Selama PSBB, Warga Diimbau Gotong Royong dan Manfaatkan Layanan Telemedis
Kamis, 16 April 2020 - 19:56 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengingatkan, agar masyarakat yang mengisolasi diri di rumah untuk tidak segan-segan menggunakan layanan telemedis online, baik itu konsultasi kesehatan, ataupun untuk menerima saran dan pesan dari tenaga kesehatan tentang apa yang harus dilkaukan selama berada di rumah.
"Silakan dimanfaatkan, jangan khawatir kami dari IDI dan yang lain siap melayani kawan-kawan sekalian yang memerlukan konsultasi," kata Daeng dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Kamis (16/4/2020).
"Memerlukan petunjuk-petunjuk bagaimana cara yang baik menjaga kesehatan, bagaimana cara mencari pertolongan untuk periksa lanjutan, melihat perkembangan perjalanan penyakit apakah perlu perawatan di rumah sakit atau tidak," tambahnya.
Hal ini sejalan dengan program 10 Rumah Aman, sikap kegotongroyongan dan kemandirian dari warga Jakarta semakin kuat mengakar. Meredam pandemi Covid-19, warga terus memastikan kesehatan dan keamanan lingkungan sekitarnya.
Tekanan impactnya secara ekonomi juga diurai bersama-sama. Sikap ini jadi sinyal positif implementasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, 10-23 April 2020.
"Sikap kegotongroyongan dan kebersamaan warga sangat kuat. Kami semakin mandiri menghadapi isu pandemi Covid-19 dan penangannya melalui PSBB. Lingkungannya tetap dijaga dengan baik. Problem ekonomi warga yang muncul terus dicarikan solusi konkretnya secara bersama-sama," ungkap Ketua RT.008/RW.04 Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, Zainal Abidin, Rabu 15 April 2020.
Pandemi Covid-19 telah ‘melumpuhkan’ perekonomian warga, khususnya RT.008/RW.04 Balekambang. Setiap minggu, jumlah warga yang memerlukan bantuan logistik sembako terus naik. Saat ini jumlahnya berada di angka 33 kepala keluarga. Padahal, wilayah tersebut didiami sekitar 60 kepala keluarga. Tiga pekan sebelumnya jumlah kepala keluarga yang membutuhkan uluran tangan hanya 9.
"Untuk membantu perekonomian warga, penggalangan bantuan secara gotong royong terus dilakukan. Sumbangan warga tetap mengalir. Tapi, masalahnya bantuan sembako dan uang ini sebenarnya hanya cukup untuk separo dari kebutuhan total. Kami harus memutar otak dan berusaha keras sembari terus mengingatkan agar penerima bantuan terus berhemat," terang Zainal.
"Silakan dimanfaatkan, jangan khawatir kami dari IDI dan yang lain siap melayani kawan-kawan sekalian yang memerlukan konsultasi," kata Daeng dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Kamis (16/4/2020).
"Memerlukan petunjuk-petunjuk bagaimana cara yang baik menjaga kesehatan, bagaimana cara mencari pertolongan untuk periksa lanjutan, melihat perkembangan perjalanan penyakit apakah perlu perawatan di rumah sakit atau tidak," tambahnya.
Hal ini sejalan dengan program 10 Rumah Aman, sikap kegotongroyongan dan kemandirian dari warga Jakarta semakin kuat mengakar. Meredam pandemi Covid-19, warga terus memastikan kesehatan dan keamanan lingkungan sekitarnya.
Tekanan impactnya secara ekonomi juga diurai bersama-sama. Sikap ini jadi sinyal positif implementasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, 10-23 April 2020.
"Sikap kegotongroyongan dan kebersamaan warga sangat kuat. Kami semakin mandiri menghadapi isu pandemi Covid-19 dan penangannya melalui PSBB. Lingkungannya tetap dijaga dengan baik. Problem ekonomi warga yang muncul terus dicarikan solusi konkretnya secara bersama-sama," ungkap Ketua RT.008/RW.04 Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, Zainal Abidin, Rabu 15 April 2020.
Pandemi Covid-19 telah ‘melumpuhkan’ perekonomian warga, khususnya RT.008/RW.04 Balekambang. Setiap minggu, jumlah warga yang memerlukan bantuan logistik sembako terus naik. Saat ini jumlahnya berada di angka 33 kepala keluarga. Padahal, wilayah tersebut didiami sekitar 60 kepala keluarga. Tiga pekan sebelumnya jumlah kepala keluarga yang membutuhkan uluran tangan hanya 9.
"Untuk membantu perekonomian warga, penggalangan bantuan secara gotong royong terus dilakukan. Sumbangan warga tetap mengalir. Tapi, masalahnya bantuan sembako dan uang ini sebenarnya hanya cukup untuk separo dari kebutuhan total. Kami harus memutar otak dan berusaha keras sembari terus mengingatkan agar penerima bantuan terus berhemat," terang Zainal.
Lihat Juga :
tulis komentar anda