Pandemi Corona Bikin Kampus Dipaksa Lebih Melek Digital
Minggu, 12 April 2020 - 22:14 WIB
JAKARTA - Imbauan untuk belajar dan bekerja dari rumah memaksa orang-orang untuk menggunakan gawai dan internet selama pandemi virus Corona. Kampus pun diminta untuk mengembangkan sistem pembelajaran berbasis dalam jaringan (daring) atau online.
Direktur Jenderal Perguruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam menjelaskan institusinya akan memfasilitasi platform pembelajaran daring yang sudah dikembangkan berbagai kampus. Salah satu yang sudah menerapkan adalah Institut Pertanian Bogor (IPB).
Menurut dia, Kemendikbud sudah berkoordinasi dengan provider internet untuk memberikan akses gratis terhadap sejumlah aplikasi yang mendukung kegiatan belajar mahasiswa.
Alamat internet dari perguruan tinggi, kata dia, didaftarkan ke provider agar akses digital yang dibutuhkan menjadi gratis. “Platform Kemendikbud juga bebas pulsa. Beberapa aplikasi umum tidak bisa memberikan akses secara gratis, tapi ada diskon untuk akses internetnya,” ujar Nizam dalam keterangan tertulis yang diterima SINDONews, Sabtu 11 April 2020.
Rektor IPB Arief Satria mengatakan, imbas pandemi Covid-19 membuat seluruh perguruan tinggi mau tidak mau harus melakukan pembelajaran daring. IPB sendiri sudah lama menerapkan pembelajaran daring. Ini sesuai dengan perkembangan revolusi digital 4.0.
Program pendidikan jarak IPB bernama LMS IPB, yakni proses belajar mengajar dan pusat repository materi-materi kuliah IPB secara online.
“Jadi ada hikmahnya, memang perjalanan awalnya tidak mulus. Setelah muncul kondisi ini, seluruh masyarakat terutama di bidang pendidikan dipaksa untuk melek digital," tuturnya.
Dengan LMS IPB, mahasiswa dapat mengikuti tujuh kali proses belajar melalui sistem daring. Bahkan ujiannya pun dilakukan secara daring. Ini membuat mahasiswa menjadi fleksibel dalam belajar di tengah pandemi Covid-19.
Namun, Arief khawatir untuk mahasiswa yang pulang kampung dan areanya berada di pelosok. Biasanya, mereka kesulitan akses internet.
"Memang untuk pulsa dan kuota difasilitasi, tapi ketika mereka yang di rumahnya susah sinyal tentu agak sulit mengikuti pembelajaran secara daring. Tapi masalah ini masih bisa ditangani,” tuturnya.
Direktur Jenderal Perguruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam menjelaskan institusinya akan memfasilitasi platform pembelajaran daring yang sudah dikembangkan berbagai kampus. Salah satu yang sudah menerapkan adalah Institut Pertanian Bogor (IPB).
Menurut dia, Kemendikbud sudah berkoordinasi dengan provider internet untuk memberikan akses gratis terhadap sejumlah aplikasi yang mendukung kegiatan belajar mahasiswa.
Alamat internet dari perguruan tinggi, kata dia, didaftarkan ke provider agar akses digital yang dibutuhkan menjadi gratis. “Platform Kemendikbud juga bebas pulsa. Beberapa aplikasi umum tidak bisa memberikan akses secara gratis, tapi ada diskon untuk akses internetnya,” ujar Nizam dalam keterangan tertulis yang diterima SINDONews, Sabtu 11 April 2020.
Rektor IPB Arief Satria mengatakan, imbas pandemi Covid-19 membuat seluruh perguruan tinggi mau tidak mau harus melakukan pembelajaran daring. IPB sendiri sudah lama menerapkan pembelajaran daring. Ini sesuai dengan perkembangan revolusi digital 4.0.
Program pendidikan jarak IPB bernama LMS IPB, yakni proses belajar mengajar dan pusat repository materi-materi kuliah IPB secara online.
“Jadi ada hikmahnya, memang perjalanan awalnya tidak mulus. Setelah muncul kondisi ini, seluruh masyarakat terutama di bidang pendidikan dipaksa untuk melek digital," tuturnya.
Dengan LMS IPB, mahasiswa dapat mengikuti tujuh kali proses belajar melalui sistem daring. Bahkan ujiannya pun dilakukan secara daring. Ini membuat mahasiswa menjadi fleksibel dalam belajar di tengah pandemi Covid-19.
Namun, Arief khawatir untuk mahasiswa yang pulang kampung dan areanya berada di pelosok. Biasanya, mereka kesulitan akses internet.
"Memang untuk pulsa dan kuota difasilitasi, tapi ketika mereka yang di rumahnya susah sinyal tentu agak sulit mengikuti pembelajaran secara daring. Tapi masalah ini masih bisa ditangani,” tuturnya.
(dam)
tulis komentar anda