tersebut segera ditemukan. Diketahui, kotak hitam terdiri atas dua bagian yakni FDR yang merekam data-data penerbangan dan CVR yang merekam pembicaraan di dek pilot.
“Operasi belum selesai, akan terus dilakukan evakuasi korban termasuk bodi pesawat akan kita upayakan terus diangkat, dalam rangka penyelidikan KNKT,” tegas Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers di JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/01/21).
(Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air Jatuh, Sensor Otomatis Boeing 737 Series Terkenal Bermasalah )
Kepala Basarnas sekaligus Koordinator SAR Gabungan Bagus Puruhito juga menegaskan operasi pencarian untuk engevakuasi korban dan badan pesawat akan terus dilanjutkan. Sejauh ini sudah ada 24 kantong jenazah yang dievakuasi. "Mohon bantuan dan dukunga TNI, Polri dan stakeholder terkait,” ucapnya.
Hingga kemarin, dalam pencarian yang dilakukan, Tim SAR telah mengumpulkan 114 kantong, terdiri atas body part 74 kantong, serpihan kecil pesawat 16 kantong, kemudian potongan besar ada 24. Pencarian tidak mudah dilakukan karena terkendala tingginya gelombang laut perairan Pulau Seribu.
Kemarin, Presiden Joko Widodo memanggil Menteri Perhububungan Budi Karya Sumadi untuk meminta laporan progres penanganan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air yang tengah terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat pada Sabtu (9/1/2020) dan meminta pencarian bisa dilakukan secara cepat.
(Baca juga: Okky Bisma, Korban Pertama Sriwijaya Air yang Terima Santunan Rp50 Juta )
Tim SAR gabungan kemarin menemukan perangkat flight data recorder (FDR) yang merupakan salah satu bagian dari kotak hitam. Kepastian penemuan FDR disampaikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto setelah menerima laporan dari Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Yudo Margono sekitar pukul 16.40 WIB. Selain itu Tim SAR juga berhasil menemukan 2 underwater locator beacon (ULB).
Walaupun hingga kemarin cockpit voice recorder (CVR) belum ditemukan, Hadi Tjahjanto optimistis -dengan kerja profesional personil Tim SAR dan perlatan mumpuni dari KRI Rigel dan KRI Baruna- piranti tersebut segera ditemukan. Diketahui, kotak hitam terdiri atas dua bagian yakni FDR yang merekam data-data penerbangan dan CVR yang merekam pembicaraan di dek pilot.
“Operasi belum selesai, akan terus dilakukan evakuasi korban termasuk bodi pesawat akan kita upayakan terus diangkat, dalam rangka penyelidikan KNKT,” tegas Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers di JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/01/21).
(Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air Jatuh, Sensor Otomatis Boeing 737 Series Terkenal Bermasalah )
Kepala Basarnas sekaligus Koordinator SAR Gabungan Bagus Puruhito juga menegaskan operasi pencarian untuk engevakuasi korban dan badan pesawat akan terus dilanjutkan. Sejauh ini sudah ada 24 kantong jenazah yang dievakuasi. "Mohon bantuan dan dukunga TNI, Polri dan stakeholder terkait,” ucapnya.
Hingga kemarin, dalam pencarian yang dilakukan, Tim SAR telah mengumpulkan 114 kantong, terdiri atas body part 74 kantong, serpihan kecil pesawat 16 kantong, kemudian potongan besar ada 24. Pencarian tidak mudah dilakukan karena terkendala tingginya gelombang laut perairan Pulau Seribu.
tulis komentar anda