Cerita Yusril Soal Sosok Muladi, Ahli Hukum yang Berwibawa
Jum'at, 01 Januari 2021 - 21:01 WIB
JAKARTA - Mantan Menteri Kehakiman Muladi meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto Jakarta pada penghujung tahun 2020, tepatnya Kamis pagi (31/11/2020).
(Baca juga: Pimpinan DPR: Prof Muladi Banyak Jasa untuk Bangsa dan Negara)
Pakar hukum yang juga mantan Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra memiliki kesan tersendiri terhadap sosok Muladi. Kesan tersebut diceritakan Yusril melalui Instagram @yusrilihzamhd.
(Baca juga: Muladi Wafat, UNDIP Dibalut Duka Kehilangan Sosok Guru Besar Pakar Hukum)
"Kabar duka datang ke saya pagi ini, Prof Dr Muladi SH wafat. Beberapa menit saya tertegun mendengarnya. Saya merasa dekat dengan beliau semasa hidupnya. Beliau seorang ilmuwan hukum yang berwibawa dan meninggalkan warisan teori2 hukum pidana yang sangat berharga di masa depan," cuit Yusril, dikutip Jumat (1/1/2021).
(Baca juga: Mantan Menteri Kehakiman Muladi Tutup Usia, Undip Berduka)
Diceritakan Yusril, karena kewibawaannya itulah, Jenderal Feisal Tandjung (mantan Panglima ABRI) dan dirinya mengusulkan kepada Presiden Soeharto agar mengangkat Muladi menjadi Menteri Kehakiman. "Jabatan itu dipangkunya sampai masa Presiden Habibie. Beliau kemudian merangkap sebagai Mensesneg menggantikan Akbar Tandjung," tulis Yusril.
Dirinya tidak menyangka ketika pada akhir tahun 1999, Yusril yang kemudian menjadi Menteri Kehakiman menggantikan Muladi. "Hubungan kami berdua berjalan baik sampai 2 tahun yang lalu untuk terakhir kali saya bertemu beliau dalam kondisi kesehatan yang makin menurun," katanya.
Di era terakhir zaman Presiden Soeharto dan Habibie, kata Yusril, Muladi aktif di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Latar belakang Muladi semasa kuliah adalah GMNI. "Saya melihat kecenderungan almarhum kepada Islam begitu mendalam. Tdk berlebihan kiranya kalau saya katakan beliau adalah Nasionalis Muslim yg sejati," kata Yusril.
Ketegasan pendirian serta sikap bijak dan hati-hati Muladi itu, tutur Yusril, menjadi teladan baginya. "Beliau pekerja keras dan menyelesaikan tugas2 tepat waktu. Beliau memberikan nasehat kepasa saya waktu serahterima jabatan Menteri Kehakiman akhir 1999 agar saya tetap bijak dan obyektif," cuit Yusril.
"Kini Prof Muladi telah tiada. Kita kehilangan tokoh besar bangsa dan negara serta ilmuwan hukum yang sangat berwibawa. Usia manusia ada batasnya. Segala yang bernyawa akan mati. Kita semua akan kembali kepadaNya...," pungkas cuitan Yusril.
(Baca juga: Pimpinan DPR: Prof Muladi Banyak Jasa untuk Bangsa dan Negara)
Pakar hukum yang juga mantan Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra memiliki kesan tersendiri terhadap sosok Muladi. Kesan tersebut diceritakan Yusril melalui Instagram @yusrilihzamhd.
(Baca juga: Muladi Wafat, UNDIP Dibalut Duka Kehilangan Sosok Guru Besar Pakar Hukum)
"Kabar duka datang ke saya pagi ini, Prof Dr Muladi SH wafat. Beberapa menit saya tertegun mendengarnya. Saya merasa dekat dengan beliau semasa hidupnya. Beliau seorang ilmuwan hukum yang berwibawa dan meninggalkan warisan teori2 hukum pidana yang sangat berharga di masa depan," cuit Yusril, dikutip Jumat (1/1/2021).
(Baca juga: Mantan Menteri Kehakiman Muladi Tutup Usia, Undip Berduka)
Diceritakan Yusril, karena kewibawaannya itulah, Jenderal Feisal Tandjung (mantan Panglima ABRI) dan dirinya mengusulkan kepada Presiden Soeharto agar mengangkat Muladi menjadi Menteri Kehakiman. "Jabatan itu dipangkunya sampai masa Presiden Habibie. Beliau kemudian merangkap sebagai Mensesneg menggantikan Akbar Tandjung," tulis Yusril.
Dirinya tidak menyangka ketika pada akhir tahun 1999, Yusril yang kemudian menjadi Menteri Kehakiman menggantikan Muladi. "Hubungan kami berdua berjalan baik sampai 2 tahun yang lalu untuk terakhir kali saya bertemu beliau dalam kondisi kesehatan yang makin menurun," katanya.
Di era terakhir zaman Presiden Soeharto dan Habibie, kata Yusril, Muladi aktif di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Latar belakang Muladi semasa kuliah adalah GMNI. "Saya melihat kecenderungan almarhum kepada Islam begitu mendalam. Tdk berlebihan kiranya kalau saya katakan beliau adalah Nasionalis Muslim yg sejati," kata Yusril.
Ketegasan pendirian serta sikap bijak dan hati-hati Muladi itu, tutur Yusril, menjadi teladan baginya. "Beliau pekerja keras dan menyelesaikan tugas2 tepat waktu. Beliau memberikan nasehat kepasa saya waktu serahterima jabatan Menteri Kehakiman akhir 1999 agar saya tetap bijak dan obyektif," cuit Yusril.
"Kini Prof Muladi telah tiada. Kita kehilangan tokoh besar bangsa dan negara serta ilmuwan hukum yang sangat berwibawa. Usia manusia ada batasnya. Segala yang bernyawa akan mati. Kita semua akan kembali kepadaNya...," pungkas cuitan Yusril.
(maf)
tulis komentar anda