Vaksin Sinovac di Turki 91,25% Efektif Lawan COVID-19, Bagaimana dengan Indonesia?
Jum'at, 25 Desember 2020 - 13:24 WIB
JAKARTA - Pemerintah Turki melalui Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca telah melaporkan bahwa hasil uji klinis fase 3 vaksin Sinovac dari China efektif 91,25% melawan COVID-19.
Hasil ini lebih baik dari laporan uji klinik vaksin Sinovac di Brazil. Bahkan, diberitakan jika selama uji klinik tidak ada efek samping dari vaksin Sinovac yang disuntikkan kepada para relawan di Turki.
Lalu, bagaimana dengan hasil laporan uji klinik vaksin Sinovac di Indonesia? Apakah hasil uji klinik di Turki ini akan memperkuat dan mempercepat keluarnya Emergency Use Authorization (UAE) vaksin Sinovac di Indonesia? ( )
Juru Bicara Vaksin COVID-19 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hasil uji klinik dan UAE adalah kewenangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengeluarkannya. "Ini kewenangan BPOM ya," katanya saat dikonfirmasi SINDOnews melalui pesan singkat, Jumat (25/12/2020).
Sebelumnya Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari BPOM, Lucia Rizka Andalusia menegaskan pihaknya tidak bisa memastikan kapan vaksin Covid-19 dari Sinovac akan keluar. Namun, Lucia pun optimis EUA akan terealisasi untuk bisa dikeluarkan dalam beberapa pekan ke depan.
"Jadi, Saya tidak bisa mengatakan fix date-nya. Tetapi saya mengatakan bahwa saat ini, 3 bulan pemantauan sudah memasuki periode yang hampir selesai dan akan dianalisis. Kita harapkan dalam beberapa minggu ke depan, bisa akan terealisasi," kata Lucia pada dialog Literasi Vaksin COVID-19 secara virtual, beberapa waktu lalu. (
)
Namun demikian, Lucia menegaskan jika EUA akan dikeluarkan jika data dari hasil uji klinik vaksin Sinovac dari peneliti di Biofarma. Kemudian, diserahkan kepada BPOM untuk dilakukan evaluasinya.
"Emergency Use Authorization itu dikeluarkan manakala data hasil uji klinik telah siap, telah tersedia oleh peneliti dan Biofarma sebagai produsennya dan diserahkan kepada Badan POM. Dan Badan POM akan mengevaluasinya," katanya.
Saat ini, kata Lucia, para peneliti sedang melakukan analisis dan finalisasi tahap akhir. "Nah, saat ini peneliti sedang melakukan analisis dan finalisasi tahap akhir dari proses untuk pemberian emergency tersebut ya."
Meskipun begitu, Lucia tidak bisa menentukan kapan UEA akan dikeluarkan. "Jadi, kami tidak bisa menentukan kapannya. Karena sampai saat ini kami belum menerima data tersebut. Itu tergantung dari penyelesaian uji klinik yang dilakukan oleh peneliti di Bandung. Dan juga peneliti di Brazil, yang juga melakukan uji klinik vaksin Sinovac dengan protokol yang sama sehingga disebut multicenter study. Jadi menggabungkan hasil studinya," katanya.
Hasil ini lebih baik dari laporan uji klinik vaksin Sinovac di Brazil. Bahkan, diberitakan jika selama uji klinik tidak ada efek samping dari vaksin Sinovac yang disuntikkan kepada para relawan di Turki.
Lalu, bagaimana dengan hasil laporan uji klinik vaksin Sinovac di Indonesia? Apakah hasil uji klinik di Turki ini akan memperkuat dan mempercepat keluarnya Emergency Use Authorization (UAE) vaksin Sinovac di Indonesia? ( )
Juru Bicara Vaksin COVID-19 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hasil uji klinik dan UAE adalah kewenangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengeluarkannya. "Ini kewenangan BPOM ya," katanya saat dikonfirmasi SINDOnews melalui pesan singkat, Jumat (25/12/2020).
Sebelumnya Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari BPOM, Lucia Rizka Andalusia menegaskan pihaknya tidak bisa memastikan kapan vaksin Covid-19 dari Sinovac akan keluar. Namun, Lucia pun optimis EUA akan terealisasi untuk bisa dikeluarkan dalam beberapa pekan ke depan.
"Jadi, Saya tidak bisa mengatakan fix date-nya. Tetapi saya mengatakan bahwa saat ini, 3 bulan pemantauan sudah memasuki periode yang hampir selesai dan akan dianalisis. Kita harapkan dalam beberapa minggu ke depan, bisa akan terealisasi," kata Lucia pada dialog Literasi Vaksin COVID-19 secara virtual, beberapa waktu lalu. (
Baca Juga
Namun demikian, Lucia menegaskan jika EUA akan dikeluarkan jika data dari hasil uji klinik vaksin Sinovac dari peneliti di Biofarma. Kemudian, diserahkan kepada BPOM untuk dilakukan evaluasinya.
"Emergency Use Authorization itu dikeluarkan manakala data hasil uji klinik telah siap, telah tersedia oleh peneliti dan Biofarma sebagai produsennya dan diserahkan kepada Badan POM. Dan Badan POM akan mengevaluasinya," katanya.
Saat ini, kata Lucia, para peneliti sedang melakukan analisis dan finalisasi tahap akhir. "Nah, saat ini peneliti sedang melakukan analisis dan finalisasi tahap akhir dari proses untuk pemberian emergency tersebut ya."
Meskipun begitu, Lucia tidak bisa menentukan kapan UEA akan dikeluarkan. "Jadi, kami tidak bisa menentukan kapannya. Karena sampai saat ini kami belum menerima data tersebut. Itu tergantung dari penyelesaian uji klinik yang dilakukan oleh peneliti di Bandung. Dan juga peneliti di Brazil, yang juga melakukan uji klinik vaksin Sinovac dengan protokol yang sama sehingga disebut multicenter study. Jadi menggabungkan hasil studinya," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda