Euforia Vaksin, Jangan Lupakan Prokes
Senin, 14 Desember 2020 - 05:45 WIB
DALAM sepekan terakhir informasi tentang kedatangan vaksin virus korona ke Tanah Air membangkitkan euforia tersendiri di masyarakat. Meski belum pasti kapan vaksin Covid-19 itu bisa disuntikkan, kabar tersebut menjadi harapan baru akan segera hilangnya virus asal Wuhan, China itu.
Harapan tersebut semakin tinggi karena beberapa rumah sakit di sejumlah kota sudah ada yang menawarkan pemesanan vaksinasi secara mandiri alias membayar sendiri. Layanan mandiri ini disediakan karena pemerintah sebelumnya menyatakan bahwa vaksin Covid hanya akan diberikan secara gratis untuk kelompok tertentu seperti tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, penerima bantuan iuran BPJS Kesehatan, dan aparat hukum. Di luar kelompok itu masyarakat dipastikan harus membayar sendiri.
Adapun tarif vaksin yang dimaksud sampai saat ini belum diketahui. Hal itu setidaknya disampaikan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional kemarin seraya menegaskan bahwa harga vaksin yang beredar di pasaran belum dipastikan menjadi rujukan pemerintah.
Kendati soal harga belum pasti, Kementerian Kesehatan sudah menetapkan ada enam jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan dalam proses vaksinasi di Indonesia nantinya. Keenam vaksin tersebut diproduksi oleh Bio Farma, Astra Zeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc and BioNtech, dan Sinovac Biotech.
Dari sejumlah nama vaksin di atas, baru Pfizer dan Moderna yang mengeluarkan data efikasi atau kemanjuran atas vaksinnya. Vaksin buatan Pfizer dinyatakan 90% efektif, sementara vaksin produksi Moderna diklaim memiliki tingkat efektivitas 94,5%.
Adapun untuk vaksin Sinovac yang pada akhir Minggu (6/12) lalu tiba di Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis belum ada catatan uji keamanan dan efektivitasnya. Uji klinis vaksin asal China yang distribusinya bekerja sama dengan Bio Farma itu diperkirakan baru akan selesai Mei 2021 dengan laporan data awal paling cepat di awal 2021.
Melihat fakta keberadaan vaksin di Indonesia, ada baiknya masyarakat tidak terlalu termakan euforia. Mesti diingat bahwa vaksin terbaik sementara ini adalah penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Mulai dari menggunakan masker, menjaga jarak hingga sering mencuci tangan menggunakan sabun. Yang juga penting adalah hindari kerumunan dan tetap membiasakan hidup sehat.
Imbauan ini penting mengingat saat ini kasus positif Covid-19 secara nasional belum terkendali. Hingga Minggu (13/12), data Satuan Tugas Covid-19 menyebutkan terjadi penambahan kasus positif harian sebanyak 6.189 kasus sehingga akumulasi total mencapai 617.820 kasus positif. Selain itu Satgas Covid juga mencatat jumlah kematian hingga kemarin total mencapai 18.819 orang setelah bertambah 166 orang di hari yang sama. Adapun jumlah pasien sembuh bertambah 4.460 orang menjadi total sebanyak 505.836 orang.
Harapan tersebut semakin tinggi karena beberapa rumah sakit di sejumlah kota sudah ada yang menawarkan pemesanan vaksinasi secara mandiri alias membayar sendiri. Layanan mandiri ini disediakan karena pemerintah sebelumnya menyatakan bahwa vaksin Covid hanya akan diberikan secara gratis untuk kelompok tertentu seperti tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, penerima bantuan iuran BPJS Kesehatan, dan aparat hukum. Di luar kelompok itu masyarakat dipastikan harus membayar sendiri.
Adapun tarif vaksin yang dimaksud sampai saat ini belum diketahui. Hal itu setidaknya disampaikan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional kemarin seraya menegaskan bahwa harga vaksin yang beredar di pasaran belum dipastikan menjadi rujukan pemerintah.
Kendati soal harga belum pasti, Kementerian Kesehatan sudah menetapkan ada enam jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan dalam proses vaksinasi di Indonesia nantinya. Keenam vaksin tersebut diproduksi oleh Bio Farma, Astra Zeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc and BioNtech, dan Sinovac Biotech.
Dari sejumlah nama vaksin di atas, baru Pfizer dan Moderna yang mengeluarkan data efikasi atau kemanjuran atas vaksinnya. Vaksin buatan Pfizer dinyatakan 90% efektif, sementara vaksin produksi Moderna diklaim memiliki tingkat efektivitas 94,5%.
Adapun untuk vaksin Sinovac yang pada akhir Minggu (6/12) lalu tiba di Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis belum ada catatan uji keamanan dan efektivitasnya. Uji klinis vaksin asal China yang distribusinya bekerja sama dengan Bio Farma itu diperkirakan baru akan selesai Mei 2021 dengan laporan data awal paling cepat di awal 2021.
Melihat fakta keberadaan vaksin di Indonesia, ada baiknya masyarakat tidak terlalu termakan euforia. Mesti diingat bahwa vaksin terbaik sementara ini adalah penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Mulai dari menggunakan masker, menjaga jarak hingga sering mencuci tangan menggunakan sabun. Yang juga penting adalah hindari kerumunan dan tetap membiasakan hidup sehat.
Imbauan ini penting mengingat saat ini kasus positif Covid-19 secara nasional belum terkendali. Hingga Minggu (13/12), data Satuan Tugas Covid-19 menyebutkan terjadi penambahan kasus positif harian sebanyak 6.189 kasus sehingga akumulasi total mencapai 617.820 kasus positif. Selain itu Satgas Covid juga mencatat jumlah kematian hingga kemarin total mencapai 18.819 orang setelah bertambah 166 orang di hari yang sama. Adapun jumlah pasien sembuh bertambah 4.460 orang menjadi total sebanyak 505.836 orang.
(bmm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda