Bencana Dahsyat Itu Sudah 16 Tahun Berlalu, Berikut 10 Fakta Tsunami Aceh

Sabtu, 26 Desember 2020 - 16:53 WIB
Bangunan ini berkonsep rumoh Aceh dan on escape hill, referensi utamanya adalah nilai-nilai Islam, budaya lokal, dan abstraksi tsunami. Sangat artristik dengan empat lantai seluas 2.500 m².

Memperingati para korban, sejumlah nama dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini.

Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini pada masa depan, termasuk 'bukit pengungsian' bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.

8. Donasi Belasan Miliar Dollar

Kejadian tsunami Samudra Hindia memunculkan simpatik banyak negara. Beberapa negara di belahan dunia berdonasi ke sejumlah negara yang terdampak. Total Belasan hingga Puluhan Miliar disumbangkan baik secara individu maupun lembaga.

Australia menjanjikan US$ 819,9 juta (termasuk paket bantuan US$760,6 juta untuk Indonesia), Jerman memberikan US$ 660 juta, Jepang US$ 500 juta, Kanada US$ 343 juta, Norwegia dan Belanda masing-masing US$ 183 juta, Amerika Serikat awalnya menjanjikan US$ 35 juta (kemudian dinaikkan menjadi US$350 juta), dan Bank Dunia memberikan US$ 250 juta.

Selain itu ada Italia menjanjikan US$95 juta, kemudian dinaikkan menjadi US$ 113 juta, $ 42 juta di antaranya disumbangkan oleh penduduk Italia menggunakan sistem SMS.

Di Sri Lanka mendapat banyak bantuan dari individu asing. Diantaranya warga Britania Raya yang menyumbangkan £330.000.000 sterling (hampir US$ 600.000.000). Jumlah ini melebihi sumbangan pemerintah dan diperkirakan bernilai £5,50 (US$10) per warga negara Britania Raya.

9. Hampir Megatsunami

Dengan korban lebih dari 230 ribu orang di 15 negara dunia. Tsunami di Samudra Hindia hampir disebut megatsunami. Di Indonesia sendiri, megatsunami terjadi saat gunung krakatau meletus 27 Agustus 1883 lalu. Gelombang tinggi 36 meter menewaskan sekitar 36 ribu di pesisir Jawa dan Sumatera.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More